Indonesia, yang memiliki potensi besar di sektor aluminium, terus berusaha memperkuat kerja sama internasional untuk meningkatkan produksi. Salah satu langkahnya adalah dengan memanfaatkan ajang World Government Summit (WGS) 2025, di mana Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bertemu dengan CEO Emirate Global Aluminium (EGA), Abdulnasser Ibrahim Saif Bin Kalban.
Abdulnasser menyebutkan bahwa Indonesia merupakan salah satu pemain utama dalam industri aluminium. Meski begitu, ia mengungkapkan pentingnya diskusi lebih lanjut untuk menentukan proyek-proyek yang bisa dikerjasamakan. Dalam kesempatan itu, EGA dan PT Indonesia Asahan Aluminium (INALUM) sudah sepakat untuk memperluas Smelter di Sumatera Utara hingga kapasitas 400.000 ton per tahun.
Namun, proyek ini belum berjalan karena biaya listrik yang tinggi dan terbatasnya pasokan listrik rendah karbon, yang dibutuhkan untuk produksi aluminium ramah lingkungan. Untuk mengatasinya, EGA berencana membangun pembangkit listrik tenaga nuklir dengan kapasitas hingga 5 GW, agar kerja sama dengan Indonesia bisa terwujud.
Untuk mempercepat realisasi ini, Menko Airlangga akan berkoordinasi dengan INALUM dan pihak terkait, termasuk PLN, agar pasokan listrik rendah karbon yang dibutuhkan dapat dipenuhi. Airlangga juga menekankan pentingnya dampak positif bagi perekonomian Indonesia, terutama dalam hal penciptaan lapangan kerja dan melibatkan sektor swasta.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI