Mohon tunggu...
Reno Dwiheryana
Reno Dwiheryana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger/Content Creator

walau orang digaji gede sekalipun, kalau mentalnya serakah, bakalan korupsi juga.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Membentuk Platform atau Komunitas

21 Mei 2018   11:16 Diperbarui: 21 Mei 2018   18:41 755
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Blogger Community (Sumber : mommyoutsidethebox)

Sebagaimana apa yang Penulis jabarkan dalam artikel sebelumnya bahwa blogger bukan sekadar (kegiatan) menulis, akan tetapi blogger terpendam sebagai sumber potensial yang dapat diberdayakan. Blogger bukan sekadar profesi (secara individu) yang jika ditekuni dapat menghasilkan melainkan dapat pula (secara kelompok) dihimpun maupun dikelola agar lebih produktif lagi.

Lahirnya platform dan komunitas baru-baru ini secara tidak langsung merupakan signal bahwa mereka memiliki semangat yang sama. Baik platform dan komunitas tahu dan paham betul bahwa jumlah blogger sangatlah banyak dan seiring waktu akan terus menerus berkembang, oleh karena itu mereka (blogger) membutuhkan wadah atau tempat untuk mengakomodir kreativitasnya. Sampai sini apakah anda paham?

Ya secara teori memang hal diatas tampak begitu mudah, kita hanya cukup berkutit dengan kata "menghimpun" dalam pengertian mengumpulkan blogger-blogger dari antah berantah atau resource tersebut. Akan tetapi permasalahan utama yang dihadapi platform dan komunitas baru ialah bahwa mereka tidak memiliki nama (pamor), tentu menjadi tantangan tersendiri bagaimana langkah mereka menggaet blogger-blogger tersebut agar tertarik untuk bergabung.

Kiranya ada dua langkah umum yang acapkali dilakukan guna menyelesaikan problematika ini yaitu membuat kanal berupa tim (korporasi) yang ditugaskan khusus untuk menjangkau blogger-blogger yang ada maupun mengkontak (pertemanan) rekanan blogger agar dapat bergabung, dua langkah ini memiliki pondasi penyampaian yang berbeda namun memiliki tujuan yang sama.

Langkah ini merupakan langkah yang konkret untuk menarik blogger-blogger untuk bergabung. Terlepas dari benefit yang ditawarkan masing-masing platform maupun komunitas, faktor komunikasi yang baik dan keingintahuan dari blogger pribadi seperti apa wujud platform ataupun komunitas tersebut menjadi magnet yang ampuh untuk menarik lebih banyak blogger-blogger diluar sana.

Hal berikutnya yang platform dan komunitas baru hadapi adalah bagaimana menghimpun resources guna penyokong finansial (operasional) mereka. Tentu yang jadi pertanyaan disini adalah mengapa platform maupun komunitas membutuhkan resources (klien) tersebut? Terlepas apakah platform maupun komunitas ini disokong dana (modal) yang relatif besar pada hakikatnya ada siklus bisnis yang secara kontinuitas harus tetap berjalan didalamnya (benefit yang diberikan kepada blogger agar terus berlangsung), siklus bisnis ini bukan saja menentukan bisa atau tidaknya platform atau komunitas bertahan melainkan dengan siklus bisnis yang produktif maka plarform atau komunitas dapat berkembang lebih besar dan dapat mengakomodir blogger lebih banyak.

Secara logika Penulis akan memberikan ilustrasi, anggaplah platform dan komunitas baru ini layaknya suami istri dengan satu anak. Ketika mereka ingin memiliki dua anak atau lebih maka mindset mereka pun mau tidak mau turut berubah, mengalokasikan sumber pendanaan yang ada untuk dua atau lebih blogger tentu akan serba terbatas, oleh karena itu perlu adanya resources lain guna menyokongnya. Sebagai blogger, anda tak perlu dibuat pusing prihal siklus bisnis ini. Proses bisnis ibarat rahasia dapur, yang perlu anda lakukan adalah bagaimana menjadikan anda lebih produktif lagi dalam berkarya.

Kemudian yang menjadi poin pokok terakhir dari platfom dan komunitas ketika mereka memiliki nama dan menghimpun blogger sangat banyak adalah bagaimana bersikap adil. Kita boleh saja berkata "blogger sangatlah banyak" akan tetapi dari sekian blogger-blogger tersebut tentu hanya sepersekian yang memiliki kualitas dari segi karya. 

Sedangkan pada realitanya, klien-klien mengedepankan kualitas dalam pengertian mereka menginginkan blogger-blogger yang punya kualitas sebagai garda terdepan mereka dan blogger-blogger berkualitas ini juga merupakan aset berharga bagi platform maupun komunitas untuk memperkenalkan diri mereka kepada klien baru. Lantas bagaimana dengan blogger-blogger yang "lain"? Mereka yang bergabung mungkin tak sedikit yang memiliki motivasi lebih kepada platform maupun komunitas tempat mereka bernaung.

Bagaimana agar platform maupun komunitas dapat mengakomodir banyak blogger sekaligus bersikap adil tentu akan menjadi pekerjaan rumah tersendiri karena apabila blogger secara pribadi tak nyaman dan merasakan tempat atau wadahnya tak bersikap adil maka dengan sendirinya ia akan beralih ke platform maupun komunitas lain yang lebih menarik. 

Sejatinya apa yang bisa platform maupun komunitas lakukan untuk bersikap adil adalah membuat semacam rekapitulasi untuk menilai blogger-blogger tersebut, apakah dari sisi produktivitas, loyalitas, interest, kualitas, ataupun lainnya sehingga dari data tersebut platform maupun komunitas dapat bersikap adil dan merata secara keseluruhan. Dengan cara demikian platform maupun komunitas seperti membentuk persaingan yang sehat kepada blogger, mereka akan tertantang memperbaiki kualitas mereka dan terus berupaya menghasilkan karya-karya yang lebih baik lagi kedepannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun