Mohon tunggu...
Alamsyah
Alamsyah Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis & Content Writer

Lisan Terbang, Tulisan Menetap

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Sinis" Sama Drakor

31 Maret 2021   13:04 Diperbarui: 31 Maret 2021   13:09 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Drakor The Penthouse. Foto: Soompi

Saya lalu mendapatkan analisa dari seorang Profesor studi Asia-Amerika Universitas Northwestern bernama Ji-Yeon yuh. Dia menganalisa kenapa orang suka sama Drakor.

Pertama dia mengatakan karena kehadiran teknologi streaming yang saat ini begitu masif. Namun sang profesor juga melihat bahwa ada sisi estetika dari drakor itu sendiri. Dia mengatakan bahwa disini ada kombinasi yang kuat antara nilai-nilai tradisional Korea dengan teknologi modern.

"Drama Korea menawarkan versi masyarakat yang memegang tradisi dan nilai-nilai tradisional, sambil bergerak maju sebagai masyarakat berkembang yang maju secara ekonomi," kata Yuh sebagaimana artikel pada laman cnnindonesia edisi 12 April 2020.

Jika sang profesor lebih menekankan pada kombinasi sisi tradisional Korea dengan teknologi modern, psikolog asal Indonesia bernama Mira Amir mempunyai analisa sendiri.

Dia menyebut kenapa orang suka sama Drakor karena pemainnya yang cakep sehingga mampu membangkitkan hormon.

"Biasanya yang paling mudah, apa yang disaksikan orang dari drama Korea karena pemainnya cakap, suasananya dibangun menyenangkan, dan itu mengaktifkan stimulasi ke hormonnya," kata Mira, masih di laman yang sama.

Dari analisa kedua ahli tadi, saya mencoba untuk membuat analisa sendiri terkait Drakor ini. Namun dalam konteks ini saya akan membandingkan dengan sinetron Indonesia.

Jika disebutkan tadi kenapa Drakor disukai banyak orang karena teknologi streaming yang semakin masif, mengapa sinetron Indonesia yang juga bisa disaksikan secara streaming tidak begitu sukses seperti Drakor?

Artinya disini ada faktor lain yang menyebabkan orang lebih menonton Drakor daripada sinetron Indonesia melalui teknologi streaming.

Analisa saya begini. Boleh jadi generasi milenial merasa tidak mengikuti trends jika tak menonton Drakor. Sedangkan kalau menonton sinetron Indonesia lewat streaming, mungkin mereka memiliki rasa malu, sebab sinetron Indonesia sendiri kadung diidentifikasikan milik "emak-emak".

Begitu pula dengan analisa psikolog Mira Amir yang menekankan faktor "tampang" yang menjadi salah satu alasan Drakor digemari banyak orang Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun