Mohon tunggu...
Reno Dwiheryana
Reno Dwiheryana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger/Content Creator

walau orang digaji gede sekalipun, kalau mentalnya serakah, bakalan korupsi juga.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Ganti Direksi, Apakah Nasib Garuda Indonesia akan Membaik?

11 Januari 2020   09:51 Diperbarui: 11 Januari 2020   09:57 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Garuda Indonesia (kontan.co.id)

Menjelang akhir tahun 2019 kemarin, publik dihebohkan oleh skandal Garuda Indonesia dimana terjadi indikasi penyalahgunaan kekuasaan oleh petingginya dengan mengimport barang dari luar negeri secara ilegal atau diselundupkan. Belasan part Moge belum dirakit, dua buah sepeda lipat bermerk, dan perintilannya disita dan dijadikan barang bukti oleh otoritas Bea dan Cukai.

Kasus tersebut pun segera ramai menjadi buah bibir publik tatkala secara bersamaan Menteri BUMN Erick Thohir berupaya untuk memperbaiki performa kinerja BUMN yang sedang mengalami penyakitan. Keputusan telah dibuat, petinggi-petinggi Garuda Indonesia yang terkait skandal tersebut pun segera diberhentikan.

Lambat laun sadar tidak disadari skandal yang terjadi di Garuda Indonesia ini seolah menghilang dari radar. Hal tersebut dinilai wajar karena mungkin dikarenakan ada berita yang lebih menghebohkan lagi dari skandal Garuda Indonesia.

Namun diprediksi minimnya publikasi skandal itu guna meminimalisir imbas dari kasus memalukan tersebut dimana saham Garuda Indonesia terus mengalami penurunan nilai yang dimulai pada awal November 2019 lalu. Tercatat nilai saham Garuda Indonesia selama satu tahun ini berfluktuasi cukup aktif, per 10 Januari 2019 nilai saham Garuda Indonesia Rp.466.00 atau kurang dari Rp.50.000,- per lot-nya.

Beberapa infomasi pasca skandal terjadi memang sempat beredar, seperti pihak Garuda Indonesia yang telah membayar denda penyelundupan dimana hal ini turut dipertanyakan mengapa Garuda Indonesia yang membayarnya bukan pribadi atau pihak yang terkait. 

Serta informasi mengenai adanya oknum Garuda Indonesia yang meminta otoritas Bea dan Cukai untuk mereekspor barang bukti dari kasus skandal tersebut dimana hal ini cukup aneh karena sama saja dengan upaya menghilangkan barang bukti dan dapat diindikasikan sebagai upaya menghambat proses penyelidikan.

Selang sebulan lamanya, kabar Garuda Indonesia kembali menggema. Berdasarkan informasi beredar bahwa Menteri BUMN Erick Thohir telah mengantongi nama calon-calon Direksi baru Garuda Indonesia, sedangkan untuk jajaran Komisaris kemungkinan minggu depan. 

Erick enggan memberitahukan siapa sajakah sosok tersebut, akan tetapi ia menjelaskan proses yang memakan waktu cukup lama ini dikarenakan ia ingin mematuhi aturan pasar modal terkait keterbukaan informasi untuk menghindari konflik institusi.

Tentu ini menjadi kabar baik, akan tetapi yang menjadi inti pertanyaan apakah dengan hadirnya Direksi dan Komisaris baru di Garuda Indonesia akan berdampak positif bagi BUMN tersebut?

Lepas dari itu semua bahwa selain skandal penyelundupan barang import ilegal, beredar kabar miring di lini masa prihal tabir gelap menyangkut adanya "affair" yang melibatkan oknum-oknum pada perusahaan aviasi kebanggan negeri ini.

Walau diindikasikan sebagai masalah "privacy" atau kehidupan orang per orang, hal yang menjadi pokok utama dari kabar miring tersebut menyangkut tindak "nepotisme" didalamnya. Hubungan gelap yang terjadi notabene menjadikan adanya penyalahgunaan kebijakan atau adanya pihak yang diuntungkan dan merugikan banyak pihak oleh oknum otoritas di dalam Garuda Indonesia. Jelas sekali kondisi tersebut tidaklah menyehatkan dan tidak dapat dibenarkan.

Menurut Penulis selaku Menteri BUMN Erick Thohir harus aware terhadap kabar miring ini untuk mencari kebenaran mengenai hal tersebut. Nepotisme jelas salah sebuah penyakit yang bisa diibaratkan sebagai benalu dimana menggerogoti inangnya sampai akhirnya mati.

Bersih-bersih BUMN yang diinisiasi oleh Erick Thohir harus menjangkau akar permasalahan didalamnya. Untuk memastikan tubuh BUMN sehat bersih dari KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme) maka perlu pemeriksaan mendetail apa saja indikasi-indikasi yang memungkinkan timbulnya penyakit. 

Layaknya kalimat latin "mens sana in corpore sano" atau di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat maka hanya individu-individu yang kredibel dan kompeten-lah yang mampu memastikan kinerja dan performa Garuda Indonesia untuk menjadi lebih baik kedepannya. Demikian artikel Penulis, mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Terima kasih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun