Mohon tunggu...
Reno Dwiheryana
Reno Dwiheryana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger/Content Creator

walau orang digaji gede sekalipun, kalau mentalnya serakah, bakalan korupsi juga.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Follower Jutaan tapi Kok Enggak Laku-laku?

19 November 2019   09:06 Diperbarui: 19 November 2019   09:17 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tak hanya kaum Wanita, begitu pun dengan kaum Pria kerap kali bersikap idealis terhadap seperti apa dan bagaimana jodoh mereka nantinya. Gambaran kompleks kehidupan rumah tangga yang mereka ketahui baik dari kisah orang lain maupun pengalaman kerabat dekatnya menjadikan "standar" jodoh bagi dirinya terlampau tinggi.

Alhasil idealisme menjadikan dinding penghalang bagi mereka untuk dipertemukan dengan jodohnya. Mereka bukan saja menutup mata kepada siapa-siapa lawan jenisnya yang dibawah standar penilaian, akan tetapi mereka juga mengesampingkan siapa-siapa lawan jenisnya yang setara dengan dirinya.

Standar yang terlampau tinggi inilah yang seolah menjadikan jodoh mereka layaknya mencari jarum di tumpukan jerami. Sekalipun jarum ditemukan, namun tumpul tajamnya jarum tetap oleh mereka menjadi bahan perhitungan.

Untuk menghadapi karakter seperti Putri perlu dipahami bahwa sebenarnya mereka tidak butuh perhatian. Apa yang perlu dilakukan ialah mendobrak tembok akan rasa nyaman kesendirian mereka agar pikirannya lebih terbuka bahwa roda kehidupan terus berputar.

Mereka perlu menyadari bahwa hidup nyaman kesendirian mereka itu pada intinya lebih kepada rasa takut diri mereka akan realita kehidupan. Kesuksesan menutup mata hati mereka akan kenyataan bahwa hidup ada keberhasilan dan kegagalan. Pada nyatanya dalam diri mereka sebenarnya takut bahwasanya kesuksesan yang dirinya raih akan berbanding terbalik bilamana mereka memutuskan untuk hidup berumahtangga.

Ketakutan yang kerap menghantui untuk melanjutkan hidup kepada tahap selanjutnya. Ketakutan yang kerap ditutup-tutupi oleh iming-iming puja puji yang mereka dapatkan sekalipun orang-orang yang memujikan tak peduli terhadap dirinya. 

Ketakutan yang akhirnya seperti mengunci rapat-rapat diri untuk tidak berani melangkah tak seperti orang-orang kebanyakan dimana mereka bertemu jodonya dan tak gentar menghadapi baik manis perihnya hidup tetap mereka jalani bersama keluarga tercinta. Bilamana Anda Putri, bukalah pintu hati dan pikiranmu itu. Demikian artikel Penulis, mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Terima kasih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun