Mohon tunggu...
Zulfikar Fuad
Zulfikar Fuad Mohon Tunggu... Penulis - Tentang Sang Biograf

Zulfikar Fuad (Sang Biograf) adalah penulis buku kisah hidup: biografi, autobiografi, memoar, novel biografi. www.penulisbiografi.com www.indonesianbiography.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan featured

BJ Habibie Inspirasi Bangsa Kita

9 Juli 2012   17:27 Diperbarui: 26 Juni 2019   07:19 3786
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mantan Presiden BJ Habibie.(KOMPAS.com/Ronny Buol)

Oleh sebab itu, ketika Presiden RI Dr. Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyebut Habibie sebagai Bapak Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) Indonesia pada pertemuan dengan civitas Akademi Ilmu Pengetahuan dan Masyarakat Ilmu Pengetahuan Indonesia di Puspitek, Serpong, Tangerang, 20 Januari 2010, banyak orang seperti terheran-heran. Hal itu terasa wajar oleh karena sepanjang sejarah pemerintahan sejak orde baru sampai era reformasi belum pernah seorang presiden mengakui secara terbuka kontribusi Habibie dalam memajukan Iptek. “Kepantasan Habibie sebagai Bapak Ilmu Pengatahuan dan Teknologi karena sumbangsihnya terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi diakui oleh dunia,” ujar SBY.

Pernyataan serupa dikemukakan SBY untuk kesekian kalinya pada berbagai kesempatan, baik acara formal maupun informal, termasuk ketika berakhir pekan di Istana Bogor pada 28 Januari 2012. “Kita menguasai Iptek dengan mengembangkan enterpreneurship yang di dalamnya termasuk technopreneurship. Itu harapan saya di negeri ini ke depan. Saya tentu memahami pandangan dan kebijakan Pak Habibie, Bapak Ilmu Pengetahuan dan Teknologi kita yang masih berupaya memajukan Iptek. Sampai sekarang saya masih sering berkomunikasi,” tutur SBY.

Setelah masa jabatan sebagai presiden berakhir, Habibie mengisi waktunya diantaranya dengan mendirikan The Habibie Center, yaitu sebuah pusat kegiatan diskusi, seminar, penelitian dan pengkajian mengenai HAM, hukum, sosial dan demokrasi. Ide pendirian The Habibie Center berawal dari rasa kecewanya saat pidato pertanggungjawabannya pada Sidang Istimewa MPR 1999 ditolak, namun semangat juang Habibie tak pupus, ia terus menyebarkan dan menumbuhkan semangat demokrasi melalui The Habibie Center. Para tokoh yang tergabung di The Habibie Center adalah intelektual yang menghormati kebebasan akademis yang mendedikasikan diri untuk kemajuan bangsa.

Kegiatan Habibie tidak hanya terpusat pada The Habibie Center, Habibie juga dipinang lembaga Inter Action Council, yaitu sebuah forum bergengsi yang beranggotakan para mantan pemimpin negara terpilih di seluruh dunia. Organisasi ini dibentuk tahun 1983 yang digagas oleh Takeo Fukuda, mantan Perdana Menteri Jepang periode 1976-1978. Forum ini dibentuk dengan tujuan mempertemukan para mantan pemimpin negara di dunia yang telah memiliki pengalaman dan pengetahuan langsung memimpin negaranya sehingga dapat berdiskusi mengenal masalah-masalah global, terkait kelangsungan hidup manusia. Habibie merupakan Presiden Indonesia satu-satunya yang terpilih menjadi anggota Inter Action Council ini. Dalam forum ini cocok buat Habibie yang selalu memikirkan keadaan bangsa baik di dalam dan luar negeri.

Penulisan biografi Habibie ini sungguh menantang, di tengah banyaknya buku kisah hidup Habibie yang beredar, tentu saya harus menyajikan dalam pendekatan penulisan dan sudut pandang berbeda. Sementara itu, menghadapi kenyataan minimnya waktu yang disediakan, serta terbatasnya sarana dan prasarana pendukung, mendorong saya menggunakan “energi Habibie” dalam upaya maksimal melampaui keterbatasan.

Saya merasa terpanggil memanfaatkan momentum ini untuk memberikan kontribusi, menuliskan sejarah pencapaian hidup seorang Habibie dalam rangka membangkitkan kepercayaan diri generasi muda bangsa untuk meraih prestasi di berbagai bidang kehidupan.

Habibie telah mendedikasikan hidupnya sebagai Maha Karya bagi dunianya, bangsanya, agamanya dan keluarganya. Belajar dari kegigihan Habibie, saya percaya siapapun kita, dari manapun asal-usul kita dan bagaimanapun keadaan kita sekarang, kita dapat mengikuti jejak Habibie, menjadikan hidup kita sebagai Maha Karya.

Buku ini ditulis dan diterbitkan untuk tujuan pendidikan karakter sebagai sumber inspirasi dan motivasi memacu semangat berprestasi bagi generasi muda bangsa di seluruh Nusantara. Dalam rangka memenuhi tujuan tersebut, Pusat Kurikulum dan Perbukuan Nasional memandu penulis agar membatasi ruang lingkup penulisan biografi dalam kurun waktu dari kelahiran hingga menjadi Presiden RI, sementara masa menjadi Presiden RI tidak ditampilkan panjang-lebar dengan pertimbangan  menghindari kontroversi yang kontraproduktif dari tujuan pendidikan karakter.

Oleh sebab itu, kepada pembaca penulis memohon maklum atas keterbatasan buku ini dikarenakan sejumlah peristiwa terkait tokoh utama tidak tercantum dalam buku ini, misalnya peristiwa  jajak pendapat  yang berujung pada berpisahnya Timor-Timur dari Negara Kesatuan Republik Indonesia dan peristiwa kerusuhan Semanggi yang mewarnai pergolakan politik tanah air pada 1998.

Kepada adik-adik pelajar saya anjurkan baca buku ini dengan penuh gairah untuk meraih prestasi puncak di sekolah dan dalam kehidupan nyata. Saya yakin kalian akan menjadi Habibie berikutnya. Salam sukses selalu.

* Tulisan ini adalah pengantar buku “Jejak Bintang di Angkasa” Biografi Bacharuddin Jusuf Habibie yang ditulis Zulfikar Fu’ad atas penugasan dari Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun