Datangnya bulan puasa selalu diiringi dengan menjamurnya penjual lontong dan gorengan.
Puasa Ramadhan 1442 H mau memasuki sepekan. Saya pribadi masih mengonsumsi makanan buka puasa favorit yakni lontong dan gorengan plus disiram sambal kacang.
Untuk mendapatkan kedua makanan itu, saya sudah wajib membelinya maksimal satu jam menjelang bedug Maghrib. Lewat dari waktu itu, jangan harap mendapatkannya.
Seperti sebuah euphoria memang memburu lontong dan gorengan sebelum waktu berbuka tiba. Di dekat rumah saya, ada sepasang suami istri penjual lontong dan gorengan. Kedainya sudah disesaki pembeli sekitar tiga jam sebelum berbuka. Saya dan lainnya memang lebih membeli lontong dan gorengan di kedai pasutri itu, karena khusus gorengan, mereka menggorengnya di situ jadi masih panas dan sampai adzan Maghrib masih bisa bertahan hangat. Sementara untuk lontong, pasutri ini sengaja sudah membuat di rumahnya.
Setiap ingin membeli kedua makanan itu, saya pasti sudah menemukan kondisi pembeli yang berjejer untuk mengantri.
Saking banyak yang membeli, saya perhatikan dagangan pasutri itu sudah ludes sebelum waktu berbuka. Daebak!
Tak jauh dari kedai pasutri tadi, ada juga penjual lontong dan gorengan lain. Walau tak selaku dagangan pasutri tadi, penjual lain lumayan banyak yang membeli.
Biasanya mereka ini yang kehabisan di kedai tadi, lalu berpindah ke pedagang lain yang ada di sepanjang jalan dekat rumah saya.
Soal pemasukan dari jualan lontong dan gorengan di saat puasa, jangan ditanya kalau Pasutri itu memperoleh omzet yang berlipat-lipat dari hari biasa. Begitu pula bagi pedagang lain, mereka mengaku mendapat keuntungan yang lebih besar ketimbang hari biasa.
Jadi jelas, bulan puasa disebut bulan penuh berkah ya itu, mereka pedagang lontong dan gorengan mendapat berkah keuntungan dari kedua makanan tersebut.
Para penjual selain lontong dan gorengan juga termasuk mereka yang memperoleh berkah keuntungan di bulan penuh berkah ini.
Rupanya memang bukan di tempat saya saja, di tempat saya bekerja pun, selalu disediakan lontong dan gorengan untuk santapan berbuka. Aneka gorengan seperti Tempe, Bakwan, Tahu dan lainnya pasti selalu tersedia bersama lontong yang ditata berbaris. Untuk menambahkan rasa nikmat, selain sambal kacang, juga disediakan cabe rawit.
Begitu pula saat berbuka seperti di masjid atau mushala, pasti deh selalu disediakan lontong dan gorengan oleh pengurus kepada mereka yang tak sempat berbuka di rumah.
Juga di jalanan, jika ada pedagang lontong dan gorengan, umat Islam yang berbuka selalu membeli kedua kuliner yang kaya kearifan lokal itu.
Ngomong-ngomong soal buka puasa pakai lontong dan gorengan, ternyata di kalangan selebriti Tanah Air juga ada lho sejumlah artis yang senang menyantap lontong dan gorengan. Misalnya Jessica Iskandar, pasangan Anang Hermansyah dan Ashanty, Eko Patrio juga Rio Dewanto.
Mereka yang notabene mampu membeli makanan buka puasa jauh lebih mahal dan mewah, rupanya lebih senang menyantap lontong dan gorengan.
Termasuk orang nomor satu di Indonesia, Presiden Jokowi. Rupanya Jokowi termasuk orang yang suka menyantap lontong atau gorengan saat berbuka puasa.
Momen itu terekam beberapa tahun silam saat Jokowi harus berhenti membeli gorengan di pinggir jalan di kawasan Bekasi, Jawa Barat untuk berbuka puasa.
Jadi, ya begitulah. Bahwa lontong dan gorengan selalu ludes sebelum bedug Maghrib, pertanda saya atau orang lain menyukai kedua makanan yang harganya murah meriah tersebut.
Selamat berburu lontong dan gorengan.
