Mohon tunggu...
Reno Dwiheryana
Reno Dwiheryana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger/Content Creator

walau orang digaji gede sekalipun, kalau mentalnya serakah, bakalan korupsi juga.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Indonesia Terserah? Dengarkan Kisah Saya...

18 Mei 2020   09:39 Diperbarui: 18 Mei 2020   09:36 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ramai tagar Indonesia terserah (Kompas)

Beberapa hari lalu tepatnya di kanal media sosial diramaikan oleh tagar dan gambar yang memperlihatkan tenaga medis yang mengungkapkan unek-unek mereka dengan menuliskan "Indonesia Terserah".

Tagar berikut gambar tersebut merupakan  wujud dari bentuk kritikan terhadap rencana pemerintah prihal relaksasi PSBB beserta prilaku sebagian masyarakat yang tidak disiplin dalam protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran virus Corona.

Timbul kekhawatiran dari para tenaga medis sebagaimana mereka merupakan garda terdepan dalam menghadapi pandemi Corona di Indonesia maka rencana relaksasi ini memungkinkan akan bertambahnya pasien positif Corona seiring penyebaran virus secara luas.

Sejenak memang bilamana kita telaah lebih dalam, apa yang menjadi kekhawatiran para tenaga medis cukup beralasan karena merupakan sebuah gambaran ancaman yang nyata dari pandemi Corona yang tak hanya lingkup Indonesia tetapi seluruh penjuru dunia mungkin hadapi kelak. 

Segala upaya manusia dari lockdown, social distancing, PSBB, dan sebagainya belum menunjukkan hasil signifikan. Lantas  bagaimana lagi bilamana hal tersebut tidak dibarengi dengan kedisplinan, niscaya pandemi Corona segera usai hanya tinggal angan-angan.

Bahwasanya trend pandemi Corona ini melandai, semua itu masih belum pasti dikarenakan begitu hebatnya virus ini bermutasi sehingga mengapa manusia dapat mudah tertular. Kewaspadaan perlu ditingkatkan dan kehati-hatian dalam membuat keputusan perlu lebih dahulu dicerna guna mencegah terjadinya gelombang susulan pandemi Corona.

Penulis melihat memang seiring waktu berjalan kondisi pandemi Corona ini menjadi ironi bagi kehidupan manusia. Ironi karena di satu titik umat manusia kelak harus membuat keputusan krusial yaitu apakah mereka akan terus mengurung diri agar terhindar dari Corona ataukah mereka akan berjalan beriringan dengan Corona selayaknya virus-virus lain yang belum ditemukan obat atau vaksinnya.

Jujur saja, bahwa keputusan itu akan sulit nantinya jika dilandasi keberlangsungan hidup manusia terhadap imbas jangka panjang pandemi Corona. Sebagaimana kisah pilu yang Penulis akan ceritakan selanjutnya.

Tepatnya ada seorang kerabat, seorang ibu berstatus janda dan memiliki anak dua yang dalam rutinitas mencari nafkahnya berprofesi sebagai seorang Guru senam. 

Ibu ini hanya sebatas Guru senam honorer yang terkadang dipanggil untuk mengajari murid-murid di sekolah maupun ibu-ibu di Puskesmas. Bayaran yang diterimanya tidak seberapa dibandingkan besaran biaya untuk menghidupi keluarganya.

Ketika pandemi Corona di Indonesia dikemukakan tepatnya pada awal bulan Maret kemarin, seketika kehidupan Guru senam berubah drastis. Sekolah diliburkan dan kegiatan senam di Puskesmas pun ditiadakan maka otomatis Guru senam tidak sama sekali memiliki pendapatan. Ia pun kini menjadi salah satu individu yang terdampak karena imbas pandemi Corona.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun