Mohon tunggu...
Madjid Lintang
Madjid Lintang Mohon Tunggu... Wiraswasta - Orang biasa yang masih terus belajar.

Di hadapan Tuhan aku hanya sebutir debu yang tak berarti. Pembelajar yg tak henti belajar, dan seorang hamba Tuhan yang penuh dosa.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Disiplin Diri

4 Agustus 2020   09:16 Diperbarui: 4 Agustus 2020   09:13 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Di Wadi Natrun terletak gurun pasir Thevayid di Mesir. Di tengah-tengah gurun pasir, bermil-mil jauhnya dari air atau manusia hidup, tumbuhlah sebatang pohon amandel. Ya, sebatang pohon amandel, tepat di tengah-tengah gurun pasir yang paling kosong dan paling suram yang dapat anda bayangkan, dan pohon amandel itu sampai di sana sebagai hasil disiplin diri. 

Pada tahun 346, ada seorang pendeta tua bernama Abba Amoy, dan ia di gurun pasir sedang berdoa dengan salah satu muridnya dan Abba Amoy mencoba untuk mengajar murid itu tentang hasil disiplin diri, dan murid itu mengalami kesulitan untuk mengerti prinsip-prinsip yang diajarkan oleh pendeta tua itu kepadanya. 

Maka pendeta itu mengambil tongkatnya, yang merupakan sepotong batang amandel, dan menancapkannya di dalam pasir. Lalu ia mengatakan kepada muridnya. yang namanya John, Si Pendek.

"Berikan air kepada tongkat ini, " katanya kepada John, si Pendek, "sampai ia berbuah dan anda akan mengerti apa yang saya maksud." Nah, tempat itu bermil-mil jauhnya dari sumur yang terdekat, namun malam itu, ketika menjadi sejuk, John si Pendek, berjalan menelesuri jalan ke sumur itu, mengisi gucinya dengan air, lalu berjalan kembali dan memberikan air kepada tongkat itu. Ia mengerjakan ini tiap malam selama tiga tahun dan pada akhir tiga tahun, tongkat itu mulai berbuah. 

Ketika itu terjadi, John si Pendek membawa biji-bijinya ke biara yang terdekat dan mengatakan kepada para pendeta, "Lihatlah, buah dari disiplin diri." Apakah anda pada saat ini hidup dalam suatu gurun pasir mental? 

Apakah anda dihadapkan dengan sakit, kesepian, masalah-masalah keluarga, masalah-masalah bisnis, kesulitan keuangan, sehingga terasa seperti anda hidup di tengah-tengah gurun pasir? 

Kalau begitu, saya katakan kepada anda: gurun pasir itu bisa menjadi subur, seperti pohon amandel tadi, menjadi apa saja yang anda butuhkan, dengan disiplin diri. Yang saya maksud adalah disiplin pikiran anda sendiri. 

Bertindaklah seperti si tua John, si Pendek, dan selalu sadarlah tentang apa yang anda pikirkan dan disiplin pikiran anda untuk hanya memikirkan yang baik-baik saja. Pula, jangan membiarkan kekalahan atau pikiran-pikiran yang negatif memasuki pikiran anda. 

Alirkan air ke pikiran anda dengan pikiran-pikiran tentang kasih sayang, kesehatan. kegembiraan, kedamaian dan harmoni, dan anda akan mendapatkan buah disiplin diri tumbuh subur dan berbunga dalam gurun pasir pengalaman anda sekarang, apapun buah itu. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun