Mohon tunggu...
Sandra Suryadana
Sandra Suryadana Mohon Tunggu... Dokter - 30 tahun lebih menjadi perempuan Indonesia

Memimpikan Indonesia yang aman bagi perempuan dan anak-anak. More of me: https://sandrasuryadana.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengenal "Inclusion Rider" yang Dibicarakan Aktris Terbaik 2018

9 Maret 2018   11:51 Diperbarui: 9 Maret 2018   12:11 470
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pagelaran 90th Academy Awards pada tanggal 4 Maret 2018 di Dolby Theatre, Hollywood berlangsung tertib dan megah. Tidak ada dominasi gerakan tertentu seperti #OscarsSoWhite maupun #Timesup, para undangan yang hadir memang berpakaian bebas, bukan berwarna hitam atau mengenakan asesoris khusus seperti pada Golden Globe Januari lalu tetapi semangat menuntut kesetaraan gender dan kaum minoritas terus disuarakan sepanjang acara.

Nominator lebih bervariasi dibanding tahun-tahun sebelumnya. Rachel Morrison, menjadi perempuan pertama yang masuk nominasi Sinematografi Terbaik untuk film Mudbound. Greta Gerwig menjadi perwakilan perempuan dalam nominasi Sutradara Terbaik untuk film Lady Bird. Jordan Peele mewakili warga kulit hitam dalam nominasi Sutradara Terbaik, Naskah Original Terbaik dan Film Terbaik untuk film Get Out, menjadi orang pertama dalam sejarah Academy Awards yang dinominasikan dalam 3 kategori untuk film debut.

Meskipun dari Rachel Morrison dan Greta Gerwig gagal membawa pulang Oscar dan Jordan Peele hanya membawa piala untuk Naskah Original Terbaik tetapi minimal para pekerja seni Hollywood sudah merasakan adanya perubahan positif dalam dunia perfilman. Langkah-langkah lebih lanjut perlu dilakukan dan perjuangan mencapai keadilan dalam dunia kerja manapun tidak boleh berhenti.

Jimmy Kimmel, komedian yang membawakan Academy Awards kemarin, berulang kali menyampaikan materi terkait perjuangan ini dalam suasana santai. Dia mengangkat contoh kasus ketimpangan honor yang terjadi antara Mark Wahlberg dengan Michelle Williams saat syuting ulang film All The Money In The World, di mana Mark dibayar 1,5 juta USD sementara Michelle dibayar 80 USD per hari. Mark Wahlberg kemudian menyumbangkan seluruh honornya itu kepada tim pengacara gerakan Time's Up.

US Census Bureau melaporkan data tahun lalu bahwa perempuan Latin menghasilan hanya 54 sen untuk setiap 1 USD yang dihasilkan oleh laki-laki, perempuan kulit hitam 63 sen, perempuan pribumi Amerika 57 sen, perempuan Asia-Amerika 87sen dan perempuan kulit putih 75 sen.

Selain soal ketidakadilan honor, Jimmy Kimmel juga menyampaikan bahwa hanya 11% film Hollywood yang disutradari oleh perempuan, menunjukkan bahwa dunia perfilman Hollywood masih sangat didominasi oleh laki-laki dan selama dominasi ini masih terus terjadi, perempuan akan sulit untuk mendapatkan keadilan. Penelitian atas 900 film Hollywood yang dilakukan Annenberg Inclusion Initiative di University of Southern California menunjukkan data sebagai berikut:

  • Hanya 31,4% tokoh berdialog adalah perempuan, padahal populasi perempuan di Amerika Serikat lebih dari 50%
  • Hanya 4,2% sutradara perempuan dan 1,4% komposer perempuan
  • Hanya 29% tokoh  berdialog adalah warga non kulit putih, padahal populasi mereka di Amerika Serikat hampir 40%.
  • Hanya 2,7% tokoh berdialog yang digambarkan memiliki disabilitas, padahal populasi warga difabel di Amerika Serikat hampir 20%.

Proporsi yang tidak berimbang ini menjadi perhatian khusus dari pemenang Aktris Terbaik tahun ini, Frances McDormand. Dalam pidato kemenangannya, Frances mengajak rekan-rekannya para nominator wanita, untuk berdiri dan merayakan prestasi mereka. Frances kemudian menutup pidatonya dengan "I have two words to leave with you tonight, ladies and gentlemen: inclusion rider."

Saya kira Frances akan lanjut menjelaskan apa yang dia maksud dengan inclusion rider. Ternyata dia malah membungkukkan badan kemudian turun panggung. Tapi trik Frances ini ternyata berhasil, inclusion rider langsung menjadi top search di Google malam itu dan trending di Twitter. Banyak masyarakat yang juga belum mengerti apa itu inclusion rider, Frances sendiri setelah diwawancara selesai acara mengakui bahwa dia baru mempelajari konsep ini 3 bulan terakhir.

Inclusion rider adalah suatu ketentuan yang bisa diminta oleh seorang aktor atau aktris dalam kontrak kerja mereka yang mewajibkan adanya keberagaman dalam level tertentu di antara pemain dan kru film. Ketentuan ini diharapkan mampu mendesak para pembuat film untuk menampilkan tokoh dan merekrut kru dengan persentase yang sesuai dengan demografi setempat, di lokasi syuting ataupun lokasi dalam cerita, tidak hanya soal gender dan etnis tetapi juga warga difabel, orientasi seksual dan ciri-ciri fisik.

Representasi ciri fisik para tokoh film yang sesuai dengan demografi diharapkan mampu mengurangi stress warga karena ketidakpuasan diri, misalnya: warga di daerah yang mayoritas warganya gemuk akan menjadi rendah diri bila selalu disodori tokoh-tokoh film yang langsing, warga kulit gelap akan jadi rendah diri bila selalu melihat tokoh kulit cerah, dll.

Inclusion rider pertama kali digagas oleh pendiri Annenberg Inclusion Inisiative, Stacy Smith dan Kalpana Kotagal, mereka adalah pengacara yang sehari-hari bekerja membela ketidakadilan dalam bidang apapun khususnya bagi para perempuan. Stacy Smith sudah berusaha mempopulerkan konsep ini dalam 3 tahun terakhir termasuk melalui TED Talk di California tahun 2016, tapi tampaknya baru sekarang orang menaruh perhatian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun