Mohon tunggu...
Dian
Dian Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Passion aku adalah menulis. Dengan menulis aku bisa berkarya, terutama menulis tentang filosofi kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Takut di bilang tidak pintar

12 Januari 2023   09:51 Diperbarui: 12 Januari 2023   10:17 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.pexels.com/id-id/foto/wanita-yang-tidak-bisa-dikenali-menunjukkan-bola-lampu-di-tangan-4792509/


Pasti semua orang ingin dikatakan pintar dan tidak mau dikatakan bodoh, bukan. Sehingga kita mencoba menunjukan ke pintaran kita pada orang lain. Untuk berlomba - lomba mencari pengakuan dari orang lain, agar kita terasa penting bagi orang lain. Hal ini lumprah karena kita hidup bermasyarakat, jadi kita butuh pengakuan atau validasi dari masyarakat.

Kita itu begitu takut kalau kita dikatakan tidak pintar. Kadang kita sulit banget untuk mengakui kalau kita memang tidak tahu.Sehingga kadang kita merasa sok tau terhadap hal yang kita bicarakan dengan orang lain. Kadang kita juga lebih banyak bicara tentang diri kita, biasanya dengan membangga - bangkan diri kita sendiri. Pengakuan itu begitu penting, mungkin segalanya dalam hidup ini. Kita pun bekerja keras untuk kaya karena ingin membuktikan kepada orang lain atau lebih tepatnya cari validasi atas nilai kita dihadapan orang lain. 

Dengan merasa pintar, hal itu juga merepotkan. Kenapa aku bilang begitu, karena dengan merasa pintar kita mencoba memikirkan segalanya. Sehingga batin kita begitu sibuk, hingga kita kelelahan setiap hari. Setiap apa yang terjadi kita nilai atau respond, iya jadi capek sendiri.

Biasanya orang yang punya identitas penting di masyarakat, seperti para sesepuh, orang yang berpendidikan tinggi, tokoh masyarakat dll. Biasanya mereka enggan ngomong tidak tahu karena mungkin egonya terlalu tinggi. Sehingga mereka selalu minta di setujui kalau tidak,mereka akan tersinggung atau marah. Orang semacam ini tidak akan berkembang secara spiritual karena merasa selalu merasa benar. Jadinya mereka tidak belajar apa - apa dan hanya sibuk mencari pengakuan dari masyarakat.

Mungkin ada yang capek hidup seperti itu dan ingin hidup secara berbeda atau sudah bosen dengan fenomena ini dimasyarakat. Jadi memilih hidup secara berbeda yaitu dengan berkesadaran. Dengan kesadaran kita tidak bergantung lagi dengan sesuatu di luar diri. Kalau di luar diri hasilnya mengecewakan maka tidak berpengaruh secara mental pada diri kita. Mau keadaan miskin, tidak tahu, segalanya tidak sesuai keinginan, iya sudah semua itu tidak masalah. 

Bedakan kalau kita sering mencari keluar pasti sering mengecewakan. Iya kalau sudah begitu, fokuslah ke dalam diri dengan berkesadaran. Kesadaran ini juga harus dilatih setiap hari agar kesadaran kita semakin tinggi. Sehingga lama kelamaan segala kemelekatan di luar diri bisa hilang pada diri kita. 

Dengan kesadaran kita tidak lagi sok tahu lagi. Sehingga saat kita sedang ngobrol dengan orang lain, kita tidak sungkan mengatakan tidak tahu,kalau memang tidak tahu. Sudah tidak tertarik dengan perdebatan dan memilih untuk diam. Lebih mau untuk mendengarkan dari pada ngomongin diri sendiri. Lebih mengutamakan belajar dari orang lain dari pada nunjukin kepintaran kita pada orang lain. 

Semua itu terjadi karena kita sudah merasa  puas dengan diri kita sendiri. Sehingga kita tidak butuh lagi pengakuan dari orang lain. Efeknya adalah kita lebih bisa mandiri dan tidak lagi menggantungkan segalanya pada orang lain. Akhirnya kita bisa merdeka dan bebas. Mungkin itu arti Merdeka yang sesungguhnya.

Dan jangan lupa untuk mengkosongkan segala pengetahuan dan konsep yang kita miliki. Agar bisa di isi dengan pengetahuan yang baru. Caranya tentu dengan berkesadaran. Jangan takut dianggap bodoh karena hal itu tidak lah terlalu penting.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun