Kolaborasi makin hari makin akrab dengan kehidupan kita sehari-hari. Berbagai media sebagai sarana berkomunitas pada era digital ini membuka dirinya lebar-lebar untuk menampung puluhan ribu, bahkan jutaan orang, supaya bisa hidup di dalamnya dengan nyaman. Mulai dari berbagai jenis media sosial dengan berbagai jenis spesifikasinya, situs-situs dengan berbagai kategorinya, sampai aplikasi-aplikasi dengan berbagai kemudahannya. Menarik sekali bukan hidup di dunia digital? Tidak hanya diberi kenyamanan untuk hidup di dalamnya, tetapi kita diberi kemudahan dalam berelasi, menemukan berbagai jenis orang beserta label-label yang menyertainya, dan bisa berkolaborasi dengan mereka.
Teknologi pun Memaksa Kita untuk Berkolaborasi
Pada dasarnya, kolaborasi yang dilakukan di dunia nyata dan dunia maya itu sama. Menurut KBBI, "kolaborasi" artinya (perbuatan) kerja sama untuk membuat sesuatu. Hanya, bedanya, kolaborasi zaman now menjadi suatu keharusan dan bisa terjalin lebih cepat dan beragam. Mengapa suatu keharusan? Inilah yang menarik bagi saya. Kadang, orang tidak peka akan pentingnya kolaborasi, tetapi kelebihan teknologi sekarang justru menawarkan, bahkan memaksa, orang-orang untuk berkolaborasi. Misal, ada orang yang hanya ingin berbisnis memakai Facebook, mungkin karena merasa lebih nyaman, tetapi teknologi menawarkan kepadanya berbagai pilihan untuk bisa berintegrasi dengan platform lainnya. Mau tidak mau, suka tidak suka, bisa atau tidak bisa, ya pasti akan ada satu atau dua platform baru yang kita masuki ... soalnya, kalau tidak masuk, ya bisnis tidak akan berkembang lebih luas. Menariknya lagi, teknologi menawarkan kepada kita banyak kesempatan untuk berelasi dengan orang lain. Tidak perlu jalan putar-putar kampung atau kota, kita sudah disajikan daftar nama orang yang memungkinkan untuk kita jangkau.
Ternyata, tidak hanya berhenti di praktik ini saja. Setelah terintegrasi dengan platform lain, muncullah tawaran-tawaran jenis lain yang mengajak kita untuk berkolaborasi dengan berbagai macam label kemasan dan keuntungan yang disajikan, entah berupa promosi, barter, atau yang lainnya. Sekarang ini, kalau kita tidak siap berkolaborasi, ya kita akan bekerja sendiri, memikirkan apa-apa sendiri, dan pastilah hasilnya akan minim sekali, mungkin malah bisa nihil.
Kesempatan Berharga dalam Kolaborasi
Belum lama ini, saya mencoba merespons salah satu komentar dari anggota komunitas penulis (online) yang saya ikuti. Respons yang sederhana dan ringan, hanya untuk mengetahui maksud komentarnya, ternyata justru berbuntut panjang sampai sekarang. Beberapa orang yang lainnya ikutan nimbrung hingga kini kita akan melahirkan satu kegiatan menulis yang sudah dinanti-nanti anggota komunitas penulis lainnya. Berangkat dari sini, saya merasakan indahnya berkolaborasi. Memang niatnya hanya merespons komentar, tetapi ada kebutuhan untuk mengetahui dan mendengarkan kebutuhan orang lain. Inilah prinsip mendasar yang saya temukan dalam berkolaborasi. Kita memang punya kebutuhan, tetapi kita perlu membuka diri untuk mengetahui kebutuhan orang lain. Dari kebutuhan-kebutuhan yang muncul inilah, kita bisa mengolahnya bersama untuk dijadikan satu kesepakatan yang berarti, yang berguna, yang dibutuhkan oleh setiap kita.
Berkolaborasi itu baik, sehat, dan banyak manfaatnya, tetapi ada nilai moral yang sangat tinggi yang saya temukan. Berkolaborasi tidak hanya berfokus pada apa yang kita kerjakan bersama atau apa hasilnya, tetapi bagaimana kita bisa menjalankan peran kita sebagai manusia untuk hidup saling memahami dan menolong. Berkolaborasi itu tidak hanya sebatas bekerja sama dan menghasilkan sesuatu, tetapi bekerja sama untuk menolong orang-orang memiliki kehidupan yang lebih baik melalui apa yang kita kerjakan. Jika setiap orang, dengan segala jenis profesinya, termasuk pemimpin, bisa berkolaborasi dengan baik dan menemukan nilai-nilai mendasar dan penting di balik kolaborasi yang dilakukan, tentu akan membawa dampak yang baik dan luas bagi kehidupan bangsa dan negara.
