Mohon tunggu...
Reno Dwiheryana
Reno Dwiheryana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger/Content Creator

walau orang digaji gede sekalipun, kalau mentalnya serakah, bakalan korupsi juga.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Perceraian Dibenci tetapi Tidak Dilarang

2 Juli 2019   08:01 Diperbarui: 2 Juli 2019   09:12 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pernikahan (Dok: thebridedept)

Penulis yakin bahwa tidak seorang pun manusia yang menginginkan bahtera rumah tangganya berakhir disebabkan oleh perceraian, benar bukan? Ya kehidupan rumah tangga merupakan bagian dari tahapan hidup kiranya begitu banyak manusia idam dan damba-dambakan. 

Kenapa? Karena dibalik lahirnya bahtera rumah tangga ada suatu proses yaitu menemukan jodoh yang umum butuh waktu relatif lama sebelum pasangan setuju untuk saling mengikat ke jenjang sakralnya pernikahan. Proses yang tidak bisa dianggap sepele dimana waktu, tenaga, pikiran, sampai biaya tersalurkan agar memastikan kelak kehidupan bahtera rumah tangga berlangsung dengan baik.

Ok kiranya sampai disini cukup bagian pembukaannya. Namun sebelum berlanjut ke topik utama artikel ini "perceraian", sebelumnya Penulis akan menelisik "kenapa sih perceraian itu dibenci tetapi tidak dilarang"?

For Your Information atau apa kata gue nih, mau anda kaya atau miskin, mau anda ganteng atau cantik, mau anda muda atau tua, mau anda selebritis atau bukan, mau orang bilang anda pasangan serasi sekalipun, percayalah bahwa tidak ada satu pun yang menjamin bahwa bahtera rumah tangga anda akan langgeng dan anda pasti terhindar dari istilah perceraian.

Singkatnya kehidupan rumah tangga itu bagi Penulis merupakan kehidupan yang serba kejutan. Ibarat permen "Nano-Nano", kehidupan rumah tangga itu ya macam-macam rasanya ada manis, asam, dan asin, yang mau tidak mau anda beserta pasangan musti telan bersama. Kasar katanya kehidupan rumah tangga itu jangan cuma mau enaknnya saja, giliran yang enggak enak (pahit) dibuang atau memilih untuk berpisah.

Bahtera rumah tangga itu merupakan tonggak dari kedewasaan seseorang prihal bagaimana bertanggungjawab bukan hanya kepada diri sendiri tetapi kepada pasangan maupun anggota keluarga lainnya. Jadi jika seseorang bercerai hanya dikarenakan hal remeh temeh berarti anda tahu penyebabnya yaitu minimnya kedewasaan pola pikir dari kedua belah pihak yang masih mementingkan ego masing-masing.

Ok sekarang Penulis akan menanggapi hal pertama yaitu "mengapa pernikahan itu dibenci"? Tahukah anda ketika kata cerai atau dalam istilahnya "talak" diutarakan oleh  suami ataukah istri maka secara normatif proses perceraian telah berlangsung. Oleh karena itu Penulis wanti-wanti nih, jangan asal menyebut kata "saya ceraikan kamu" kepada pasangan disaat anda bersama pasangan sedang bertengkar maupun ucapan itu maksudnya sekadar bercanda. Kalau proses cerai sedang berlangsung maka jalan satu-satunya yaitu rujuk.

Bercerai mengapa dibenci itu ada sebabnya, catat nih diantaranya :

1. Menandakan seseorang kufur nikmat atas apa yang Allah berikan. Bisa anda bayangkan, disaat orang lain diluar sana berusaha susah payah mati-matian ingin bertemu jodohnya, justru ini malah memilih bercerai. Tujuan menikah ialah ibadah maka dari itu cek dan ricek lagi, jangan-jangan anda memutuskan bercerai karena terlalu banyak tuntutan tetapi nikmat yang lain belum disyukuri sepenuhnya.

2. Bercerai itu merupakan bencana bagi keluarga. Kenapa? Ketika dua individu suami dan istri memutuskan bercerai maka hal yang pertama anda perlu sadari terputuslah tali silaturahmi baik itu hubungan suami dengan istri, ayah/ibu dengan anak, maupun keluarga besar.
Lantas pernahkan anda berpikiran siapa yang paling dirugikan saat perceraiaan terjadi? Istri yang sebelumnya berpangku tangan dari nafkah suami, lalu bagaimana dengan anak dimana mereka lalai terhadap kasih sayang dari tidak hadirnya peran ayah maupun ibu disana.

3. Kembali Penulis ingatkan bahwa pernikahan itu merupakan sebuah prosesi yang sakral, anda bukan hanya diikat secara sah berdasarkan hukum negara tetapi juga agama. Dengan kedua belah pihak memutuskan untuk bercerai jika bukan karena alasan mendesak maka dengan kata lain anda telah melakukan sesuatu hal yang dilarang.

Ok, dibenci sudah dibahas. Lantas sekarang kenapa perceraian tidak dilarang atau memang diperbolehkan baik secara teknis hukum maupun agama?

Sebelum mengarah kesana, Penulis ingatkan kembali sebagaimana dijelaskan pada nomor 3 mengapa perceraian dibenci yaitu dengan maksud alasan mendesak. Dengan pengertian lain bahwa anda diperbolehkan bercerai namun dengan alasan seperti apa yang dijabarkan menurut hukum negara maupun hukum agama. Lantas seperti apa perceraian yang disahkan atau diperkenankan? Penulis akan memberi contoh beberapa kasus :

1. Salah satu dari kedua belah pihak melakukan KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga) yang mungkin mengancam nyawa individu atau anggota keluarga lainnya, maka perceraian itu dapat disahkan bahkan pihak yang melakukan wajib dilaporkan ke pihak berwajib.

2. Semisalkan suami atau istri tidak menjalankan tanggungjawabnya dengan baik. Contoh suami yang tidak memberi nafkah kepada keluarganya, istri yang tidak patuh kepada suami maupun melaksanakan perintah Allah, dan sebagainya maka langkah bercerai diperkenankan.

3. Salah satu dari kedua belah pihak suami atau istri melakukan zina atau istilahnya selingkuh maka pihak yang merasa keberatan dapat mengajukan proses perceraian.

Singkat cerita ada banyak hal "urgent" yang perlu dipertimbangkan sebelum seseorang mengajukan perceraian. Namun demikian perlu anda ingat dan Penulis sudah jauh-jauh hari jabarkan dalam artikel di Kompasiana ini bahwa "perceraian itu bukan akhir", selama ada opsi rujuk atau mengisyaratkan kondisi yang lebih kondusif dan jauh lebih baik maka kedua pihak yang memutuskan bercerai dapat kembali rujuk.

Tidak ada menjamin sebuah keluarga langgeng adem ayem, tetapi anda juga perlu ingat bahwa tidak ada yang menjamin dengan anda memutuskan bercerai dan membina rumah tangga yang baru maka kehidupan akan baik-baik saja. Saran Penulis, syukuri hidup ini dan lebih dekatkan pribadi kepada Allah, jadilah pribadi yang baik maka insyaallah jodoh anda pun kelak baik.

 Mintalah perlindungan dan ridho Allah ketika anda memulai bahtera rumah tangga sehingga rumah anda sakinah (damai) mawaddah (tentram), wa rahmah (kasih sayang). Demikian artikel Penulis, mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Terima kasih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun