Mohon tunggu...
Reno Dwiheryana
Reno Dwiheryana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger/Content Creator

walau orang digaji gede sekalipun, kalau mentalnya serakah, bakalan korupsi juga.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

KPI Bukan Lembaga Ghaib

4 September 2019   11:33 Diperbarui: 23 September 2019   04:04 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Siaran sehat untuk rakyat (kpi.go.id)

Beberapa hari ini publik tentu tahu dan begitu banyak media online beritakan prihal perseteruan antara aktris Nikita Mirzani dan pengacara Elza Syarief. Perseteruan berbuntut panjang ini bermula manakala keduanya diundang menjadi bintang tamu dalam acara Hotman Paris Show di stasiun televisi iNews beberapa waktu lalu. 

Dalam kejadiannya sebagaimana telah beredar banyak di kanal berbagi video. Elza Syarief yang merupakan pengacara mantan suami Nikita Mirzani Sajad Ukra datang menghampiri sebagai nara sumber untuk memberikan penjelasan prihal kasus yang melibatkan Nikita Mirzani dan mantan suaminya. Namun dalam proses berlangsungnya program tersebut, situasi kian memanas tatkala Nikita Mirzani terbakar oleh emosi dan melontarkan amarahnya kepada Elza Syarief.

Akan tetapi bukan itu materi yang ingin Penulis bawakan, Penulis berharap kasus diatas dapat diselesaikan segera secara baik-baik dan kekeluargaan.

Apa yang Penulis bahas saat ini ialah materi program tayangan tersebut yaitu mengapa konten yang sifatnya personal seperti diatas diumbar kepada khalayak umum?

Konteksnya oke-lah agar tujuannya memberi penjelasan ke publik, mencerdaskan publik prihal ilmu hukum, maupun mempertemukan kedua belah pihak agar ada titik temu dalam menyelesaikan persoalan yang dihadapi. Akan tetapi nyatanya tujuan tersebut tidak tercapai dan masyarakat seperti dipertontonkan kepada sesuatu hal yang tidak layak konsumsi.

Hal ini yang selalu Penulis kritisi kepada tindak tanduk Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), apakah stasiun televisi sudah kehabisan ide kreatifitas untuk memproduksi program tayangan bermutu bagi pemirsanya? Sampai-sampai urusan dapur rumah tangga yang semustinya rahasia malah banyak orang tahu. 

Dan permasalahannya program acara seperti ini cukup banyak hadir di televisi. Mereka mengundang nara sumber guna membeberkan aib yang mereka hadapi, diulas tuntas sampai ke hal baik sampai yang paling buruknya, dan dijadikan materi daya tarik pemirsa agar menonton program tersebut.

Penulis pun bertanya-tanya, bagaimana fungsi KPI sampai saat ini? Apakah KPI yang gemar mensosialisasikan prihal siaran sehat kepada masyarakat juga mensosialisasikannya kepada stasiun televisi agar memproduksi program yang sehat?

Lepas berapa hari program tayangan itu muncul pun KPI seolah tidak ada respon dimana katanya mereka "mengawasi". Tetapi kok seperti tidak ada tindaklanjut atau itikad dari KPI langsung mengklarifikasi prihal peristiwa yang terjadi kepada stasiun televisi yang dimaksud. 

Apa harus tunggu aduan masyarakat dahulu? Apa harus jadi bahan obrolan ramai masyarakat dahulu? Atau baru akan ditelusuri bilamana ada masyarakat yang menyoroti kinerja KPI terlebih dahulu?

Pertanyaannya sekarang, kalau KPI masih belum melaksanakan amanat tugasnya sebagai Lembaga Independen yang mengawasi penyiaran di negeri ini. Lantas bagaimana masyarakat bisa percaya dan peduli kepada KPI, lebih-lebih lagi keinginan mengawasi konten digital sedangkan mengawasi konten di media konvensional saja masih banyak yang menilainya belum cakap.

Semoga saja ini jadi bahan interopeksi dari KPI bahwasanya eksistensi mereka dipertanyakan oleh publik. KPI bukan lembaga ghaib, kantornya ada, SDMnya ada, tapi mengapa seolah tidak muncul batang hidungnya, dan mengapa kualitas pertelevisian nasional seperti tidak ada peningkatan? Demikian artikel Penulis, mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Terima kasih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun