Mohon tunggu...
Reno Dwiheryana
Reno Dwiheryana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger/Content Creator

walau orang digaji gede sekalipun, kalau mentalnya serakah, bakalan korupsi juga.

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

BWF Digugat, Untung Rugi bagi Indonesia

22 Maret 2021   10:10 Diperbarui: 22 Maret 2021   12:58 6152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi Badminton (Kompas)

Sebagaimana dikutip dari akun Twitter BadmintonTalk, "Komite Olimpiade Indonesia resmi melayangkan gugatan ke pengadilan olahraga internasional (Court of Arbitration for Sport/CAS) mengenai penanganan tim Indonesia di All England 2021".

Sebagaimana kita ketahui hal diatas merupakan buah dari dipaksa keluarnya tim Indonesia dari ajang Badminton All England 2021. Tim Indonesia harus ikhlas pulang tanpa gelar setelah diskriminasi yang dilakukan panitia All England yang tidak mengizinkan tim bulu tangkis Indonesia untuk melanjutkan langkahnya dalam ajang All England 2021.

Keputusan tersebut diambil setelah otoritas kesehatan Inggris (National Health Services/NHS) mengetahui bahwa ada seorang penumpang positif Covid-19 dalam pesawat yang sama ditumpangi oleh tim Merah Putih dalam penerbangan dari Istanbul ke Birmingham pada 13 Maret 2021. Akibatnya seluruh anggota tim bulu tangkis Indonesia, termasuk pemain dan staf pelatih, diminta untuk melakukan karantina mandiri oleh BWF atas temuan tersebut. - Kompas

Dipaksa keluarnya tim Indonesia dari ajang All England 2021 menuai protes keras dari publik Indonesia, seiring kejanggalan yang terjadi dalam kompetisi maka publik Indonesia menuntut keadilan.

Menanggapi peristiwa ini Penulis turut berduka dengan apa yang dialami oleh tim badminton Indonesia, bagaimanapun kalian tetaplah juara. Sebagai salah satu kontestan yang diunggulkan, kejadian dipaksa keluarnya tim Indonesia dari kompetisi All England tanpa kejelasan menurut Penulis merupakan sebuah penghinaan. 

Sungguh ironis, kompetisi yang digadang-gadang sebagai kejuaraan bulu tangkis tertua dan paling prestisius di dunia justru nampak tidak profesional dalam mempersiapkan event serta menghadapi pandemi Covid-19.

Ok sekarang kita singkirkan sementara rasa kesal dan sedih dengan apa yang dialami oleh tim badminton Indonesia. Yang jadi inti pertanyaannya ialah apakah langkah yang Indonesia lakukan akan membuahkan hasil nantinya dan seperti apa (hasil) wujudnya.

Kenapa Penulis tanyakan demikian? Karena dari awal peristiwa naas yang dihadapi oleh tim badminton Indonesia, Penulis melihat bahwasanya minim sekali solidaritas tim-tim dari negara lain (peserta All England) untuk ikut bersuara atas ketidakadilan yang tim badminton Indonesia alami.

Boleh jadi mereka simpati dengan apa yang tim badminton Indonesia alami, akan tetapi apakah kompetisi All England lantas berhenti dikarenakan tim-tim dari negara lain memboikotnya? Toh tidak.

Suka tidak suka, didepaknya tim badminton Indonesia nyatanya justru jadi kesempatan emas bagi tim-tim negara lain untuk merebut titel prestisius. Mereka jelas diuntungkan karena pemain mereka bisa mendulang poin berikut mendongkrak rangking.

Memang ada tim negara-negara lain yang tidak mengikuti ajang kompetisi All England 2021 seperti China dan Korea dilatarbelakangi kekhawatiran oleh pandemi Covid-19. Tetapi bagi Indonesia peristiwa ini bagai ditelanjangi.

Lalu kembali kepada pertanyaan apakah gugatan yang dilayangkan oleh Komite Olimpiade Indonesia akan membuahkan hasil?

Hal itupun bagi Penulis menimbulkan pertanyaan, apakah CAS akan bersikap profesional menyingkapi kasus ini? Kenapa, karena kita juga sedang membicarakan sebuah kompetisi akbar dari negeri Ratu Elizabeth yang notabene peristiwa ini dapat merusak pula citra mereka.

Boleh jadi CAS akan berpihak kepada Indonesia berdasarkan bukti dan fakta di lapangan, namun seperti apa wujud keputusan CAS nantinya?

Sebagaimana kita ketahui, kompetisi All England telah selesai digelar dan menghasilkan para juara. CAS bisa saja memutuskan agar BWF menganulir kompetisi tersebut dengan tidak mengambil hak peserta yang menjadi juara tetapi poin dan rangkring pemain tidak mengalami perubahan.

Kemungkinan kedua, CAS akan memerintahkan BWF untuk mentiadakan agenda kompetisi All England dalam jangka waktu tertentu. Lantas baik publik badminton Indonesia maupun dunia apakah dapat menerimanya? Menurut Penulis, hal ini kemungkinan sangat kecil mengingat begitu pengaruhnya kompetisi ini bagi pemain.

Dan yang ketiga, CAS akan menolak gugatan yang diajukan oleh KOI dengan asumsi BWF melakukan hal tersebut dilandasi wewenang ototitas negara Inggris dimana keselamatan menjadi prioritas.

Dari ketiga opsi, kalau menurut Penulis pribadi opsi pertama paling logis dan masih bisa diterima walaupun hilangnya kesempatan gelar yang mungkin didapat oleh tim badminton Indonesia.

Akan tetapi pribadi Penulis mengatakan akan lebih baik bilamana publik Indonesia tidak terlalu banyak berharap atas gugatan ini, cukup berdoa semoga saja yang terbaik. Lepas dari kontroversi All England 2021 dan gugatan, semoga ini juga menjadi pembelajaran bagi Indonesia kelak ketika menjadi tuan rumah ajang badminton. Lakukan yang terbaik dan tunjukkan kita adalah tuan rumah yang bermartabat.

Demikian artikel Penulis. Mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Terima kasih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun