"Kero kero kero!" Tawa licik seekor kodok menggema di seantero kediaman keluarga Hinata.
Kodok itu bernama Sersan Keroro, kepala pleton Keroro yang bertugas menaklukkan bumi. Namun, alih-alih menguasai Pekopon (manusia), kodok hijau itu lebih suka menghabiskan waktu di kamarnya merakit Gunpla.
Itulah sekilas cerita anime berjudul Keroro Gunso. Komiknya memanfaatkan kultur pop Jepang, Gundam plastic model (Gunpla), sehingga mampu menciptakan drama dan kelucuan di dalamnya.
Gunpla adalah istilah lain dari model rakit Gundam (dibaca: Gan-dem). Model robot berbahan plastik ini dibuat berdasarkan karakter fiksi Gundam, versi Bandai Universe.Â
Para pengagumnya sangat suka dengan sentuhan kisahnya yang kental akan semangat samurai. Faktor itu yang menjadi keutamaannya.
Seiring merebaknya karakter Gundam melalui moda publikasi semacam televisi, video, dan manga, Gunpla ikut digemari. Terutama oleh kalangan anak laki-laki dari segala segmen umur; model plastik Gundam mendunia sebagai bisnis retail material robot rakitan.
Model plastik Gundam tentu saja memiliki keunikan tersendiri. Gunpla bisa dirakit sesuai panduan, serta dimodifikasi dengan teknik artifisial. Berbekal brush, spidol, stiker, maupun perangkat aksesoris lainnya, hasil rakit Gundam makin terlihat mewah.
Tidak seperti saya yang mengenal Gundam melalui Sersan Keroro, fans Mecha Anime (fans anime robot) adalah kelompok fanatik pecinta Gunpla semenjak awal mula. Dan tidak jarang, para selebriti ikut menjadi bagian dari kelompok ini.
Salah satu bukti Gunpla menjadi sedemikian popular adalah eksistensi kegiatan tahunan berskala internasional, Gunpla Expo.
Tomizawa selaku perwakilan Bandai Jepang hadir kali ini di Mall of Indonesia, Kelapa Gading, Jakarta, guna membuka pameran mainan rakit Gundam terbesar se-Indonesia tahun 2018.
