Mohon tunggu...
Syamsidar Masse
Syamsidar Masse Mohon Tunggu... Guru - SanGuru siap Belajar

Guru SMK berkarya dalam tulisan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Alih Fungsi Gedung Sekolah

22 Februari 2021   17:57 Diperbarui: 22 Februari 2021   18:31 1150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Belajar metode daring memaksa anak-anak usia sekolah, bahkan sampai perguruan tinggi belajar di rumah. Belajar selama ini dilakukan jika ada tiga unsur yang terlibat yaitu sekolah, guru dan siswa. Saat ini, sekolah sebagai sebuah bentuk fisik ditinggalkan kosong berdebu. Guru tidak lagi berdiri di depan kelas di hadapan puluhan siswa. Perlukah alih fungsi gedung sekolah agar lebih bermanfaat?

Sekolah sebagai bangunan fisik sudah ditinggalkan oleh siswa hampir satu tahun. Gedung-gedung megah, bahkan ada yang bertingkat tiga dan empat. Jika dulu sebelum kegiatan belajar dipindahkan ke rumah, gedung-gedung sekolah tampak mengkilat, bersih dan selalu ramai. Bersih karena setiap hari ada siswa yang bergantian untuk piket kelas. Dua kali dalam setahun akan diadakan lomba kebersihan dan keindahan kelas.

Saat ini, setiap sekolah hanya memiliki petugas kebersihan satu atau dua orang. Maksimal petugas kebersihan sekolah sebanyak empat orang, jika diasumsikan setiap tingkat gedung memiliki satu petugas kebersihan. Beberapa waktu lalu, bahkan beredar di sosial media sebuah sekolah dihuni seekor ular di bagian meja siswa. Beberapa bagian gedung sekolah diabaikan dan dibiarkan begitu saja.

Bagian-bagian sekolah yang tidak tersentuh sama sekali selama belajar di rumah adalah bagian ruang kelas. Dibersihkan sekedarnya dan sebagian yang lain tidak dihiraukan. Meja-meja belajar masih di tempat yang sama saat terakhir ditinggalkan oleh siswa. Bertumpuk atau ditumpuk di satu sisi ruangan.

Bagian lain yang tidak pernah dikunjungi lagi seperti ruang komputer. Di saat siswa belajar di sekolah memang sudah jarang di kunjungi, hanya pada waktu-waktu tertentu saja. Perpustakaan apalagi, debu-debu sudah menutupi rak-rak dan buku-buku di sana. Bagian yang masih digunakan karena saat ini guru tetap bekerja di sekolah adalah ruang guru.

Awal tahun 2021 direncanakan sudah tatap muka sejak akhir tahun 2020, tetapi kenyataannya sampai saat ini belum ada pihak yang berwenang memutuskan untuk dilaksanakan. SK bersama empat menteri belum cukup menjadi acuan untuk dilaksanakan. Pemerintah daerah dan dinas pendidikan belum berani memerintahkan untuk pelaksanaan tatap muka.

Kasus terinfeksi virus yang tercatat oleh satgas penanganan covid-19 masih mencatat peningkatan kasus setiap hari. Terhitung hari ini, terkonfirmasi sudah mencapai satu juta lebih jiwa terinfeksi. Hal ini memunculkan kekhawatiran petugas kesehatan jika sekolah dipaksakan tatap muka. Sekolah tatap muka bisa menjadi cluster baru dan empuk penyebaran virus.

Kerusakan gedung sering terjadi dengan penyebab yang bermacam-macam, seperti tertuang pada Permen PU No.24 Tahun 2008 adalah tidak berfungsinya bangunan atau komponen bangunan akibat penyusutan/berakhirnya umur bangunan, atau akibat ulah manusia, atau perilaku alam seperti beban fungsi yang berlebih, kebakaran. gempa bumi, atau sebab lain yang sejenis. Intensitas kerusakan bangunan dapat digolongkan atas tiga tingkat kerusakan, yaitu:

1. Kerusakan Ringan
Kerusakan ringan adalah kerusakan terutama pada komponen non struktural, seperti penutup atap, langit-langit, penutup lantai, dan dinding pengisi.

2. Kerusakan Sedang
Kerusakan sedang adalah kerusakan pada sebagian komponen non struktural dan atau komponen struktural seperti struktur atap, lantai, dan lain-lain.

3. Kerusakan Berat
Kerusakan berat adalah kerusakan pada sebagian besar komponen bangunan, baik struktural maupun non struktural yang apabila setelah diperbaiki masih dapat berfungsi dengan baik sebagaimana mestinya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun