Mohon tunggu...
Reno Dwiheryana
Reno Dwiheryana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger/Content Creator

walau orang digaji gede sekalipun, kalau mentalnya serakah, bakalan korupsi juga.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Tidak Hanya Perangi Coronavirus, Indonesia Hadapi...

18 Maret 2020   11:02 Diperbarui: 18 Maret 2020   11:58 388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Paranoid (Tribunnews)

Setelah isu "lockdown" kian ramai. Hari Senin bertempat di Istana Bogor, Presiden Joko Widodo menegaskan untuk melarang pemerintah daerah melakukan lockdown atau karantina wilayah dalam menghadapi penyebaran Coronavirus. Jokowi menambahkan bahwa kebijakan lockdown hanya dapat diambil oleh pemerintah pusat.

Menyingkapi hal diatas dari kebijakan yang pemerintah pusat lakukan, di lingkup netizen bisa dikatakan tidak semua menyetujuinya. Dari beberapa komentar yang Penulis amati mengungkapkan nada frustasi terhadap apa yang terjadi.

Jika Penulis dapat simpulkan memang saat ini Indonesia tidak hanya dalam kondisi berperang menghadang serangan wabah Coronavirus, akan tetapi tidak bisa kita sanggah bahwa Indonesia saat ini juga sedang berperang menghadapi "untrust" dan pesimisme yang akut dari sebagian publik.

Mungkin kita bisa memaklumi keadaan itu, mungkin saja para netizen yang melontarkan komentar negatif diliputi rasa ketakutan berlebih dikarenakan maraknya pemberitaan tidak baik akan perkembangan Coronavirus di seluruh penjuru dunia.

Mungkin kita bisa memaklumi kondisi mereka yang diliputi rasa cemas tatkala jumlah pasien positif di Indonesia seiring waktu terus bertambah dan mereka merasa khawatir diri mereka akan terancam ikutserta tertular Coronavirus.

Boleh jadi pula alasan polarisasi akibat kontestasi politik yang tumbuh berkembang di masyarakat sebelumnya serta tidak bisa "move on"-nya mereka menghadapi terhadap sosok kepemimpinan yang sekarang menjadikan gaung pesimisme kian marak terdengar.

Dibalik alasan lambatnya penanganan Coronavirus di Indonesia oleh pemerintah apakah itu pusat maupun daerah yang mereka kemukakan, memang seperti krisis ketidakpercayaan terhadap apa yang telah selama ini pemerintah upayakan secara optimal untuk mengatasi wabah Coronavirus di Indonesia.

Dalam benak mereka, apa yang pemerintah telah perbuat masih jauh dari kurang dan Indonesia selayaknya akan terpuruk akibat penyebaran Coronavirus ini.

Ketika lini media sosial dipenuhi oleh atmosfer pesimisme, sayangnya hal tersebut tidak dibarengi penanggulangannya melalui pesan optimisme yang disampaikan baik oleh pemangku kepentingan di negeri ini, para elit politik, tokoh agama, tokoh masyarakat, publik figur, ataupun masyarakat lainnya yang berupaya meyakinkan publik agar bangkit dari keterpurukan dan bersama bahu membahu melawan Coronavirus.

Lalu apa yang terjadi sekarang? Wabah Coronavirus malah dijadikan peluang sebagian pihak untuk pencitraan maupun menjatuhkan lawan demi kepentingan. Lagi dan lagi masyarakat yang dikorbankan karena ego pribadi lebih didahulukan. Lagi dan lagi masyarakat yang dikorbankan karena rasa benci yang terpendam.

Satu hal pembelajaran menjelang 75 tahun Indonesia merdeka bahwasanya negeri ini sejatinya memang belum dewasa dan negeri ini diisi oleh individu cengeng yang hanya bisa merengek dan mengeluh, jauh tertinggal negara-negara maju lainnya yang mampu menanggalkan segala perbedaan dan bersama-sama melawan wabah Coronavirus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun