Mohon tunggu...
Sandy
Sandy Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

it is what it is.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Fenomena "Grammar Nazi" di Ruang Lingkup Universitas

7 Juni 2023   14:00 Diperbarui: 7 Juni 2023   16:43 1006
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam era digital saat ini, penggunaan bahasa telah mengalami pergeseran yang signifikan. Dengan kemajuan teknologi dan kepopuleran media sosial, banyak orang menggunakan bahasa dengan lebih santai dan kurang memperhatikan aturan tata bahasa yang benar. Namun, di lingkungan universitas, terdapat fenomena menarik yang dikenal sebagai "Grammar Nazi".

Mereka yang sangat memperhatikan tata bahasa dan dengan tegas mengkritik kesalahan bahasa orang lain disebut "Grammar Nazi". Mereka berusaha keras untuk memastikan bahwa pedoman tata bahasa yang tepat diterapkan dalam semua tulisan dan percakapan. Dalam dunia maya, seperti forum diskusi, grup studi, atau komentar di platform media sosial, hal ini biasanya terjadi.

Fenomena Grammar Nazi ini semakin menonjol di universitas. Ada sejumlah alasan untuk hal ini. Pertama, tata bahasa yang baik dan benar dianggap penting dalam pendidikan tinggi untuk menyampaikan ide dan pendapat dengan jelas. Menulis dengan tata bahasa yang benar adalah salah satu cara siswa diharapkan dapat mengungkapkan ide-ide mereka secara efektif.

Kedua, komunikasi tulisan semakin populer di era komputer dan internet. Mahasiswa sering berkomunikasi melalui email, pesan singkat, atau platform pembelajaran online. Dalam situasi seperti ini, Grammar Nazi dapat dengan mudah menemukan dan memperbaiki setiap kesalahan tata bahasa. Mahasiswa mungkin tertekan untuk menulis dengan baik dan benar karena mereka takut akan kritik atau penilaian negatif dari mereka yang sangat memperhatikan tata bahasa.

Namun, fenomena Grammar Nazi ini memiliki aspek negatifnya. Jika seseorang terlalu tertumpu pada perbaikan tata bahasa, mereka dapat mengabaikan substansi pesan yang disampaikan. Selain itu, jika grammar Nazi terlalu dominan, orang lain dapat takut akan kritik yang tajam dan menolak untuk berbicara atau menyuarakan pendapat mereka dengan bebas.

Fenomena ini juga dapat menyebabkan perasaan rendah diri bagi orang-orang yang sering menjadi korban tata bahasa yang salah. Kesalahan tata bahasa kecil mungkin membuat beberapa orang merasa malu atau meragukan kemampuan mereka dalam menulis. Ini dapat menghambat pertumbuhan pribadi dan kreativitas saat menyampaikan ide.

Bahasa yang digunakan di universitas harus seimbang. Meskipun penting untuk mempertahankan tata bahasa yang benar, mendorong dan menghargai berbagai cara berkomunikasi juga penting. Mengkritik secara menyeluruh setiap kesalahan tata bahasa akan kurang efektif daripada mengutamakan substansi pesan dan memberikan umpan balik yang membangun.

Bagi para Grammar Nazi, penting untuk diingat bahwa kemampuan memahami dan menggunakan tata bahasa berbeda dari orang lain. Tidak selalu kesalahan tata bahasa menunjukkan kecerdasan atau kemampuan seseorang dalam menyampaikan ide. Terkadang, lebih penting untuk memahami apa yang ditulis dan apa yang dipikirkan di baliknya daripada mencari kesalahan tata bahasa.

Baik dosen maupun mahasiswa memiliki kemampuan untuk bekerja sama untuk mendorong penggunaan bahasa yang baik dan benar dalam lingkungan pendidikan tanpa mengorbankan kebebasan berbicara. Dosen dapat memberikan kritik yang konstruktif dan memberikan petunjuk tentang tata bahasa kepada mahasiswa, dan mahasiswa juga dapat saling membantu dengan memberikan masukan yang membangun.

Kesimpulannya, fenomena Grammar Nazi di universitas adalah hasil dari perhatian yang meningkat terhadap tata bahasa yang baik dalam komunikasi. Meskipun mengakui dan memperbaiki kesalahan tata bahasa adalah penting, kita juga harus mempertimbangkan berbagai cara berkomunikasi dan memprioritaskan substansi pesan. Akibatnya, kita akan mampu menciptakan lingkungan yang ramah dan mendukung di mana setiap orang dapat berkomunikasi dengan percaya diri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun