Mohon tunggu...
Frengki Nur Fariya Pratama
Frengki Nur Fariya Pratama Mohon Tunggu... Ilmuwan - Pecinta naskah Jawa di Sradhha Institute, berdikusi sastra di Komunitas Langit Malam.

Menjadi Insan yang mampu berkontribusi terhadap negara dan masyarakat adalah ideologis manusia yang menghamba kepada Sang Khaliq

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Senjata dan Mantra Keramat

28 Februari 2017   19:59 Diperbarui: 28 Februari 2017   20:05 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sebuah kisah dari luas lintas batas dimensi pemikiran seorang manusia mengenai pendidikan yang dianggap suatu hal yang diutamakan dalam kehidupan. Sosok yang dianggap paling mujarab untuk mengobati kebodohan yang beredar dimuka bumi. Penerang kegelisahan pikiran mengenai oandangan manusia yang sering kali terkungkung dengan kekolotan pandangan.

Tuntutan yang semakin tinggi dari terbentuknya pemikiran-pemikiran lain yang lebih unggul. Membuat setiap insan manusia harus mengikuti arus yang sangat deras menuju satu paradigma global yang terkadang merugikan, namun terkadang pula menguntungkan bagi manusia yang telah siap akan sebuah perubahan besar yang terus berkembang dan bermetamorfosis menjadi sosok agung dari pemikiran yang siap menaklukkan dunia dengan membawa misi untuk beramuba berwujud kelompok yang saling bersinergi serta menyatukan misi untuk berlayar di era globalisasi yang serba salah ini. Hanya jiwa militanlah yang dapat bertahan dan berdiri tegap menerjang ombak-ombak yang menyapi silih berganti.

Manusia adalah sosok yang berintuisi, berlogika serta berakal yang siap untuk terus dikembangkan. Namun tetap membawa sifat alamiah hewaninya dalam mengarungi laut yang bernama kehidupan. Berfikir adalah kunci seorang manusia berhasil berlabuh di daratan yang termasyhur. Daratan ituberkamufrase diantara robekan-robekan layar kapal, potongan-potongan badan kapal dan bangkai-bangkai kapal yang teronggok besar. Semua rongsokan itu akan sangat menggagung dan menyulitkan siapa pun untuk berlabuh dan menyandarkan kapalnya ditepi-tepi dataran yang kita kenal dengan pulau kesuksesan.

Memang tak mudah untuk mencapai pulau tersebut. Segala macam rintangan harus terlewati dan harus siap untuk menghindar dari gerombolan-gerombolan rongsokan yang meresahkan dan menyulitkan. Bagaimana cara kapal tersebut menghindar dari keresahan-keresahan dan rintangan yang menghadang ? tentu saja setiap kapten kapal harus memiliki pengalaman yang meyelamatkan. Pengalaman itu pun harus terselimuti dengan ilmu yang siap untuk diajak bersatu untuk menjadi anak buah kapal pembantu berlayar menyarungi samudra pencarian jadi diri.

Banyak kisah dari kapten-kapten kapal terdahulu bahkan misi pelayan mencapai pulau kesuksesan itu sangatlah berat. “jika kamu merasakan pelayaran ini, pasti kamu akan berjumpa dengan monster yang diebut monster kemalasan” salah satu kapten senior berjerita kepada para kapten junior yang ingin belajar menyelesaikan misi ini. Monster ini memiliki berbagai bisa yang sangat mematikan. Ada yang disbut bisa kenakalan remaja, bisa narkoba, bisa free sex, bisa keegoisan, bisa pembangkangan dan yang paling berbahaya adalah bisa kedurhakaan. 

Sangat banyak bisa monster kemalasan ini. Namun ada satu senjata yang bisa mengalahkan monster ini. Senajat itu berada di hutan nurani keindahan. Para pendekar pun banyak yang memperebutkan senjata ini. Senajata ini bernama tongkat ketekunan. Tongkat ini memiliki kesaktian yang amat sanngat luar biasa. Dapat menggerakkan hati manusia yang sedang tertinpa keputusasaan.siapaun yang berhasi mendapatkan tongkat ini kekuatan luar biasa akan yang entah datang dari mana secara tidak disangka akan masuk ke dalam raga dan memunculkan kesaktian-kesaktian yang sangat mustahil ketika dinalar.

Tongkat ketekuanan ini pun akan tidak berfungsi maksimal apabila pemegangnya tidak memiliki mantra sakit yang sangat sakral. Mantra itu pun didapatkan dengan cara yang tidak gampang. Harus melalui lelaku yang terkadang membuat orang yang ingin menguasai mantra ini tak kuat dan menjadi gila karenanya. Mantra ini dimiliki oleh Dzat yang begitu agung dan tak tertandingi oleh siapapun dan dimana pun.

Dzat ini hanya da satu dialam semesta raya. Dzat ini sangat sulit ditemu oleh siapapun jika tidak memiliki daya konsisten di dalam dirinya. Mantra ini dikenal dengan mantra Doa yang setiap pemegang mantra ini percaya diri dalam segala situasi dan kondisi seperti apapun. Sulitnya menguasai tongkat Tekun dan mantra Doa membuat lara ing atunggal ini tidak sembarang orang yang dapat memegangnya.

Kapten-kapten junior ini pun merinding mendekar keampuhan senjata keramat itu. Mereka pun mula menengok ke kanan dan ke kiri memandang kapten-kapten lain yang sedang berkumpul mendengarkan wejangan dari Kyai sepuh yang semenjak kemarin didatangi tamu-tamu yang ramai. Dari pagi sampai malam tamu-tamu itu selalu bergantian datang ke padepokan tempat Kyai sepuh itu berada. Tak heran Kyai sepuh itu sangat termashur di Muka Bumi. Sampai sampai presiden pun khalah tenar dengan Kyai sepuh ini. Disetiap akhir wejangannya Kyai sepuh pasti menutup dengan satu kalimat yang sama”berhati-hatilah dan selalu ingat kepada Dzat Agung, maka dengan sendirinya segala sesuatu yang anda kehendaki akan terwujud”.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun