Mohon tunggu...
Reno Dwiheryana
Reno Dwiheryana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger/Content Creator

walau orang digaji gede sekalipun, kalau mentalnya serakah, bakalan korupsi juga.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Raffi Ahmad, Duh Beratnya Mewakili Millenial

14 Januari 2021   15:34 Diperbarui: 14 Januari 2021   16:05 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Raffi Ahmad disuntik vaksin Covid-19 (Kompas)

Duh kenapa begini jadinya? Mungkin itu gambaran akan awal mula kekhawatiran Penulis ketika membaca nama-nama pesohor tanah air yang akan menerima vaksin perdana untuk Covid-19. Bentuk kekhawatiran itu pun Penulis tuangkan dalam artikel "Program Vaksinasi, Apa Perlu Diendorse?

Dan tanpa diduga, kekhawatiran Penulis jadi kenyataan manakala pemberitaan muncul dimana salah satu pesohor Raffi Ahmad membuat heboh netizen +62 dikarenakan ia abai mematuhi protokol kesehatan saat berkumpul bersama sejumlah artis tanpa mengenakan masker. 

Padahal beberapa jam sebelumnya Raffi Ahmad merupakan yang kiranya beruntung menjadi segelintir orang yang pertama mendapatkan vaksin Covid-19 yang dicanangkan oleh pemerintah melalui program vaksinasi. Raffi kala itu direpresentasikan mewakili millenial.

Alhasil akibat kehebohan yang disebabkannya, Raffi pun telah meminta maaf ke sejumlah kalangan serta memberikan klarifikasi kejadian lewat sebuah video di akun Instagram-nya. Ia pun berjanji akan lebih disiplin lagi dan mematuhi protokol kesehatan. Menurut informasi Istana Kepresidenan juga telah menegur Raffi Ahmad dan menasihatinya agar mengedepankan protokol kesehatan usai divaksin Covid-19.

Menanggapi apa yang terjadi pada Raffi Ahmad, Penulis sebagai pribadi sebenarnya masih mentolerir dengan apa yang dilakukannya. Tetapi kembali pada persoalan Raffi setelah divaksin, ia bukan lagi sebagai public figure melainkan ia telah menjadi role model bagi masyarakat agar program vaksinasi sukses berjalan.

Apakah yang dilakukan Raffi dan koleganya mencerminkan bahwa "millenial" memanglah pribadi yang sulit diatur? Penulis kira tidak demikian kasusnya, karena persoalan kedisplinan itu tergantung kepada pemahaman dari karakter manusianya. Karena ada manusia yang memang dididik untuk disiplin, ada manusia yang harus diberitahukan dahulu baru ia disiplin, namun ada pula yang manusia yang memang hidup semaunya.

Artikel ini bukan bermaksud membela Raffi Ahmad disini, tetapi kembali pada persoalan suami Nagita Slavina ini memang sebagai pesohor maka tidak heran bilamana tindak tanduknya sudah pasti akan disorot media maupun publik.

Apa yang dilakukan Raffi Ahmad dan koleganya, mungkin akan berbeda perlakuannya bilamana dilakukan oleh orang-orang biasa pada umumnya. Sebagai contoh Penulis atau Anda-anda sekalian berkumpul dan berfoto bersama kolega serta kemudian di upload di media sosial, maka respon tanggapan yang melihatnya pun belum tentu sama (seperti Raffi Ahmad) dengan hadirnya teguran dari siapa saja yang melihatnya. Mungkin, ini sebatas mungkin kerabat-kerabat Anda tersebut malah akan me-like postingan tersebut dan mengajak untuk kumpul bersama.

Nasi telah menjadi bubur, apa yang terjadi semoga menjadi pembelajaran bersama. Kepada Raffi, semoga ini menjadi pembelajaran berharga dan semakin memotivasi diri untuk terus mengingatkan siapapun baik kolega maupun masyarakat agar mematuhi protokol kesehatan serta meimplementasikan hidup bersih dan menjaga kesehatan. 

Semoga hal ini juga menjadi pembelajaran bagi pemerintah untuk lebih cermat ketika memilih figur. Bukan maksud Penulis berarti pemilihan Raffi Ahmad ini bermasalah tetapi setidaknya pihak Istana sebelumnya pula untuk mewanti-wanti kepada tokoh-tokoh yang mendapatkan vaksin perdana Covid-19 agar tetap mematuhi anjuran protokol kesehatan. Bukan saja mereka menjadi role model bagi masyarakat, tetapi mereka juga membawa citra pemerintah di hadapan rakyatnya.

Ingat, vaksinasi ini bukan berarti pandemi selesai. Pandemi ini masih sangat panjang dan kesemua itu terletak pada peran dan kesadaran Anda masing-masing.

Demikian artikel Penulis. Mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Terima kasih.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun