Mohon tunggu...
Reno Dwiheryana
Reno Dwiheryana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger/Content Creator

walau orang digaji gede sekalipun, kalau mentalnya serakah, bakalan korupsi juga.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mampukah AHY Lepas dari Bayang-bayang SBY?

16 Maret 2020   12:55 Diperbarui: 16 Maret 2020   13:04 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Agus Harimurti Yudhoyono (Liputan6)

"Terjunnya Agus ke kancah politik yang kini menjabat sebagai Direktur Eksekutif The Yudhoyono Institute dapat disimpulkan sebagai momentum yang tepat dimana Partai Demokrat sekiranya membutuhkan suksesor dari seorang SBY, sebagai sosok pemimpin muda yang disegani dan mampu mempersatukan elemen-elemen di dalam partai Demokrat".

Siapa yang menyangka hampir dua setengah tahun lamanya paragraf dalam sebuah artikel yang Penulis publikasikan tersebut menjadi kenyataan tatkala Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) terpilih secara aklamasi menjadi Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrat periode 2020-2025.

Keputusan itu diambil setelah sidang Paripurna melakukan verifikasi dan menyatakan AHY memenuhi persyaratan menjadi ketua umum dalam Kongres V Partai Demokrat 2020 di JCC Senayan, Jakarta, Minggu (14/3/2020). - Kompas.com

Jauh-jauh hari sejak AHY memutuskan diri untuk turut serta di dunia politik, memang telah banyak pihak yang memperkirakan bahwasanya dirinya (AHY) diproyeksikan bertujuan untuk memimpin Partai Demokrat. 

Hal ini bukan dikaitkan langsung karena AHY merupakan anak kandung dari Ketua Umum Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Menurut pandangan Penulis melainkan dikarenakan Partai Demokrat tidak memiliki tokoh vokal yang dominan untuk memimpin partai selain SBY kala itu.

Seperti kita bersama ketahui, bagaimana nasib punggawa-punggawa Partai Demokrat yang kini mendekam di balik jeruji tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Alhasil Partai Demokrat bak di ombang-ambing oleh terjangan ombak badai yang menjadikan partai tanpa arah yang jelas, alhasil mau tidak mau SBY pun kembali menahkodainya hingga badai itupun mereda.

Keberadaan AHY bisa dikatakan sebagai pelipur lara bagi SBY setelah anak bungsunya Edhie Baskoro Yudhoyono yang lebih dahulu terjun ke dunia politik. Sebagai seorang Ayah dan Ketua Umum, SBY melihat potensi AHY yang menurutnya patut diperjuangkan.

Kini AHY telah menjadi Ketua Umum Partai Demokrat. Sebagai sosok muda, bagaimanapun AHY tidak bisa menampik bahwa pengalaman di dunia politiknya masih belum seberapa dari SBY maupun tokoh senior di partai tersebut. Ia masih perlu belajar banyak, memilah dan memilih mana keputusan yang tepat bagi kelangsungan partai kedepannya.

Indikasi agar dirinya (AHY) lepas dari bayang-bayang SBY memang suka tidak suka untuk sementara waktu harus melekat dengannya. Penulis pribadi melihat potensi dengan bagaimana kepiawaian AHY dalam komunikasi politik antar partai menunjukkan ia bukan saja punya kemampuan tetapi upaya menunjukkan jati dirinya dan memiliki kemauan untuk menjadikan Partai Demokrat kembali berjaya.

Namun di balik itu semua, Penulis memandang sekarang ini AHY sebagai Ketum Partai Demokrat yang baru dan mempresentasikan generasi muda, ia belum menemui kendala yang kelak mungkin saja akan ia hadapi tatkala ia menahkodai partai tanpa hadirnya sang Ayah disana. 

Gejolak bisa saja terjadi, perbedaan pandangan diantara kubu-kubu dalam partai memungkinkan timbulnya perpecahan yang dapat mempengaruhi keberlangsungan partai. Ya meneruskan tongkat estafet SBY maka kedepannya AHY kemungkinan besar akan menghadapi merujuk apa yang terjadi kepada partai-partai lain yang nyaris bubar karena berebut kepemimpinan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun