Mohon tunggu...
Dhul Ikhsan
Dhul Ikhsan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pribadi

"Confidence is fashion" Follow, coment, and like IG : @sandzarjak See you there.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Mengharmonikan Hidup dengan Rencana Hunian Alam Sutera

18 Mei 2018   23:06 Diperbarui: 23 Mei 2018   09:44 868
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kebutuhan akan transportasi massal menjadi penyebab hadirnya rencana pembangunan rel Mass Rapid Transit (MRT) pada fase ke-4 pembangunannya di kota Tangerang Selatan. Tampaknya, terjadi perubahan drastis ke arah positif dari kota tersebut.

Wajar saja demikian. Kota Tangerang Selatan memiliki indeks pembangunan manusia tertinggi dibandingkan kota Bogor dan Bekasi (sumber: situs resmi MRT). Besarnya jumlah pekerja di sana salah satu alasan hadirnya MRT di wilayah yang resmi menjadi kota tersebut di tahun 2006. Diharapkan, kehadiran moda transportasi tersebut akan makin mempermudah akses para eksekutif muda menuju Jakarta dari pemukiman di sana, salah satunya Kawasan Perumahan Alam Sutera.Alam Sutera terdengar sangat tekstil. Sutera sendiri bukanlah material sintesis. Ianya merupakan serat alami yang dapat ditenun hingga menjadi produk tekstil. Karena nilai dari sutera yang tinggi, suatu kawasan jalur sutera menjadi terkenal sebagai jalur bisnis pada zaman dahulu, karena kemahsyurannya.

Penamaan Alam Sutera memang tidak terlepas dari peran PT. Adhiutama Manunggal yang memiliki kegiatan usaha di bidang industri tekstil. Perusahaan tersebut dibangun oleh keluarga besar Harjanto Tirtohadiguno. Seiring dinamika perekonomian di Indonesia pada saat itu, hadirlah PT. Alam Sutera Realty Tbk pada tahun 1993 yang berniat membangun suatu pemukiman mandiri dan terpadu.

Sinergi Sumber Alam dan Pendekatan Sosial

Pada tahap awal pengembangannya, Alam Sutera menggarap 800 hektar tanah untuk pembangunan 32 cluster lebih. Huniannya dibangun dengan menyelaraskan keutamaan pada potensi alam. 

Salah satu contohnya area Kanopi Hijau, sebuah area yang ditumbuhi Albizia saman yang populer sebagai pohon Trembesi. Di Indonesia sendiri, Trembesi ini dikenal sebagai Ki Hujan, karena penduduknya percaya pohon tersebut mampu menaungi cinta dalam keluarga. 

Kemampuan Trembesi menyerap zat karbon di udara terkenal maksimal, memang. Hal ini sesuai dengan penelitian oleh Dr. Ir. Endes N. Dahlan, Dosen Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor, yang menyatakan bahwa satu batang pohon Trembesi dewasa mampu menyerap 28,4 ton karbondioksida (CO2) tiap tahunnya. Maka tidak heran jika Ki Hujan dipercaya Presiden Soekarno untuk tumbuh di istana negara, dan terpelihara dengan baik hingga sekarang.

dokpri
dokpri
Selain mengkonstruksi proyek dengan keunggulan yang dimiliki alam, Alam Sutera juga mengedepankan pendekatan sosial di dalam pembangunannya. Penduduk lokal di sekitar kawasan dilibatkan dalam pengerjaan proyek. Bahkan, setelah pembangunan cluster tersebut selesai, kesempatan bekerja warga lokal menjadi prioritas utama pengembang dengan persentase yang lebih besar. Timbal balik semacam ini akan meningkatkan kegiatan permukiman dan ekonomi setempat ke arah yang lebih baik.

Selain rencana jalur moda transportasi eksternal, terdapat juga jaringan transportasi Sutera Loop yang menghubungkan distrik-distrik Alam Sutera. 

Sutera Loop memiliki kemiripan dengan trem zaman dulu. Bentuknya sangat klasik dengan pembagian rute yang disimbolisasikan bersama 4 warna berbeda: Red Line, Blue Line, Green Line, dan Yellow Line. Untuk mempermudah kegiatan para penumpang, mini-shuttle bus ini dilengkapi dengan teknologi GPS, sehingga para penumpang dapat mengetahui jadwal keberangkatan bus melalui gawai masing-masing.

Seluruh cluster di tahap awal proyek pembangunan hunian Alam Sutera kini telah habis terjual. Area Kanopi Hijau menjadi lokasi favorit warga dan pengunjung untuk kegiatan luar ruangan. Dahan-dahan Trembesi menanungi jalan, dan telah menjadi dewasa setelah selama 20 tahun dirawat pengembang.

Jika di tahap awal Alam Sutera menggarap tanah seluas 800 Ha, kini mereka terobsesi memperluasnya menjadi 1000 hektar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun