Mohon tunggu...
Madjid Lintang
Madjid Lintang Mohon Tunggu... Wiraswasta - Orang biasa yang masih terus belajar.

Di hadapan Tuhan aku hanya sebutir debu yang tak berarti. Pembelajar yg tak henti belajar, dan seorang hamba Tuhan yang penuh dosa.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kita Hidup dengan Pilihan

14 September 2020   10:59 Diperbarui: 14 September 2020   11:08 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

BERPIKIR-kemampuan berpikir kitalah yang memisahkan kita dari semua makhluk hidup lainnya di bumi. Semua makhluk dilahirkan dengan insting yang diprogramkan sebelumnya dalam diri mereka, insting yang tidak mereka sadari dan tidak bisa mereka ubah, namun juga insting yang mewakili satu sistem sukses. 

Seekor bebek adalah seekor bebek, dan tidak bisa menjadi apa pun selain seekor bebek. Tetapi kita semua tahu bahwa setiap bebek baik sekali dalam menjadi bebek. Semua bebek meleter, berenang, berkembang biak dan terbang ke selatan setiap musim dingin, dan tidak pernah harus memikirkannya. Mereka hanya melakukannya begitu saja! 

Berpikir yang dilakukan oleh manusia jauh berbeda dengan apa yang dilakukan binatang. Kita berfungsi dengan pilihan bebas dan bukannya dengan insting yang mekanis. Lingkup kemungkinan kita tidak mengenal batas. Kita bebas untuk belajar, tumbuh, melakukan eksperimen dan menciptakan. 

Kita punya otak dengan percikan bunga api intelegensi. Kita tahu bahwa kita punya pilihan, dan bahwa satu pilihan tertentu akan menghasilkan konsekuensi tertentu. Kita bisa memikirkan keberadaan kita di bumi dan apa yang mungkin akan kita alami di seberang kematian. 

Kita mempunyai kekuasaan untuk menjadi siapa saja dan melakukan apa saja yang ingin kita lakukan. Sebagaimana Ralph Waldo Emerson, filsuf Amerika yang terkemuka, pernah memberi komentar, 

"Selama manusia berpikir, dia bebas." Tetapi berapa banyak di antara kita yang sukses dalam menjalankan otak kita sama seperti bebek menjalankan otak mereka? Bebek rupanya tidak bingung dengan siapa diri mereka. Mereka rupanya tahu tepat apa yang harus mereka lakukan. Dan mereka semua rupanya bahagia dengan keadaan mereka sekarangmdengan cara mereka berpikir! 

Bagaimana seandainya kita harus mengajukan pertanyaan kepada diri sendiri, "Apakah saya bahagia sepenuhnya dan terpenuhi hari ini sebagai hasil cara saya berpikir?" 

Bagi mayoritas terbesar diri kita, jawaban kita tegas sekali, "Tidak!" Jadi, satu-satunya jalan kembali yang terbuka bagi kita hanyalah menguasai proses pemikiran kita, sehingga kita mendapatkan lebih banyak apa yang kita inginkan dan bukannya apa yang tidak kita inginkan. Ingat, menang adalah permainan batin, satu keadaan pikiran. 

Dan kita masing-masing bisa mengembangkan pikiran kita tetapi mulamula kita harus ingin melakukannya, kemudian mengambil waktu untuk melakukannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun