Mohon tunggu...
Reno Dwiheryana
Reno Dwiheryana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger/Content Creator

walau orang digaji gede sekalipun, kalau mentalnya serakah, bakalan korupsi juga.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Prostitusi Online dan Ironi Publik

10 Januari 2019   15:39 Diperbarui: 10 Januari 2019   15:53 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Beberapa hari ini publik dihebohkan dengan kabar terjaringnya beberapa artis dalam dugaan kasus prostitusi online. Kasus prostitusi online pun menjadi sorotan karena adanya dugaan segelintir publik figur lainnya terkait bisnis esek-esek yang nominalnya relatif besar. Hingga kini pihak  berwajib masih menyelidiki kasus tersebut dah publik menanti seperti apa hasil penelusuran agar kasus ini terang benderang.

Dibalik apa yang ditampilkan di media prihal kasus prostitusi online yang melibatkan kalangan selebritis, ranah medsos pun tak kalah ramai. Ketika kasus prostitusi online mencuat ke hadapan publik maka publik dengan sigap menerka-nerka siapa sosok publik figur yang terjaring. Tak perlu waktu lama, alur informasi yang cepat berkat teknologi yang kian canggih memudahkan publik untuk segera mengetahuinya.

Publik yang menaruh rasa penasaran berbondong-bondong ke halaman medsos sosok artis dimaksud. Fitur komentar yang aktif pada medsos tak luput jadi sasaran, ada yang memberi simpati, ada yang menasehati, dan tak jarang ada pula nada yang menghujat. Mencela atau mencaci orang lain bagaimana dan seperti apapun caranya memang tidak dibenarkan, akan tetapi kembali itulah konsekuensi pahit yang pasti diemban sebagai publik figur.

Terkait komentar publik pada medsos sang artis, Penulis yang sekilas ikut memperhatikan alur lini masa justru merasa prihatin dengan tanggapan nyeleneh oleh segelintir pihak didalamnya. Dari beberapa komentar ada yang membandingkan perbuatan prostitusi dengan prilaku seks bebas yang didasari rasa suka sama suka atau pacaran.

Entah apa yang dipikiran mereka yang berkomentar demikian, tetapi menurut pandangan Penulis baik seks bebas didasari suka sama suka maupun perbuatan prostitusi tidaklah dibenarkan dan tidak ada sama-sama baiknya apapun itu rupa-rupa untung rugi perbandingannya.

Mengapa? Karena prostitusi merupakan perpanjangan dari gaya hidup seks bebas. Ketika harga diri tidak lagi ada nilainya lagi karena sudah diobral, layaknya barang bekas maka diperjualbelikanlah agar ada harganya. Apa yang terjadi disini bukan lagi atas landasan ekonomi, melainkan lebih dikarenakan rusaknya jati diri.

Kemudian menanggapi prihal kasus prostitusi online dimana eksploitasi berlebih kepada si artis, akan tetapi para pria hidup belang yang memakai jasa esek-esek si artis dapat menghirup udara bebas dari jeratan hukum tentunya hal ini perlu ditelaah kembali. Perlu dalam maklumat untuk kepentingan apa?

Apakah ketika nama-nama pengguna jasa esek-esek artis dan publik ketahui, ada manfaatnya? Apakah ketika nama-nama pengguna jasa esek-esek artis dikemukakan ke publik, aib si artis akan dilupakan?

Menyasar pada pernyataan bahwa kasus prostitusi online membentuk persepsi negatif kepada kaum perempuan pun perlu diperjelas dalam konteks apa? Kasus prostitusi online merupakan kasus yang kaitannya orang per orang, tetapi bukan menghakimi kaum perempuan seperti apa.

Tentu ini menjadi pembelajaran untuk kita semua dalam menanggapi kasus yang menyertakan aib orang lain. Karena kasus ini merupakan ranah hukum maka serahkan kesemua halnya kepada aparat berwajib agar kasus ini segera tuntas. Jangan malah kita berpolemik dengan aib dimana membuka gerbang kepada aib-aib lain yang tidak ada manfaatnya. Cakaplah kita dalam menjaga diri dan jangan gemar mengumbar aib, karena aib dapat menhantarkan pribadi kepada kesalahan lain yang membawa celaka. Demikian artikel Penulis, mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Terima kasih.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun