Mohon tunggu...
Reno Dwiheryana
Reno Dwiheryana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger/Content Creator

walau orang digaji gede sekalipun, kalau mentalnya serakah, bakalan korupsi juga.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Gagal Paham Pokemon Go-ssip

24 Juli 2016   12:49 Diperbarui: 24 Juli 2016   13:17 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Dalam dunia infotainment kita seringkali mendengar "gossip" yang umum diplesetkan menjadi "digosok semakin sip", sebuah pemaknaan akan beredarnya informasi yang masih samar akan kebenarannya yang kemudian diekpos atau dieksploitasi besar-besaran demi keuntungan sepihak. Kini disaat teknologi kian berkembang, informasi sangat mudah sekali didapat dan diakses. Dengan hanya berbekal gadget dan paket data, individu bisa mendapatkan informasi apa saja, kapan saja, dan dimana saja. Tak hanya sekedar itu, individu pun sekarang dapat pula bersumbangsih menyebarkan informasi baik dari pribadi maupun tautan yang ia dapatkan (dari sumber luar) agar orang lain tahu dengan maksud tujuan tertentu.

Prihal gossip ini tak lepas dari persoalan hebohnya aplikasi Pokemon Go yang booming diseantero muka bumi, nampak orang-orang begitu kecanduan dan tak sedikit yang kebablasan dengan aplikasi hasil pengembangan perusahaan Niantic Inc ini. Nampak pula banyak individu yang gagal paham mengartikan aplikasi ini sebagai aplikasi intelegen atau digunakan untuk memata-matai objek-objek vital disebuah negara.

Mengapa Penulis katakan gagal paham? Pertama isu spionase pada aplikasi Pokemon Go sebenarnya diawali adanya bug pada aplikasi ini dimana aplikasi meminta akses penuh pada akun pengguna, akses penuh yang dimaksud adalah selain data pribadi pengguna diduga Niantic pun bisa mengakses akun email serta cloud storage yang pengguna miliki. Namun isu spionase ini telah dibantah oleh pihak Niantic dengan mengeluarkan pernyataan resmi disertai tindak lanjut akan adanya perbaikan (update) pada aplikasi Pokemon Go.

Kedua, pernyataan aplikasi Pokemon Go sebagai aplikasi spionase merupakan sikap paranoid dari bentuk ketidaktahuan. Kenapa demikian? Apakah kalian tidak ingat bahwa sekarang ini era internet, sebuah era dimana informasi dan komunikasi tanpa batas. Logisnya kalau saya seorang intelegen maka untuk apa pula saya sampai harus memainkan Pokemon Go? Sistem pemetaan sendiri yang ada pada aplikasi Pokemon Go sudah diterapkan pada aplikasi Ingress yang juga dikembangkan oleh Niantic saat masih bernaung pada payung Google. Tanpa Pokemon Go sekalipun dengan aplikasi dan fitur yang ada pada gadget saya maka saya bisa memberitahukan bukan saja keberadaan saya tetapi menyebarkan informasi lainnya ke pihak luar. Kemudian bisa anda hitung sendiri kiranya berapa total pengguna gadget di Indonesia dan kemungkinan berapa besar ancaman yang dihadapi. Jika hal ini dijadikan permasalahan, kenapa tidak beranguskan saja internet dari Indonesia?

Ketiga, hebohnya Pokemon Go hanya akan menguntungkan pengembang. Seperti diberitakan oleh beragam media, setelah Pokemon Go release dan kemudian booming maka nilai saham Nintendo melonjak dan pundi-pundi keuangan mereka naik pesat. Hal ini disebabkan tak lain dan tak bukan oleh peran media yang sibuk memberitakan aplikasi Pokemon Go, kehebohan akan aplikasi ini hanya bertujuan menambah pamor aplikasi dan keuntungan buat mereka (pengembang) semata. Justru anda-andalah yang kini sedang dibodohi dengan menyibukkan diri mencari Pokemon.

Jadi ada lebih baiknya dan sebagai saran dari Penulis sudahilah kehebohan Pokemon Go yang membabi buta ini. Yang perlu kita cemaskan dari aplikasi Pokemon Go adalah sifat addictive-nya dimana pribadi lebih perhatian dan sibuk mencari Pokemon tetapi justru acuh dengan apa yang ada disekitarnya. Spionase pada Pokemon Go hanyalah bualan semata, Pokemon Go hanyalah sebuah aplikasi permainan. Sekarang tinggal kembali kepada masing-masing individu, menjadi pandai atau justru malah dibodoh-bodohi. Demikian artikel Penulis, mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Terima kasih.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun