Mohon tunggu...
Reno Dwiheryana
Reno Dwiheryana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger/Content Creator

walau orang digaji gede sekalipun, kalau mentalnya serakah, bakalan korupsi juga.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Ada Apa di Balik Telegram Kapolri?

6 April 2021   14:32 Diperbarui: 6 April 2021   14:44 380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi Polisi Republik Indonesia (cnnindonesia)

Namun Penulis berusaha positif bahwasanya dalam cakupan telegram Kapolri ini mungkin saja ditenggarai oleh kejadian belakangan ini yaitu penyerangan teroris ke Mabes Polri.

Mungkin dari upaya Polri untuk mengungkap jaringan maupun proses penangkapan teroris didapati media yang mengeksploitasi peristiwa tersebut dan menjadi alasan mengapa kepolisian menjadi target sasaran teroris. 

Kemudian eksploitasi tersebut dapat pula menyulitkan kinerja kepolisian dikarenakan media secara tidak langsung menggambarkan bagaimana pola Polisi ketika bertindak. Hal ini dikhawatirkan menjadi bumerang bagi kepolisian ketika pihak yang bertentangan dengan hukum mengetahui seluk beluk operasi Polri.

Lantas yang jadi pertanyaan, apakah dengan imbauan media agar menayangkan kegiatan kepolisian yang tegas namun humanis dapat memberikan kesan baik Polisi di masyarakat serta melunaknya serangan teroris terhadap Polisi? Ini yang musti ditelusuri perkembangannya.

Kiranya perlu digarisbawahi disini Penulis menganalisa bahwasanya kaitan publikasi arogansi dan kekerasan Polisi oleh media sebetulnya tidak menjadi masalah jika dilandasi oleh wewenang dan tugas Polri dalam upaya melindungi.

Bahwa Polisi harus tampil keras dan tegas kiranya untuk sebagian masyarakat umum lebih mengidamkannya ketimbang aspek kewibawaan.

Akan tetapi yang menjadi poin permasalahan ialah image buruk yang ditimbulkan dari prilaku oknum-oknum kepolisian serta persepsi buruk dari sosok Polisi yang hidup di pikiran masyarakat. Menurut Penulis secara kesimpulan keseluruhan image buruk itu telah membentuk antipati masyarakat terhadap sosok Polisi. Ketimbang Polri, wibawa TNI sebagai aparat yang bertugas melindungi jauh lebih baik karena TNI tidak selalu bersinggungan dengan kehidupan masyarakat.

Menyangkut telegram Kapolri ini maka sebetulnya ada yang jauh lebih penting ketimbang memperbaiki image kepolisian yaitu dengan reformasi Polri untuk membentuk kepercayaan publik yang dapat dicontohkan dalam kehidupan sehari-hari yaitu Polisi harus bisa mengayomi dan hadir di tengah-tengah masyarakat, penindakan tegas oknum-oknum kepolisian yang indispliner disertai perlindungan kepada publik untuk melaporkan kesewenangan yang oknum Polisi lakukan.

Demikian artikel Penulis. Mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Terima kasih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun