Mohon tunggu...
Sani fitriyani
Sani fitriyani Mohon Tunggu... Penulis - Peselancar dunia maya

Aku ingin begitu, aku ingin begini

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Babak Belur Pers, Babak Baru Media Oposisi!

5 Desember 2018   06:04 Diperbarui: 5 Desember 2018   08:22 503
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kekuasaan Pers merupakan kekuasaan ke empat pilar demokrasi. Saking besarnya pengaruh media terhadap citra pemerintah, banyak perusahaan pers yang dikuasai oleh media.

Akibatnya pemberitaannya pun buta tak lagi mengedepankan pilar jurnalistik. Jika terus seperti ini khawatirnya negara kita tak seindah siaran pers hanya pencitraan semu yang dibuat para penguasa. 

Bagaimanapun penguasalah yang berkuasa, idealismepun akan terbunuh jika sudah begini. Bangsa terjajah dalam citra semu sang pilar keempat yang sudah dinodai oleh oknum penguasa.  

Harga mati demokrasi terjual dan terhempas begitu saja. Masih ingat reuni 212, di media sosial gencar gencarnya persatuan umat muslim. Hampir seraya umat muslim bersatu tapi beberapa media di kabarkan hilang sinyal tak bersuara. Kemana mereka?? Takutkah? 

Ya pers oposisi dengan penguasa yang menyiarkan acara reuni umat muslim. Lalu sebenarnya ada hubungan mesra apa antara penguasa dan pers itu sendiri sehingga mereka kompak bungkam. 

Jika hampir semua media berhubungan mesra dengan para penguasa lalu bagaimana fungsi pers bisa jalan. Kalau membodohi masyarakat apakah kita masih perlu kinerja pers yang seperti itu?. 

Tidak! Sejatinya sebuh bangsa yang sehat alat kontrolnyapun harus sehat. Jika fungsi pers sudah sakit maka sistem bangsa inipun tidak akan berjalan sehat. 

Kenyataannya, di Indonesia saat ini media arus utama begitu telanjang menunjukkan keberpihakan pada kelompok, partai atau figur. Misalnya, Kelompok Media MNC jelas dimiliki oleh pendiri partai Perindo. Metro TV didirikan oleh pendiri partai Nasdem.

Jadi media besar telah di beli oleh para penguasa, sehingga informasi yang kita dapat tidak lain berita kepentingan politik mereka. Jadi jika sudah seperti ini alat kontrolpun lemah jika sudah berhubungan mesra dengan kepentingan. 

Sejatinya fungsi pers yang sehat tergantung pemerintahnya itu sendiri. Berita dan segala seluk beluk informasi tergantung keberpihakan media dg penguasa. 

Ironis ini sangat jauh dari ideal pers yang netral dan bebas interpensi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun