Mohon tunggu...
Reno Dwiheryana
Reno Dwiheryana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger/Content Creator

walau orang digaji gede sekalipun, kalau mentalnya serakah, bakalan korupsi juga.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Nasionalisme? Belajarlah dari Negara Jepang

2 Desember 2019   11:27 Diperbarui: 2 Desember 2019   11:56 691
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kondisi ruang ganti Timnas Jepang dalam ajang PD 2018 (Liputan6)

Beberapa waktu lalu, wawancara penyanyi kondang asal Indonesia yaitu Agnez Mo di sebuah stasiun televisi luar negeri menuai kontroversi di kalangan netizen.

Melalui penggalan video wawancara dari sumber yang tidak diketahui, pelatun tembang lagu Tanpa Kekasihku dan Teruskanlah yang sedang go international ini dipandang oleh sebagian netizen hingga kalangan publik figur maupun tokoh tidak nasionalis dikarenakan ia tidak mengakui sebagai orang Indonesia.

Namun polemik ini tidak berlangsung lama. Agnez Mo segera mengklarifikasi salah paham yang terjadi dan meminta agar para netizen yang ragu terhadapnya melihat isi wawancaranya secara utuh serta bijak menanggapi suatu isu.

Berbicara soal Nasionalisme, apa sih yang dimaksud dengan Nasionalisme? Dikutip melalui laman Kamus Besar Bahasa Indonesia, arti Nasionalisme ialah :

1. Paham (ajaran) untuk mencintai bangsa dan negara sendiri; sifat kenasionalan: -- makin menjiwai bangsa Indonesia;
2. Kesadaran keanggotaan dalam suatu bangsa yang secara potensial atau aktual bersama-sama mencapai, mempertahankan, dan mengabadikan identitas, integritas, kemakmuran, dan kekuatan bangsa itu; semangat kebangsaan.

Berdasarkan sumber diatas secara sederhana Nasionalisme bermakna suatu sikap yang mencerminkan seseorang cinta kepada Tanah Air-nya.

Merujuk kepada "cinta Tanah Air" maka seringkali Kita merujuk kepada tokoh Pahlawan. Nasionalisme mereka tidak perlu diragukan karena mereka berjuang hingga titik darah penghabisan guna memerdekakan Bangsa Indonesia ini.

Akan tetapi zaman telah berganti, Indonesia kini sudah merdeka. Esensi akan Nasionalisme pun telah berubah dimana setiap insan atau warga Indonesia dapat berkontribusi prihal bagaimana mencintai Bangsa ini menurut versinya sendiri.

Hal-hal inilah yang justru ambigu bagi publik. Publik tidak memiliki pondasi akan makna Nasionalisme seperti apa pasca kemerdekaan. Publik bingung mengartikan apa makna Nasionalisme seutuhnya, hingga setiap bentuk sikap yang menurut mereka jauh dari gambaran Nasionalisme menimbulkan keraguan hingga cacian seperti apa yang Agnez Mo alami.

Menurut Penulis mungkin Kita harus belajar dari Negara Jepang prihal makna Nasionalisme sesungguhnya. Prihal Negeri Bunga Sakura ini memang tidak perlu diragukan bagaimana sikap Nasionalisme para warganya.

Sebagai gambaran, contohlah Tim Nasional Jepang dalam ajang Piala Dunia 2018 lalu. Setelah lolos dari Grup H, di babak 16 besar Jepang bertanding melawan Belgia. Sempat unggul 2-0, Jepang lantas kalah dramatis oleh Belgia dengan skor akhir 2-3.

Kekecewaan akan kekalahan tersebut tidak hanya dirasakan oleh Timnas Jepang melainkan para suporternya. Namun bagaimana mereka mengobati kekecewaan tersebut?

Ya mereka menanggapi kekalahan dengan suatu sikap yang membanggakan dan layak ditiru oleh bangsa-bangsa lainnya. Setelah pertandingan usai baik pemain maupun suporter Timnas Jepang sama-sama menunjukkan jiwa Nasionalisme mereka dengan membersihkan tribun dan ruang ganti tim. 

Bahkan Timnas Jepang kala itu meninggalkan catatan bertuliskan terima kasih dalam bahasa Rusia. Aksi mereka menuai decak kagum dunia, mereka mampu menunjukkan jati dirinya sebagai Bangsa yang bermartabat.

Kekaguman akan Nasionalisme negara Jepang tidak hanya sampai disitu saja. Sebagai salah satu negara produsen otomotif terbesar di dunia, mereka sangat cinta terhadap produk dalam negerinya.

Dari pengalaman Penulis, seorang karyawan asal Indonesia yang bekerja di sebuah produsen otomotif asal Jepang menggambarkan bagaimana tingginya Nasionalisme mereka. Para karyawan tidak hanya dituntut untuk bekerja secara profesional dan turut serta menggunakan produknya, tetapi para karyawan juga dihargai dan diperhatikan.

Karyawan itu menceritakan ketika pabrik produksi dalam proses pemindahan lokasi. Para karyawan, mereka ditawari oleh pihak manajemen untuk pindah ke tempat tinggal yang telah disediakan dan akan diperbantukan dalam proses pindah sekolah anak-anak mereka. Mengagumkan bukan?

Secara kesimpulan makna Nasionalisme itu sangatlah sederhana. Dengan Anda melakukan sesuatu dimana harkat dan marwah negeri Anda terjaga maupun dapat mengangkatnya maka hal itu menandakan Nasionalisme dalam diri Anda tinggi.

Karena sejatinya manusia-manusia nasionalis bukanlah manusia-manusia yang hanya sibuk mempeributkan dari mana asal mereka, melainkan manusia-manusia yang sadar diri dimana bumi yang dipijaknya. Demikian artikel Penulis, mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Terima kasih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun