Mohon tunggu...
Risandi Daeng Sitaba
Risandi Daeng Sitaba Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Orang yang hidup hanya memiliki uang, adalah orang paling miskin di dunia

life is never flat

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Karena Pena (Penindasan Mengatasnamakan Kebijakan)

25 Maret 2020   12:48 Diperbarui: 25 Maret 2020   12:59 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Almarhum Sudirman Hililo, seorang nelayan tangguh, orangtua sekaligus guru yang baik. Sumber : Facebook Rignolda Djamaluddin

Jaya Indonesia, petanya di lalui katulistiwa buminya kaya itu kata Ayah saya.
.
Dihari ini, tepat dimana penindasan dan kesewenang-wenangan terjadi dimana-mana,
Namun. dunia mendadak tuli dan buta.
.
Rakyat dipenjara karena tak mau menjual tanahnya, hutan dibabat tanahnya dikupas emasnya dikuras, limbahnya buat siapa?
Iya Betul. Laut lepaslah tempatnya.
.
Perombakan hutan oleh kegiatan pertambangan dibiarkan begitu saja, seperti tak ada masalahnya. Negaraku Buta.
.
Rakyat mengadu di depan istana, dituduh kelompok pemberontak, dan ditunggangi kepentingan politik
.
Tembok-tembok birokrat tinggi menjulang hitam, suram, dan menakutkan, ruang2 pengadilan yang katanya tempat putusan berkeadilan, memutus hukuman pada si miskin yang mencuri sebab kelaparan.
.
Yang beruang menindas yang tak beruang
Yang berilmu membodohi yang tak berilmu
Yang waras memeras keringat yang tak waras
Carut dan marut, berujung kemelut di meja debat kusir. Tak berisi solusi, tetapi hanya maki-maki.
Wakil rakyat, hanya merakyat saat pesta demokrasi dirayakan
Dan lupa saat kursi-kursi istana diberikan
.
Hey Lihatlah!!!!!
Di sawah banyak padi-padi tak subur
Di laut banyak ikan-ikan mati tercemar limbah
Di gunung-gunung banyak sampah bertebaran.
.
Di pabrik-pabrik, ada rakyat yang di PHK
Di pedalaman, banyak anak tak sekolah
Di jalanan, banyak perut-perut keroncongan
Di khutbah berbau politik rasis, mempermainkan agama yang tak seakidah bantai saja katanya.
Ucapan berbau kepentingan.
.
Mereka ramai membincangkan perubahan negara, yang aneh dan pelik, katanya negara tak lagi baik2 saja, tapi si elit sibuk berwisata.

Kedamaian tak lagi milik rakyat.
Di bandara ada air mata yang menetes, karena akan berpisah
Di kolong jembatan ada sakit dan tangis pemulung, tak tertolong
Di istana negara, ada makanan segar, enak dan bervitamin tai kucing saos tomat.
Racikan chef professional, kenegaraan.
Sementara, di pelataran kota nan megah, banyak perut digantung batu
Menunda lapar agar tak mati
Di kursi tahta tertinggi, ada coretan yang menindas
Menghapus amanah rakyatnya
Meresmikan secara legal, menindas dan menginjak kepala rakyatnya.
Katanya ini kepentingan negara, lantas apa akibatnya, sudah kah Indonesia memasuki pintu gerbangnya? Atau hanya ucapan telah sampai ke pintu gerbang?
Mari bersulang kita tutup malam dengan tenangtenang bersama gemintang...

Karya            : Risandi Daeng Sitaba
Judul Puisi     : Karena Pena
Puisi ini Saya dedikasikan untuk almarhum Om Diman Hililo, sang pembela hak-hak nelayan yang beberapa hari lalu tutup usia....

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun