Mohon tunggu...
Reno Dwiheryana
Reno Dwiheryana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger/Content Creator

walau orang digaji gede sekalipun, kalau mentalnya serakah, bakalan korupsi juga.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Spiderman Far From Home", Bagus dengan Sedikit Kekurangan

5 Juli 2019   14:20 Diperbarui: 5 Juli 2019   14:56 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nobar Spiderman FFH (dok : Komik)

Sebagaimana kita bersama ketahui, film layar lebar Spiderman Far From Home sudah tayang dari hari Rabu, 3 Juli 2019 kemarin. Sequel kedua superhero berjuluk manusia laba-laba ini menjadi begitu spesial dimana film didaulat sebagai film penutup (phase 3) dari sekian rangkaian film-film project Marvel Avengers selama 10 tahun.

Tawaran dari seorang Kompasianer untuk menonton film Spiderman Far From Home dengan format ScreenX pun tak Penulis sia-siakan. Kamis sore menjelang malam, Penulis berangkat menuju bioskop CGV yang berlokasi di Mall Grand Indonesia.

Tak mengherankan antusiasme pecinta film khususnya para superhero Marvel sangat besar mengantisipasi tayang perdananya film ini pasca Avengers Endgame. Ditambah trailer dan alur cerita menarik, Spiderman Far From Home nampaknya sangat menjanjikan sebuah tontonan yang menghibur.

Setelah selesai menonton, film yang berdurasi sekitar 2 jam ini Penulis dapat simpulkan bahwa film Spiderman Far From Home sangat bagus tetapi memiliki sedikit kekurangan.

Hal yang cukup mengejutkan prihal kualitas CGI dalam film yang bisa dikatakan ada sedikit cacat. Ada beberapa adegan yang kiranya menurut Penulis tidak baik dalam proses "rendering". Alhasil walau adegan dalam film itu singkat tetapi terasa kaku namun hal ini tidak menghilangkan keseruan Spiderman saat beraksi.

Kemudian pemilihan aktor Jake Gyllenhaal sebagai pemeran karakter Quentin Beck atau villain Msyterio, mohon maaf menurut Penulis kurang ngepas. Anda tahulah kenapanya, Jake Gyllenhaal memiliki muka kharismatik dan pribadi halus yang sulit dipersepsikan sebagai orang jahat.

Akan tetapi dalam film ini bagaimana gambaran seorang Mysterio seperti dalam komik Spiderman benar-benar tersampaikan dengan sangat baik bahwa ia seorang trickster (penipu) yang handal dengan kemampuan ilusinya. Dalam komiknya sendiri, Mysterio merupakan bagian dari anggota Sinister Six dimana komplotan ini merupakan musuh bebuyutannya Spiderman.

Dan bagian yang menjadi kekurangan dari film ini ialah konsep alam "multiverse" yang ternyata hanya sebuah rekaan. Bisa dikatakan sebagian besar dalam film Spiderman Far From Home adalah ilusi. Marvel benar-benar melakukan magisnya untuk memperdaya para penonton sehingga anda dibuat seolah-olah berada didalam fantasi karya mereka yang baru anda sadari ketika menonton end credit film ini.

Dibalik kekurangan yang Penulis sampaikan, anda tak perlu khawatir. Film Spiderman Far From Home tetap layak ditonton dan menurut Penulis lebih baik dari film sebelumnya. Kombinasi aksi, humor, teknologi CGI mumpuni masih menjadi ramuan jitu yang masih dipertahankan. Terspesial untuk adegan aksi, bagi Penulis sungguh mengena dimana adegan aksi begitu keras dan memukau.

Film ini juga tak sepenuhnya menjual tokoh Tony "Ironman" Stark selayaknya di film Spiderman Homecoming. Film ini secara utuh menceritakan bagaimana proses transformasi karakter Peter Parker menjadi tokoh Spiderman sebagai superhero yang punya tanggungjawab lebih besar. Demikian artikel Penulis, mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Terima kasih.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun