Mohon tunggu...
Reno Dwiheryana
Reno Dwiheryana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger/Content Creator

walau orang digaji gede sekalipun, kalau mentalnya serakah, bakalan korupsi juga.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sulitnya Menyatakan Perasaan

15 Desember 2017   11:32 Diperbarui: 15 Desember 2017   11:43 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Selayaknya seorang pria dan wanita dipersatukan dalam suatu ikatan janji yang sakral. Ya berbicara pria dan wanita tidak lepas dari keunikan dari masing-masing mahluk, baik pria dan wanita memiliki karakteristik tersendiri sebagai identitas personal. Setiap insan punya jalur hidupnya, namun demikian takdir mempertemukan mereka ke tujuan yang sama yaitu berkeluarga. Sebagai petanda bahwa jodoh tidak ada yang kebetulan, semua sesuai skenario Yang Maha Kuasa.

Sebelum menuju ke jenjang pernikahan atau berumahtangga, tentu kesemua itu terlebih dahulu melewati proses-proses selayaknya sebuah prosedural yang musti dilalui. Terlepas apakah bagaimana prosesnya, lamanya berhubungan, dijodohkan, dan alasan umum lainnya bahwa hal tersebut berlandaskan kepada adanya ketertarikan dari keduabelah pihak (pria dan wanita).

Jika diibaratkan baik pria dan wanita layaknya gravitasi atau gaya tarik-menarik yang terjadi antara semua partikel yang mempunyai massa di alam semesta. Masing-masing individu memiliki massa (daya tarik) untuk menarik partikel diluar (pasangan), dalam pengertian apabila anda seorang pria maka setiap lawan jenis yang diluar sana merupakan kandidat atau kemungkinan besar menjadi pasangan hidupnya begitupun sebaliknya dengan wanita.

Menarik untuk disimak, daya tarik menarik ini secara logika bisa saja terealisasi dengan terbentuknya interaksi antara pria dan wanita. Berawal dari keingintahuan, kemudian berkenalan, berteman, sahabat, hingga menyatakan rasa suka, hingga berakhir di pelaminan. Kembali bahwa semuanya pasti lebih didahului oleh proses untuk sampai seseorang menyatakan ketertarikan kepada lawan jenisnya. Mungkin waktu atau mungkin pula pasang surut daripada hubungan, dimana seringkali rasa suka menjadi membenci dan membenci menjadi rasa suka.

Akan tetapi untuk menyatakan ketertarikan kepada orang yang pribadi suka untuk sebagian kalangan bukanlah sesuatu hal yang mudah dilakukan. Menyatakan kesukaan kepada seseorang berarti layaknya menginginkan adanya intimasi atau keakraban lebih lanjut lagi dan seolah melayangkan pertanyaan kepada pribadi yang disukai apakah ia ingin menjadikan hubungan ini lebih intim lagi? Hubungan yang lebih intim berarti membutuhkan interaksi yang lebih intens lagi dari keduabelah pihak, tidak mungkin sepihak layaknya pribahasa "bagai bertepuk sebelah tangan".

Lalu pertanyaannya, apa yang membuat seseorang sulit untuk mengungkapkan perasaan sukanya kepada lawan jenis?

Hal yang pertama adalah rasa tidak percaya diri. Individu yang memiliki rasa percaya diri yang minim cenderung menanggapi perasaan suka sebagai sesuatu yang sakral. Berbeda dengan individu yang memiliki rasa percaya diri yang tinggi dimana ia akan berupaya mengungkapkan rasa sukanya bahkan dapat berupa spontanitas, individu dengan rasa percaya diri yang minim mampu memendam perasaan suka tersebut bahkan menguburnya dalam-dalam.

Namun hal tersebut memiliki dampak positif maupun negatif, apabila si pemalu ini mendapatkan pasangan maka ia akan setia dan protektif tetapi posesif, jika ia menerima penolakan maka ia akan mudah kecewa dan depress. Bagi yang memiliki rasa percaya diri yang minim maka akan lebih baik jika memiliki rasa suka kepada seseorang agar diungkapkan, sebagai awal ungkapkan perasaan tersebut semisal memberi perhatian yang lebih (bukan berlebih) untuk mengetahui respon dari lawan jenis atau interaksi yang lebih intens lagi. Kalau hanya berdiam diri dan memendam perasaan, maka tidak mustahil anda akan hidup dengan kesendirian dan kesepian.

Hal yang kedua adalah karakteristik dari lawan jenisnya. Kembali bahwa menyatakan rasa suka membutuhkan sinkronisasi dari keduabelah pihak, maka pertanyaannya apakah perasaan suka ini sinkron dengan perasaan si lawan jenis. Tentu akan mudah mengetahui respon dari lawan jenis jika karakteristik orang tersebut terbuka, ia dapat merespon cepat bahkan ia dapat mengantisipasi kemungkinan yang buruk terjadi. Akan tetapi, bagaimana jika individu yang dituju ternyata protektif, pemalu, dan pendiam tentu akan menjadi tantangan tersendiri.

Menyukai seseorang merupakan sesuatu hal yang lumrah, namun menyatakan rasa suka kepada seseorang atau lawan jenis perlu pertimbangan yang sangat matang. Layaknya kegiatan memasak, setiap masakan yang matang akan didahului tanda-tandanya maka perhatikan baik-baik hal tersebut sebelumnya. Jangan pernah memaksakan diri agar lawan jenis suka kepada pribadi, jadilah diri sendiri dan tunjukkan bahwa diri anda menarik. Demikian artikel Penulis, mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Terima kasih.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun