Mohon tunggu...
Reno Dwiheryana
Reno Dwiheryana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger/Content Creator

walau orang digaji gede sekalipun, kalau mentalnya serakah, bakalan korupsi juga.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Xiaomi Kembali Menebar "Ancaman"

21 Desember 2017   12:51 Diperbarui: 21 Desember 2017   12:59 1346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Hari Rabu tanggal 20 Desember 2017 bertempat di Hotel Ritz Carlton, Jakarta. Xiaomi kembali memperkenalkan produk terbaru mereka kepada pasar smartphone Indonesia yaitu Xiaomi Redmi 5a. Tidak ada yang istimewa dari smartphone berlayar 5 inch ini baik dari segi spesifikasi (menyerupai Redmi 4a) maupun fitur dikarenakan Redmi 5a merupakan smartphone ditujukan untuk kelas entry level. Redmi 5a menjadi smartphone terakhir yang diperkenalkan oleh Xiaomi di tahun 2017 menyusul produk-produk sebelumnya seperti Redmi 4x, Redmi Note 4x, dan Mi A1.

Namun dibalik kehadiran Redmi 5a ada beberapa hal menarik yang patut disimak diantaranya Xiaomi Indonesia mendaulat produk Redmi 5a sebagai smartphone terbaik dikelasnya, turut hadirnya CEO Xiaomi Lei Jun dalam acara launching, dan komitmen Xiaomi di Indonesia.

Sebagai smartphone untuk kelas entry level, Xiaomi memang tidak main-main jika mengatakan bahwa produk ini sebagai "hape yang terbaik dikelasnya". Dengan spesifikasi yang dimiliki Redmi 5a, para calon pembeli hanya perlu merogoh kocek sebesar satu juta kurang seribu Rupiah saja. Perlu diketahui bahwa harga Redmi 5a di Indonesia jauh lebih murah ketimbang harga di pasaran Cina (599 yuan) maupun India (Rs.4.999) sebagai basis terbesar pangsa pasar bagi Xiaomi. Tentu daya tarik Redmi 5a yaitu harga yang terjangkau dan spesifikasi seolah menjadi batu sandungan bagi merk-merk kompetitor lainnya yang berkompetisi di kelasnya. Tidak hanya itu, secara mengejutkan pada acara launching Redmi 5a setiap undangan (sekitar 300 orang) diberikan unit secara cuma-cuma.

Kemudian kehadiran CEO Xiaomi Lei Jun ke Indonesia. Tercatat untuk kesekian kalinya Lei Jun hadir di Indonesia, dalam beberapa kesempatan yang Penulis amati ia hadir dalam acara yang dikhususkan untuk bertemu para awak media, membuka gerai Xiaomi di Bekasi, dan dalam peluncuran Redmi 5a kali ini. Hadirnya Lei Jun seolah menjadi suatu petanda bahwa Xiaomi benar-benar konsisten menjadikan pangsa pasar Indonesia sebagai destinasi penjualan mereka berikutnya mengingat sentimen positif yang Xiaomi terima serta antusiasme yang tinggi dengan hadirnya komunitas-komunitas Xiaomi di Indonesia.

Sebagai catatan di tahun 2018 nanti Xiaomi berencana membuka 30 gerai Mi Store dan 90 service authorized center dan ini kabar yang ditunggu-tunggu oleh pengguna Xiaomi dimana Lei Jun berjanji menghadirkan smartphone premium pertama Xiaomi yang akan masuk Indonesia secara resmi. Tak ayal jika pernyataan Lei Jun yang berkeinginan menjadikan Xiaomi sebagai penguasa pangsa pasar smartphone di Indonesia dalam 2 atau 3 tahun kedepan bukanlah sebagai pernyataan asal sesumbar. Menjadi pertanyaan, bagaimana sikap merk kompetitor lain dalam menanggapi "ancaman" Xiaomi ini?

Di antara produk-produk negeri Tirai Bambu yang masuk ke Indonesia, lambat laun nama Xiaomi kian santer terdengar. Sebagaimana merk ini menawarkan aneka produk dengan kualitas baik berikut harga yang relatif terjangkau, khususnya ranah smartphone di pangsa pasar Indonesia. Dari sekian produk smartphone yang Xiaomi keluarkan memang tidak semua hadir di Indonesia dikarenakan harus memenuhi prasyarat TKDN terlebih dahulu, namun beberapa tipe smartphone Xiaomi yang hadir (resmi) sudah cukup mewakili segmen pasar yang dituju (terkecuali kelas premium).

Tindak tanduk dari Xiaomi kedepannya patut dicermati tatkala strategi market yang mereka gunakan cukup unik dan bertolak belakang dengan apa yang umum kompetitor lakukan. Jika para kompetitor berlomba-lomba menghabiskan budget untuk marketing (iklan, meng-hire brand ambassador, event, dan sponsorship gerai) guna menguasai pasar, sedangkan Xiaomi lebih konsen kepada sisi value produk mereka dan membiarkan proses seleksi alam (konsumen adalah Raja). Menarik disimak siapa yang paling ampuh dalam meramu strategi dan lebih unggul dalam titah menguasai singasana pasar smartphone di Indonesia nantinya. Demikian artikel Penulis, mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Terima kasih.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun