Mohon tunggu...
Madjid Lintang
Madjid Lintang Mohon Tunggu... Wiraswasta - Orang biasa yang masih terus belajar.

Di hadapan Tuhan aku hanya sebutir debu yang tak berarti. Pembelajar yg tak henti belajar, dan seorang hamba Tuhan yang penuh dosa.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pulau Kedamaian

15 September 2020   15:15 Diperbarui: 15 September 2020   15:43 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pernahkah anda menginginkan bahwa anda dapat lari meninggalkan ini semua? Pernahkah anda merindukan sebuah pulau jauh terpencil di lautan? 

Atau suatu gubuk tersembunyi di puncak sebuah gunung jauh di mana anda dapat menghindar dari semua tekanan kehidupan sehari-hari? Saya kira kita semua kadang-kadang merasa demikian. 

Rupanya kita selalu menghadapi dorongan-dorongan hati yang bertentangan. Pertama-tana kita menghendaki berada di tengah-tengah kegiatan dan prestasi, lalu pada waktu-waktu lain, kita ingin mundur dalam ketenangan dan kesepian. Apakah barangkali karena kita telah kehilangan rasa keseimbangan? 

Apakah kita telah menjadi kedap terhadap sungai kehidupan yang mengalir di dalam diri kita? Mungkinkah bahwa kita sudah tidak bisa menentukan waktu yang tepat? 

Anda tahu, ambisi dan keinginan untuk berprestasi telah mendorong pikiran kita tanpa ampun sampai pikiran dan badan kita menuntut istirahat dan penambahan. Pada waktuwaktu tertentu kita harus mendapatkan semacam istirahat dan' kehidupan kita sehari-hari yang bergolak, sibuk, dan ribut ini. 

Pemahkah anda mengamati sebuah jam besar berdiri yang tua itu? Bandulnya harus berayun ke dua arah, jarak yang sama ke tiap arah, jika ia harus menjalankan fungsinya secara memuaskan, dan ini macam keseimbangan yang kita perlukan dalam kehidupan kita sendiri. Kita mendorong kita sendiri terlalu keras tanpa cukup waktu untuk ben'stirahat dan untuk mengembalikan tenaga badan dan pikiran. 

Kita benar-benar harus menyediakan waktu untuk mengisi kita kembali, mental dan spiritual, dan juga fisik. Kita memerlukan suatu keadaan keseimbangan dan hal ini harus dipupuk dengan kontak dengan Diri Dalam kita sendiri. 

Bahkan beberapa menit saja di mana kita benar-benar berhubungan dengan kita sendiri, dengan nyata, akan mengembalikan kekuatan dan keberanian serta kedamaian kita. Tidak perlu membeli pulau di Samudra Pasifik atau sebuah gunung di Hawaii untuk mencapai kehidupan yang seimbang. 

Saya bayangkan kehidupan bisa sama sibuknya di pulau anda atau di gunung anda jika anda tidak mencapai perdamaian mental di dalam.

Setelah kita memulai pekerjaan membosankan sehari-hari dengan segala tekanan-tekanannya, kita kira bahwa kita tidak ada waktu untuk ketenangan atau meditasi, tetapi kita benar-benar harus menyediakan waktu jika kita ingin menjadi seseorang yang tenang, bahagia dan berhasil. 

Kita tidak cukup hanya dengan kita sendiri. Kita bergantung kepada sesuatu dengan Kekuatan lebih Tinggi daripada kita sendiri dan dengan kesabaran, kita bisa belajar untuk membiarkan pikiran kita tetap terbuka, sehingga kita bisa meninggalkan tekanan-tekanan dari hari itu dan menuju kepada ketenangan di dalam kita sendiri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun