Mohon tunggu...
Madjid Lintang
Madjid Lintang Mohon Tunggu... Wiraswasta - Orang biasa yang masih terus belajar.

Di hadapan Tuhan aku hanya sebutir debu yang tak berarti. Pembelajar yg tak henti belajar, dan seorang hamba Tuhan yang penuh dosa.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Penguasaan Atas Kehidupan

4 September 2020   04:06 Diperbarui: 4 September 2020   04:03 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Banyak orang melewatkan seluruh kehidupannya agak mirip dengan robot yang tidak bisa melihat, lebih sering bereaksi daripada bertindak dalam menanggapi rangsangan luar. Mereka beroperasi seperti persamaan yang bisa diramalkan melalui tindakan yang sesuai dengan pemahaman yang terbatas tentang siapa mereka sesungguhnya. 

Hanya sedikit orang yang pernah menghadapi tantangan hidup yang utama: memperluas kesadaran batin mereka, menemukan diri mereka yang Sejati, mengembangkan potensi penuh mereka. 

Penguasaan atas kehidupan tidak bisa dicapai melalui dominasi atas dunia fisik kita. Ini datang melalui pemahaman mengenai cara kerja dalam pikiran kita. 

Sebagai praktisi yang sudah mendapatkan penerangan batin, kita tidak boleh berusaha memaksa dunia melakukan kehendak kita. Sebaliknya kita harus berusaha mengembangkan kesadaran kolektif kita, untuk memungkinkan kita bisa melihat dunia sesuai dengan kepercayaan dasar dan aspirasi kita. 

Kita harus bekerja dan bertindak dalam keserasian dengan peristiwa dan keadaan, bukannya berusaha mengendalikan dan membentuknya. 

Dengan cara ini kita lebih mampu mengatasi kesulitan dan masa yang penuh ujian, karena mengetahui bahwa pemikiran yang dominan dalam benak kita akhirnya akan terjelma dalam kehidupan kita. 

Dengan melepaskan, kita mulai melihat banyak hal yang perlu kita lihat dan melakukan banyak hal yang perlu kita lakukan supaya bisa membawa kita lebih mendekati tujuan dan sasaran yang sudah kita nyatakan. 

Kita tahu bahwa supaya bisa mengubah dunia luar, kita mula-mula harus mengubah dunia dalam kita. Kita tidak akan bisa melihat dunia seperti apa adanya. Kita Selalu melihatnya dalam konteks bagaimana kita melihat diri sendiri. 

Kesadaran kolektif kita menentukan siapa diri kita. Ini terletak di Pusat rasa akan diri kita. Hanya keadaan diri kita yang hidup saja tidak Inenambahkan apa pun ke dalam pemahaman kita tentang siapa diri kita yang sesungguhnya. 

Kesadaran kita mula-mula mempelajari dirinya Sendiri melalui reaksi berulang terhadap rangsangan dari lingkungan kita. Dalam hal ini, kesadaran tidak punya pilihan. 

Ini selalu membentengi kita untuk berpikir bahwa kita adalah sesuatu yang bukan diri kita. Sebab rangsangan secara acak dari dunia luar tidak mengetahui apa pun tentang diri kita yang sejati. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun