Mohon tunggu...
Sania Isma
Sania Isma Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

sedang belajar menyampaikan rasa dalam cakrawala aksara

Selanjutnya

Tutup

Nature

Produktif di Kala Pandemi, Mahasiswa UB Ciptakan Inovasi Lilin Aromaterapi dari Limbah Ampas Kopi

23 September 2020   10:23 Diperbarui: 23 September 2020   10:42 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Limbah ampas kopi/paktanidigita.com

Indonesia adalah produsen kopi terbesar ke empat di dunia berdasarkan ICO, 2017. Sedang untuk konsumsi dalam negeri rata-ratanya mencapai 1.7 kg/kapita pertahun. Tingginya angka konsumsi tersebut didukung oleh semakin menjamurnya kedai, caf, dan industri pengolahan minuman kopi dewasa ini. 

Aktivitas bisnis kopi-kopian ini, disisi lain juga menimbulkan munculnya permasalahan lain. 

Sampah organik menyumbang 60% dari total sampah di Indonesia/pngwave.com
Sampah organik menyumbang 60% dari total sampah di Indonesia/pngwave.com
yaitu, tingginya limbah ampas kopi yang dihasilkan. Limbah ampas kopi masih jarang pemanfaatannya. Padahal, di dalamnya masih terkandung Flavonoid dan Flavour alami yang memiliki potensi untuk dimanfaatkan sebagai bahan lilin aromaterapi. 

Peluang inilah yang ditangkap oleh 5 mahasiswa UB-Rabiah Musfira, Sania Isma Yanti, Daisy, Salsabila Zahidati dan M. Zakwan Saputra-untuk mengembangkan ampas kopi menjadi Lilin aromaterapi. 

Ilustrasi produk Pradipa/dokpri
Ilustrasi produk Pradipa/dokpri

Proses pembuatan lilin aromaterapi- yang dinamai PRADIPA- ini cukup mudah. Ampas kopi dikeringkan kemudian dicampurkan dengan bahan  dasar pembuatan lilin. PRADIPA selain sebagai produk lilin aromaterapi juga  merupakan produk edukasi. kemasan yang di desain modern memungkinkan pengguna produk PRADIPA untuk dapat mempelajari serial kebudayaan indonesia melalui audio-visual yang menarik. informasi lain mengenai produk pradipa dapat di akses di media sosial PRADIPA @pradipa_aromaterapi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun