Mohon tunggu...
Reno Dwiheryana
Reno Dwiheryana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger/Content Creator

walau orang digaji gede sekalipun, kalau mentalnya serakah, bakalan korupsi juga.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Butuh Optimisme dalam Menghadapi Wabah Coronavirus

10 Maret 2020   12:47 Diperbarui: 10 Maret 2020   12:50 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Optimisme (ilustasi Grid.id)

Dikutip melalui lama Kompas.com bahwa hingga hari Selasa (10/3/2020) pagi, virus ini telah dikonfirmasi di lebih dari 100 negara, yaitu sebanyak 113.582 infeksi dengan 3.996 kematian yang terjadi. Sementara, jumlah pasien sembuh telah mencapai 62.512 atau sekitar 55,04 persen dari seluruh jumlah kasus yang dikonfirmasi.

Adapun lima negara dengan jumlah kasus terbanyak sejauh ini adalah China, Italia, Korea Selatan, Iran, dan Perancis.

Di Indonesia sendiri, jumlah pasien positif Coronavirus bertambah sebanyak 13 orang. Hal itu selaras dengan apa yang telah diumumkan oleh Juru Bicara Pemerintah RI untuk Coronavirus Achmad Yurianto pada hari Minggu kemarin.

Sebagaimana dijelaskan bahwa dari 13 kasus baru itu di identifikasi sebagai imported case atau bukan terinfeksi di Indonesia melainkan di luar negeri. Pasien-pasien imported case tersebut memiliki riwayat perjalanan ke negara-negara terdampak sebelum menunjukkan gejala terkait infeksi Coronavirus. Dengan demikian total 19 orang pasien positif Coronavirus di Indonesia.

Walau dikatakan 7 kasus merupakan imported case, menanggapi lonjakan pasien Coronavirus ini memang dapat dikatakan cukup memprihatinkan. Akan tetapi hal tersebut bukan menggambarkan bahwa pemerintah lalai dalam menjalankan tugasnya maupun gagal mencegah merebaknya Coronavirus. Jadi berhentilah memaklumat bahwa pemerintah tidak melakukan apa-apa untuk menangani kasus Coronavirus.

Bahwa perlu pemahaman dan kesadaran masyarakat terhadap penyebaran Coronavirus ini dimana gejalanya secara visual mirip penyakit flu dan batuk pada umumnya. Oleh karena itu mengapa penggunaan masker medis ditujukan kepada mereka yang sedang sakit yaitu guna mencegah penyebaran virus secara luas. 

Tentu ini pun memerlukan perhatian khusus pemerintah terutama pemerintah daerah setempat untuk mengatasi kelangkaan dan tingginya harga masker agar dapat tersalurkan kepada mereka yang benar-benar membutuhkan. Ancaman sanksi hukum hingga denda nyatanya tidak berpengaruh banyak terhadap spekulan yang mencari keuntungan di situasi kurang baik seperti sekarang. 

Dibalik upaya pemerintah menanggulangi wabah Coronavirus di Indonesia. Bahwasanya selain support dan faktor perlindungan diri, diperlukan pula rasa optimisme publik dalam menanggapi kasus Coronavirus.

Selayaknya menjaga optimisme ini penting dikarenakan apabila publik diliputi rasa pesimis dan skeptis terhadap Coronavirus maka kedepannya hanya akan memperparah keadaan. Disaat rasa panik dan ketakutan melanda maka kesadaran diri warga untuk memeriksakan dirinya apakah mereka menunjukkan gejala Coronavirus akan sangat kurang dan pemerintah akan mengalami kesulitan untuk melakukan pengawasan terhadap warganya.

Sebagaimana disampaikan oleh Dirjen WHO Tedros Adhanom menanggapi jumlah orang terinfeksi Coronavirus secara global yang telah mencapai lebih dari 110.000 individu dimana ia mengingatkan wabah Coronavirus akan menjadi ancaman nyata dan setiap tindakan yang dibuat oleh pemerintah, komunitas, maupun individu akan berpengaruh pada (pencegahan) penyebaran Coronavirus.

Perlunya optimisme publik turut serta dapat meyakinkan publik lainnya bahwa Coronavirus dapat disembuhkan dan tidak sehoror apa yang digambarkan sebelum-sebelumnya. Perlindungan diri baik dari menjaga kesehatan maupun kebersihan diri perlu lebih diprioritaskan. Kesadaran dan kepedulian diri terhadap keselamatan orang lain perlu digaungkan, gunakan masker medis bilamana Anda menunjukkan gejala sakit menular dan kepada pihak penjual dimohon menjual masker dengan harga wajar karena keselamatan mereka merujuk pula keselamatan diri Anda.

Media pun harus turut serta berperan lebih bagi pencegahan penyebaran Coronavirus di Indonesia ini. Informasi guna mencegah penyebaran Coronavirus perlu disosialisasikan secara berkelanjutan. Seiring pula masyarakat membutuhkan informasi kredibel dan positif, dengan demikian publik dapat merasa aman.

Apa yang pemerintah Indonesia lakukan untuk mencegah penyebaran Coronavirus patut diapresiasi, namun bukan berarti upaya yang dilakukan berhenti disitu bahwa perlu peningkatan upaya guna mengantisipasi dan mewaspadai kemungkinan buruk terjadi tetap perlu dilakukan dalam waktu dekat. Seiring pula perlunya kebijakan taktis pemerintah guna meminimalisir dampak global dari wabah Coronavirus ini.

Pemerintah daerah pun jangan hanya tinggal diam sebatas menginformasikan pencegahan penyebaran Coronavirus. Pemda perlu bersinkronisasi dengan pihak aparat untuk memastikan ketersediaan masker medis bagi masyarakat yang membutuhkan. Sinkronisasi dengan pemerintah pusat untuk koordinasi apa-apa saja yang kiranya perlu dilakukan patut dibina dengan baik, jangan sampai ada perbedaan sikap diantara keduanya menanggapi wabah Coronavirus yang pada akhirnya berdampak ke publik.

Kesemua hal diatas tersebut yaitu demi menjaga optimisme publik terhadap wabah Coronavirus. Sebagai manusia kita wajib menunjukkan bahwa umat manusia dapat bangkit dari keterpurukan, bukan termenung menyesali yang ada. Kita bisa menghadapi keadaan saat ini dan kedepan, semua itu kita lakukan bersama-sama. Demikian artikel Penulis, mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Terima kasih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun