Mohon tunggu...
Sangelang
Sangelang Mohon Tunggu... -

Sang Elang yang kehilangan sayap

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Lelaki, Suami dan Pemimpin Keluarga Kecil yang Ditinggal..

23 Mei 2011   22:21 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:18 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

“istriku kau sedang apa?”

“istriku kau “dimana” ?”

Itulah jeritan hati dari seorang suami yang ditinggal istrinya..

Aku tahu yang ada dipikiran dan hatimu.. karena sebelum dirimu tepat tujuh tahun lalu aku sudah merasakan sakitnya sendiri.. tinggal sebagai seorang perantau yang tidak memiliki banyak teman.. dan tak ada keluarga yang menemani.. namun sebagai lelaki aku berusaha sabar, tegar dan tidak menunjukkan manjaku kepada seorang yang telah melahirkanku ataupun keluargaku..

Kini dengan berbaring di peristirahatan malamku aku merasakan sakitnya sendiri lagi.. namun kali ini berbeda.. sakit ini untuk istriku.. ku akui aku salah dalam mendidikmu yang terlalu keras yang terkadang atau sering kali terselip ucapan dan tindakan kasar dan mengeluarkan arogan dan emosi tinggi.. aku mohon maaf untuk itu..

Namun itulah suatu permohonan tanpa dibarengi dengan keikhlasan dari yang mau memaafkan akan sulit… seperti yang pernah aku kiaskan dengan sebuah baju baru yang secara sengaja atau tidak rusak/bolong pada bagian tengahnya, ditambal/dijahit seperti apapun tetap akan berbekas.. bekas itu akan hilangbila baju tersebut diganti dengan baju baru, namun mungkin baju baru itu sulit untuk didapati karena pemberian atau beli dibelahan dunia lain hasil kerja kerasnya.. pada akhirnya, menjauhi baju rusak/bekas itu, berusaha melupakannya dan tak ingin melihat baju tersebut untuk sementara waktu..

Memang ini cobaan namun kali ini berbeda.. Istriku telah meninggalkanku tanpa izin dariku, mencampakkanku, menghinaku, membohongiku, mengotori kepercayaanku..

Aku berikan pilihan untuk mencoba pilihan hatimu..

Lebih menghormati dan mematuhi suami dan menjadi istri yang kelak menjadi ibu yang tegar dan dapat mendidik anak-anak dariku atau malah menjadi anak manja kembali seperti sebelum meninggalkan rumah keluarganya dan menikah untuk menjalani hidup baru..

Namun sekarang aku tahu jawabannya..

Semoga disana kau bahagia istriku.. peluk cium untuk istriku dimanapun engkau berada..

Dari suami yang -

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun