Mohon tunggu...
Sang Nanang
Sang Nanang Mohon Tunggu... -

Manungso tan keno kiniro!

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Kemegahan Masjid Raya At Taqwa Kota Cirebon

4 April 2013   11:25 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:45 918
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kota Cirebon merupakan salah satu titik penting pada jalur perlintasan kereta api utama di pulau Jawa. Para sedulur yang pernah menggunakan jasa angkutan kereta api dari Jakarta ke Jawa Tengah maupun Jawa Timur, tentu pernah melintasi stasiun Kejaksan di pusat kota Cirebon. Tepat di ujung timur stasiun ini, para penumpang kereta dapat menikmati sajian pemandangn berupa sebuah bangunan dengan gaya arsitektur yang sangat mencolok dan menimbulkan decak kagum di dalam dada setiap orang yang memandangnya. Bangunan yang saya maksudkan tersebut adalah Masjid Raya At Taqwa Kota Cirebon.

Bagian struktur Masjid At Taqwa yang langsung menampakkan keindahannya dari balik jendela kereta adalah menara dan kubah masjid. Dua bagian atap masjid tersebut memadukan dua gaya arsitektur dengan porsi dan komposisi yang sangat seimbang sehingga menghasilkan paduan akulturasi antara bentuk atap tumpang khas Jawa dengan menara bergaya Timur Tengah yang menjulang tinggi. Masing-masing pucuk menara maupun atap tumpang dihias dengan kubah mungil dengan kilauan warna emas. Gaya khas ini mengingatkan kita kepada kemilau emas di Masjid Kubah Emas Depok.

Jika sesekali kita berkesempatan untuk benar-benar mampir di Masjid At Taqwa Cirebon ini, tentu ketakjuban kita kepada masjid tersebut akan benar-benar lengkap dan utuh. Sisi depan Masjid At Taqwa dapat diakses dari Jalan R.A. Kartini maupun Jalan Siliwangi yang merupakan jalan utama di pusat Kota Cirebon. Tepat di pinggiran ujung selatan Jalan Siliwangi, kita akan mendapati sebuah gapura bergaya kolonial dengan busur lengkung setengah lingkaran bertuliskan “Alun-Alun Kejaksan”. Dan memang jika kita melewati gapura tersebut, kita akan memasuki sebuah lapangan rumput yang cukup luas, itulah Alun-Alun Kejaksan.

Meskipun tidak mengadopsi secara penuh konsep tata ruang sebuah kota pusat pemerintahan peninggalan kerajaan-kerajaan terdahulu di pulau Jawa, dimana alun-alun menjadi pusat denyut nadi kehidupan sebuah kotapraja dengan keberadaan keraton di sisi selatan, masjid di sisi barat, kejaksaan atau penjara di sisi timur dan pasar di sisi utara, namun pengaruh tersebut muncul juga dalam pengaturan tata letak bangunan Masjid At Taqwa Cirebon.

At Taqwa5
At Taqwa5

Setelah melintasi Alun-Alun Kejaksan ke arah barat, segera pengunjung akan dibawa memasuki pelataran Masjid yang dilengkapi dengan beberapa taman yang tertata apik, lengkap dengan pohon kurma khas Timur Tengah yang dipadu dengan beberapa jenis bunga-bungaan yang beralaskan rumput hijau menyegarkan mata. Hal ini memberikan kesan kerapian dan kesejukan yang semakin membawa suasana damai di hati setiap jamaah yang mampir di masjid ini.

Dari beberapa sumber terpercaya dikisahkan bahwa Masjid At Taqwa sebenarnya sudah dibangun semenjak tahun 1918. Julukan awal masjid ini adalah Tajug Agung Cirebon. Istilah masjid agung sendiri sudah melekat erat kepada Masjid Agung Sang Cipta Rasa di lingkungan Keraton Kasepuhan peninggalan Sunan Gunung Jati. Tajug Agung Cirebon pernah dipugar pada tahun 1951. Atas inisiatif RM. Arthatha selaku Kepala Kantor Urusan Agama Cirebon, dalam pemugaran tahun 1963 Tajug Agung Cirebon diubah namanya menjadi Masjid At Taqwa hingga kini. Perkembangan dengan beberapa kali renovasi dan perombakan total struktur bangunan, akhirnya menghasilkan sebuah bangunan yang terbilang masih sangat baru. Sentuhan teknologi modern dalam pengerjaan unsur sipil bangunan menjadikan bangunan masjid yang masih baru ini nampak kokoh dan tangguh. Konon bangunan indah ini menelan dana hingga 9,8 M rupiah.

Badan bangunan Masjid At Taqwa jika dilihat dari sisi luar nampak sangat kental pengaruh gaya Timur Tengahnya. Bentuk bangunan berupa kotak persegi dengan pilar-pilar yang berdiri tegak sebagai penopang struktur bangunan nampak mendominasi berbagai sisi masjid. Diantara masing-masing pilar dilengkapi dengan relung-relung pintu maupun jendela besar yang dilengkapi dengan lubang-lubang angin yang memiliki fungsi ganda, sebagai pengatur sirkulasi aliran udara dan sebagai penghias dinding masjid.

Bagian atas atau atap masjid berbentuk susunan tiga tumpang dengan tumpang teratas berbentuk limas segi empat. Ketiga atap tumpang tersebut melambangkan sifat Islam, iman dan ikhsan sebagai jalan kesempurnaan hidup seorang hamba Allah. Tepat di keempat sudut batas antara tumpang pertama dan ke dua terpancang dengan gagahnya empat buah menara kembar berbentuk segi empat. Melengkapi empat buah menara kembar tersebut, di sisi kiri depan masjid terdapat menara induk yang lebih besar dan jauh lebih tinggi, sekitar 65 m. Kelima menara tersebut merupakan perlambang rukum Islam yang meliputi persaksian dua kalimat syahadat, sholat, zakat, puasa dan ibadah haji di tanah suci.

Di dalam menara tertinggi tersebut terdapat akses tangga yang dapat mengantarkan pengunjung untuk naik ke lantai tingkat 13 di dalam menara. Dari tempat ini, pengunjung dapat dengan leluasa melepaskan pandangan ke segenap penjuru kota Cirebon. Untuk dapat menaiki puncak menara masjid ini, pengunjung dikenakan retribusi Rp. 3.000.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun