Mohon tunggu...
Humaniora

Penyerangan Gereja Santa Lidwina, Wujud Intoleransi

14 Februari 2018   22:22 Diperbarui: 14 Februari 2018   22:35 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penyerangan Gereja St. Lidwina (sumber: http://www.bbc.com/indonesia/indonesia-43021264)

Hari Minggu, 11 Februari 2018, terjadi penyerangan di Gereja St. Lidwina, Bedog, Sleman, Yogyakarta pada pukul 07.03 WIB oleh pelaku bernama Suliono asal Banyuwangi.

Menurut Kapolri Jendral, Tito Karnavian, pelaku pernah berada pada aksi terorisme di Sulawesi Tengah, Poso, dan Magelang. Pelaku juga memiliki indikasi kuat bersangkutan dengan paham radikal yang prokekerasan. (Kompas.com, 2018)

Kronologi Kejadian

Menurut berbagai sumber, pelaku Suliono ini datang ke gereja dengan menghunuskan pedangnya dan mengenai salah satu umat. Kemudian ia melalui pintu selatan dan mulai masuk ke dalam gereja. Pelaku menghunuskan pedangnya sehingga mengenai beberapa umat. Diduga terdapat 10 umat yang terluka akibat senjata tajam tersebut.

Umat yang berada di dalam gereja berusaha untuk mengontrol pelaku, namun ia masih berusaha menyerang sehingga tidak dapat dikendalikan. Ketika mencapai altar, pelaku mengayunkan pedangnya sehingga melukai kepala Pastor Prier yang sedang memimpin misa.

Masih belum puas dengan apa yang telah dilakukan, pelaku mengayunkan senjata tajam itu ke patung Tuhan Yesus dan Bunda Maria sehingga terjadi kerusakan pada patung tersebut.

Untuk menghentikan aksinya, seorang petugas Polsek Gamping, Aiptu Munir, datang ke tempat perkara dan mencoba melakukan negosiasi dengan pelaku. Namun pelaku tetap berusaha untuk menyerang petugas sehingga petugas memberikan tembakan peringatan.

Tembakan peringatan tidak 'digubris' dan tetap menyerang petugas -- yang menyebabkan tangan Munir terluka. Akhirnya dengan terpaksa pelaku ditembak dan mengenai perutnya. (BBC.com, 2018)

Setelah kejadian penyerangan, Pastor Prier dan korban lainnya dibawa ke Rumah Sakit Panti Rapih untuk dirawat, sedangkan pelaku Suliono dibawa ke Rumah Sakit UGM.

Intoleransi di Indonesia

Seperti yang diketahui oleh masyarakat sendiri bahwa Indonesia memiliki beragam perbedaan agama. Sebagai umat beragama-pun, setiap manusia diajarkan untuk saling menghargai sesamanya meskipun berbeda keyakinan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun