Aku tak pandai berpuisi, karena aku bukan pakar fiksi..
Tak ada salahnya aku mencoba, walau mungkin cercaan yang aku dapatkan..
Beberapa saat hinggap dibenakku tentang betapa kelam negeri tempat tanah kelahiran..
Meraung kesakitan, akibat ulah maling yang kian serakah..
Sakit kronis negeriku tak kunjung sembuh dan terus terpuruk, sedangkan lembaga anti rasuah tak pernah dapat perhatian..
Maling silih berganti, penjara sesak mengempani mereka yang korupsi..
Ironi pun berlanjut kala genderang konstelasi politik menghangat, menyambut hajatan tahun depan..
Saling kritik saling hujat layaknya hujan, berebut pilihan mengagungkan siapa yang akan menang..
Saling sikut menjatuhkan lawan, menghalalkan segala cara demi mencapai tujuan..
Saling serang tak peduli lawan, walau rakyat sedang susah mengharapkan perbaikan..
Akan tetapi elit politik negeri ini tak bergeming, jangan harapkan malu karena hati pun mereka tak punya..