"Assalamu'alaikum.." Ujar Amran, disambut dengan salaman oleh temannya itu, dan sahutan balasan salam.
"Wa'alaikum salam. Bagaimana kabarmu kawan. Berapa lama Kita tak berjumpa" ujarnya sambil memeluk Amran.
"Alhamdulillah baik, gimana Kamu, tambah gemuk aja. Dulu kayaknya kurus deh," Jawab Amran diselingi dengan tawa teman-teman yang lainnya.
Temannya lalu mempersilahkan Amran duduk, lalu Ia terperanjak kaget kala melihat gadis yang Ia temui di angkot tadi juga berada diantara mereka itu, Amran lalu memandangnya. Ia merasa bahagia ketika memandang gadis itu, namun dengan cepat Ia membaca istiqfar, sebab Ia tahu ketika memandang seorang yang belum halal adalah dosa, memandangan seorang wanita bisa mengundang datangnya setan untuk membisikan godaan baginya.
"Loh kalian datangnya barengan toh Nur?" Ucap teman Amran yang ternyata bernama Yusuf.
Medengar Nur, Amran teringat akan suatu hal, yakni ketika Amran masih SMA dulu. Ia memiliki teman bernama Nur, namun, Nur yang dikenal Amran tidak seperti dengan Nur yang baru saja Ia temui, seorang gadis berparas cantik dibalik kerudung yang Ia kenakan, Nur dulu adalah gadis yang sering ditertawakan oleh temannya karena dianggap kurang cantik.
"Nur?" Tanya Amran keheranan.
"Iya, inikan Nur, Nur teman Kita SMA dulu yang sering Kita tertawakan dan Kita goda. Masak Kamu sudah lupa?" Sahut Yusuf.
"Masya Allah jadi Kamu Amran teman Kita SMA dulu, Masya Allah." Ucap Nur terkaget.
 "Pantas tadi seperti kenal, tapi siapa?... ternyata Kamu toh Nur." Ujar Amran.
Mereka berbincang sejenak, membicarakan tentang rencana mereka membuat rumah singgah. Dalam rumah singgah nanti rencananya Nur, Amran dan Yusuf serta teman-teman mereka akan membuat kelas untuk anak-anak jalanan, disana mereka akan mengajarkan ilmu pengatahuan dan ilmu agama, selain agar membuat banyak anak menjadi pintar dan memiliki kesempatan belajar yang sama dengan anak-anak lainnya, tujuan mereka mendirikan rumah singgah adalah agar mereka bisa menanamkan akhlaq mulia kepada anak-anak yang kurang beruntung itu, apalagi mereka hidup dijalanan yang sangat keras, rentang sekali anak-anak terjerumus pada lingkungan yang kurang baik.