Mohon tunggu...
Natalia Putri
Natalia Putri Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Demi Rakyat Jakarta, Berjiwa Kesatria Lah Seperti AHY

19 April 2017   06:37 Diperbarui: 19 April 2017   07:33 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto: liputan6.com

Hari ini, rakyat Jakarta akan memilih pemimpin mereka 5 tahun mendatang. Dua pasang calon, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno akan menuntaskan perjuangan (Kampanye) selama berbulan-bulan menyakinkan rakyat Jakarta.
Kedua pasangan calon tentu punya kelebihan dan kelemahan masing-masing, berbagai cara juga telah mereka dan tim pemenangan lakukan untuk meraih simpati 7 juta jiwa lebih pemilih DKI. Rakyat tentu punya alasan sendiri untuk menentukan pilihannya, dan rakyat DKI juga tidak bodoh dalam membuat keputusan.

Dalam setiap kompetisi, tentu akan ada yang menang dan kalah. Akan ada yang senang dan akan ada yang sedih, akan ada yang terpilih dan tidak terpilih. Bagi yang menang, agar segera merangkul yang kalah. Jangan jumawa dan menertawakan kekalahan orang lain, dan bagi yang kalah haruslah mempunyai sikap kesatria dan mengakui keunggulan kompetitor lainnya.

Demi rakyat Jakarta, sudahi lah perpecahan hari ini. Demi rakyat Jakarta, sudahi lah caci maki dan aksi saling menyakiti. Karena Jakarta adalah tanah kita semua, Ibukota Negara Indonesia. Etalase negeri ini, jika terjadi perpecahan, maka wajah Indonesia akan suram tidak saja dalam negeri tapi juga dunia internasional.

Tidak ada salahnya kita belajar tentang kedewasaan politik kepada anak muda yang dianggap masih "Ingusan". Belajarlah kepada Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), calon Gubernur yang gugur pada putaran pertama Pilkada DKI Jakarta. Dia mampu menahan rasa emosi, gundah dan kecewanya demi rakyat Jakarta. Dia memilih mengambil sikap secara kesatria mengakui kekalahan dibandingkan memperkeruh suasana.

Padahal dia bisa saja uring-uringan, menuding sana-sini dan melakukan perlawanan. Karena secara kasat mata bisa diketahui betapa ketidak adilan dirasakan calon yang diusung empat partai tersebut. Mulai dari fitnah, pengembosan melalui aparat hukum, politik uang, DPT, hingga memanfaatkan sosok Antasari Azhar.

Dengan segala bentuk dugaan kecurangan tersebut, AHY mempertontonkan hal mengejutkan dan baru dalam politik Indonesia. Sikap seorang yang memang punya niat tulus dalam mencintai, membangun dan mendharma baktikan dirinya untuk Indonesia. Dia tentu paham, dengan dia melakukan perlawanan, yang akan merasakan dampak negatifnya tentu rakyat Jakarta. Melihat apa yang AHY lakukan, saya melihat bagaimana ketulusan hatinya dalam mengabdi, dia tidak haus kekuasaan. Lihat saja bagaimana pidato politiknya, sejuk namun tetap membawa semangat untuk para pemuda Indonesia.

Bagaimana AHY menelpon dan memberikan semangat kepada para pesaingnya. Bagaimana dia menyakinkan para pendukung setianya untuk menerima hasil dan keputusan rakyat Jakarta dengan lapang dada. Itu menunjukkan dia mempunyai modal penting menjadi pemimpin, menjadi sosok yang memberikan ketenangan dan tidak menyalahkan siapapun.

Biasanya dalam setiap Pilkada, yang sering terjadi saat kalah adalah mengerahkan massa, menuding lawan bersikap curang dan segala macamnya. Tindakan seperti itu kebanyakan malah menimbulkan kerugian untuk masyarakat kalangan bawah, mereka yang tidak tahu apa-apa sering menjadi korban.

Oleh karena itu, kepada dua kandidat dan tim pemenangan yang hari ini paling tidak mengetahui hasil dari hitung cepat dapat menahan diri. Jangan hanya karena jabatan Gubernur DKI Jakarta, semuanya kita korbankan. Kalau yang punya banyak modal tentu tidak sulit pergi dan pindah sementara waktu, sedangkan bagi rakyat yang perutnya terisi atau tidak tergantung dari kondisi Jakarta bagaimana?. Kita sudah bersama sejak mengusir penjajah, kita sudah bersama melewati berbagai rintangan. Jangan hanya karena kepentingan sekelompok orang, kita saling berkelahi.

Sekali lagi, demi rakyat Jakarta, berjiwa kesatria lah seperti AHY.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun