Mohon tunggu...
Oksand
Oksand Mohon Tunggu... Insinyur - Penulis Storytelling dan Editor

Penulis Storytelling - Fiksi - Nonfiksi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Saya Marah!

5 Januari 2019   07:13 Diperbarui: 5 Januari 2019   07:22 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Mata membesar. Cepat tadahkan tanganmu di depannya, takut keluar bola mata ini. Kedua tangan kecilku mengepal tegas. Bisep mengeras. Coba saja pegang, seperti tidak ada lemaknya.

Bila memuncak, tampak urat di leher. Mata semakin memerah. Kau bisa dengar geraman dari tenggorokanku. Dan kadang hidung ini mendengus.

Untung saja celana ini tidak sobek. Baju compang-camping. Tubuh jadi menghijau. Aku bukan Hulk!

Apa kau! Jangan lihat kemari!

Sana jauh-jauh! Kecuali mau kena terkam!

***

Daripada menuliskan 'Saya Marah', dalam tulisan fiksi lebih baik untuk mendeskripsikannya. Gambarkan situasi apa yang terjadi ketika marah. Teknik ini disebut 'show, don't tell'. Begitu istilah Pak Isa Alamsyah dalam bukunya 101 Dosa Penulis Pemula.

Teknik menunjukkan ekspresi ini membuat pembaca akan menyimpulkan apa yang sedang dialami tokoh dalam cerita. Dengan gambaran di atas, pembaca sendiri nantinya yang menyimpulkan, "Oh, tokohnya lagi marah."

Memberitahu pembaca bahwa si tokoh sedang marah, akan mematikan imajinasi dan daya pikirnya untuk belajar mengambil kesimpulan.

Tidak hanya emosi, tapi sosok tokoh juga dapat digambarkan. Supaya pembaca novel atau cerpen ikut membayangkan fisik si tokoh. Coba baca lagi paragraf pertama, apa gambaran tokohnya?

Di situ ditulis, 'kedua tangan kecilku'. Kalimat tersebut untuk menjelaskan bahwa tokoh yang disebutkan orangnya kecil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun