Mohon tunggu...
Reno Dwiheryana
Reno Dwiheryana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger/Content Creator

walau orang digaji gede sekalipun, kalau mentalnya serakah, bakalan korupsi juga.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jodoh Tidak Ada yang Kebetulan

8 November 2017   17:06 Diperbarui: 8 November 2017   17:35 3222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jodoh Tidak Ada yang Kebetulan

Sebut saja Nina, seorang wanita berparas manis ini sedang menangis tersedu-sedu di pundak sahabatnya, Intan. Nina tak kuasa menahan air mata akibat prilaku dan tindakan kekerasan suami yang ia telah nikahi selama 3 tahun ini. Nina menjabarkan bahwa disaat masa berpacaran dan awal pernikahan prilaku suaminya sangat baik dan sopan. Namun menjelang 1,5 tahun pernikahan mereka, tabiat sang suami pun tiba-tiba berubah.

Dimulai dengan marah-marah tanpa sebab, memaki dirinya, hingga sang suami tak segan menampar wajah jikalau ia melakukan sedikit saja kesalahan. Naas bagi Nina, apa yang dialaminya tidak sedikitpun mendapatkan perhatian baik orangtua maupun mertuanya. Orangtua Nina menganggap apa yang Nina alami adalah karma akibat dirinya memaksakan kehendak menikahi suami yang pada awalnya orangtua tidak setujui, sedangkan pihak mertua menganggap bahwa kesalahan ada pada diri Nina yang tidak patuh kepada suami dan tidak menjadi istri yang baik.

Alhasil, Intan-lah satu-satunya kerabat yang menjadi pendengar dan tumpuan Nina mencurahkan perasaan pedih dan sakit yang dirinya alami. Namun tidak banyak yang bisa Intan lakukan, terkecuali menasehati sahabatnya tersebut agar tegar dan sabar menghadapi cobaan. Dalam titik yang terendah, Nina selalu menganggap bahwa Tuhan tidaklah sayang dan tidak berlaku adil kepada dirinya dengan memberikan pasangan hidup yang tidak baik.

Mungkin dari ilustrasi diatas, semua menilai bahwa masalah dan kesalahan ada pada diri suami Nina. Marah tanpa sebab, mencaci, hingga menampar sang istri merupakan tindakan yang tidak elok sebagai pria kepada wanita. Pria sebagai kaum yang secara kodrat lebih kuat ketimbang wanita, tak sedikit yang tak segan menggunakan kelebihannya itu sebagai bentuk pelampiasan amarah kepada diri wanita yang berujung perkara.

Ada kalimat yang menyatakan bahwa "manusia sedetik pun dapat berubah", akan tetapi apa yang dialami Nina tentu perubahan sikap suami yang sebelumnya ia cintai menjadi seseorang yang kini ia benci sehingga ia pun berpandangan Tuhan telah salah dan tidak adil memberikan jodoh bagi dirinya. Benarkah demikian?

Dalam kehidupan sebagai umat beragama, kita sangat lekat dengan kalimat ini bahwa "pria baik akan disandingkan dengan wanita baik dan pria tidak baik akan disandingkan dengan wanita yang tidak baik". Pertanyaannya baik dan tidak baik prihal apa dan apa patokan untuk menilai baik dan tidak baiknya pasangan?

Percayalah bahwa sampai sekarang prihal pria baik disandingkan dengan wanita baik maupun sebaliknya masih menjadi perdebatan. Tak sedikit orang yang tidak terima dan tidak paham akan makna dibaliknya sehingga membuahkan pertanyaan, menyangkal, dan kecaman.

Sebagai patokan yang kiranya mudah dicerna, Penulis akan mengatakan bahwa yang namanya "jodoh" tidak ada mengenal istilah "kebetulan". Jodoh adalah salah satu dari misteri Allah, selain umur dan rezeki. Secara logika bilamana otak manusia dapat menerimanya, seseorang menikahi pasangannya merupakan bagian dari suratan takdirnya yang sebelumnya ia tidak ketahui siapa, kapan, dan dimana letak jodoh itu berada. Sampailah mereka dipertemukan.

Bagi anda yang telah menikah, pernahkan anda bertanya-tanya mengapa anda dipertemukan dengan pasangan hidup yang ada disamping anda saat ini? Anda bisa saja memilih Chris Evans, Chris Hemsworth, Keanu Reeves, Taylor Swift, Katy Perry, atau siapa saja yang anda inginkan tetapi kenapa justru yang ada tak menghendaki sesuai apa dengan mimpi di siang bolong anda? Anda ingin tahu jawabannya? Karena "pasangan anda merupakan cermin dari kualitas diri anda".

Berprasangka baiklah selalu kepadaNya, niscaya kebaikan akan selalu menghampirimu. Allah tidak akan pernah mengingkari janjiNya. Apa mungkin seseorang yang baik akan disandingkan dengan yang tidak baik maupun sebaliknya? Tentu yang ada manusianya akan protes, yang merasa baik akan protes kenapa justru saya dapat yang buruk dan yang buruk akan diuntungkan dengan mendapatkan yang baik. Apakah hal tersebut dapat dinyatakan adil?

Pada hakikatnya, baik tak mustahil dicapai oleh siapa pun, mau dapat baik maka jadilah diri pribadi baik terlebih dahulu. Jangan malah menuntut pasangan agar ia menjadi baik tetapi pribadi tidak mau memperbaiki diri. Mau dapat baik maka bergaullah dengan di lingkungan yang baik dan orang-orang yang baik. Ketika pasangan baik telah didapat, maka jangan pernah berpuas diri justru jadikan motivasi untuk mempertahankan kebaikan tersebut dan untuk menjadi lebih baik lagi. Setiap masalah pasti ada solusi, Nina. Demikian artikel Penulis, mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Terima kasih.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun