Mohon tunggu...
sandra umar
sandra umar Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Jujur Apa adanya

fotografer,web desainer,storyteller

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Akhirnya Aku Pensiun sebagai Fotografer

7 Januari 2020   20:05 Diperbarui: 7 Januari 2020   20:11 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pagi itu tomi merasa kurang semangat, padahal biasanya kalau ada job motret dia begitu bersemangat. Maklumlah semenjak dia memutuskan jadi fotografer hari-harinya dihabiskan untuk bergelut degan pekerjaan ini, saya mengenalnya ketika ketemu di acara hunting amal komunitas model Depok. Walaupun dia sering motret model yg rata2 wanita cantik namun entah mengapa tidak ada yang sanggup menarik hatinya, padahal tidak sedikit model yg tertarik dengan Tomi yang secara menampilan sangat menarik dgn tinggi 175 cm badan atletis wajah tampan, murah senyum membuat wantia yang melihat pasti tertarik. Tomi bercerita semenjak putus dengan Desy teman sekampusnya dulu,hatinya sudah tertutup untuk wanita lain, padahal peristiwa itu sudah 3 tahun lamanya.

Karena pagi itu Tomi sudah berjanji untuk membantu temanya Fadli motret acara wedding di daerah cibubur yg jaraknya hanya 20 menit perjalanan dari rumahnya, kebetulan mereka ini sering Job bareng jadi gak enak kalau dia menolaknya. 

Setelah 30 menit memacu motornya akhirnya dia sampai juga ke lokasi acara berbekal gmaps dan kesabaran menembus macetnya kota depok saat weekday gini.

Dari kejauhan sudah nampak wajah kurus fadli dgn muka khawatir, segera saja tomi memakirkan motornya lalu bergegas menghampiri fadli yg mukanya nampak kesel.

"Sory Bro, jalanan macet", tomi coba beralasan biar temanya gak marah.

"Ah gimana sih loe,gue gak enak nih sama mempelai mereka udah siap2 akad tuh di masjid", cerocos fadli sambil mukanya jutek.

Setelah mempersiapkan kamera mereka menuju masjid yg jaraknya hanya 50 meter dari lokasi acara. Sambil bergegas menuju Masjid mata Tomi tiba-tiba  sepintas melihat papan nama yg terulis di dpn rumah resepsi, ada tulisan nama mempelai Desy & Dody.

"Ah mungkin namanya aja yang sama", iya coba menenangkan hatinya.

Sesampainya di masjid, Acara baru saja dimulai dengan suara Mc membuka acara dgn syahdu. Fadly dengan cekatan mengambil posisi untuk mengabadikan momen akad ini. 

Dari belakang nampak 2 mempelai duduk bersimpuh diapit kedua orang tua dan di depanya duduk pula pak penghulu dan para saksi. Tomi pun mengambil posisi di depan mempelai untuk mendapatkan angle terbaik tapi ketika dia dia coba mengarahkan kameranya ke mempelai wanita untuk foto close up. 

Dia kaget bukan kepalang hampir saja kameranya lepas dari tanganya. Betapa tidak mempelai ternyata si mempelai wanitanya benar2 desy wanita yang selama ini mengisi setiap sisi hatinya,wanita yg dia harapkan kembali kepelukanya,wanita yg ia harapkan menjadi ibu dari anak2nya kelak.

Tomi mencoba menguasai diri dan bersikap profesional "memang bukan jodoh gue " dia mencoba menenangkan hatinya.

"Coba yg duduk disamping desy itu gue,alangkah bahagianya" pikiranya terus berkecambuk tak tertahan.

Tiba2 fadly sudah berdiri diisamping tomi "tom cepetan foto, malah pengong", fadli sambil menepuk punggung tomi yg asik bengong".

"Kenapa mata loe tom, kok merah", rupanya fadli melihat perubahan mata tomi yg seakan ingin menangis .

"Enggak, cuma kelilipan" jawab topi mencoba menghindar.

"Udah foto, akadnya mau mulai" lanjut fadli.

Ketika sang mempelai lelaki mengucap, "Saya terima nikahnya Desy bin..........seterusnya."

Tiba-tiba tomi tak kuat menahan berat badanya sendiri, matanya gelap seketika dia terjatuh pingsan tak kuat menahan cobaan berat menyaksikan wanita pujaan hatinya menikah dgn lelaki lain.

Semenjak peristiwa itu tomi nampak murung dan akhirnya dia menggantung kamera berhenti menjadi fotografer dan beralih menjadi penulis novel untuk mencurahkan segala luka hati yang dialaminya.

.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun