Mohon tunggu...
Sandra Suryadana
Sandra Suryadana Mohon Tunggu... Dokter - 30 tahun lebih menjadi perempuan Indonesia

Memimpikan Indonesia yang aman bagi perempuan dan anak-anak. More of me: https://sandrasuryadana.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Tahun Baru Bikin ''Senewen''

2 Januari 2018   17:50 Diperbarui: 2 Januari 2018   18:03 557
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: happygoodfridayquotes.com

Selamat tahun baru untuk para kompasianer! Apa yang Anda lakukan di malam pergantian tahun kemarin? Saya seperti biasa, melewati malam pergantian tahun di kamar, berusaha tidur. Setiap mendekati penghujung tahun selalu ada beberapa orang yang bertanya kepada saya "Tahun baru mudik gak?" Semakin lama pertanyaan semacam itu semakin berkurang, mungkin karena si penanya mulai malas mendengar jawaban saya yang hampir selalu sama "Gak mudik, kerja."

Kompasianer yang tetap bekerja di penghujung tahun, ayo ngacung! Pasti banyak. Saya sendiri sudah tidak ingat berapa banyak malam pergantian tahun (belum lagi natal, imlek dan ulang tahun) saya lewatkan dengan bekerja dan karena saya selalu bekerja di perantauan maka momen-momen tersebut hampir tidak pernah saya lewatkan di rumah lagi. 

Semenjak saya koas, hari-hari "besar" tersebut sudah tidak ada istimewanya lagi bagi saya karena pekerjaan tetap berjalan seperti biasa, jadwal jaga tidak mengenal tanggal merah. Malahan sudah jadi rahasia umum bagaimana "serunya" jaga di malam tahun baru, karena pasien biasanya ramai dengan kondisi yang beragam, mulai dari kecelakaan lalu lintas sampai kecelakaan akibat petasan.

Tahun ini saya menghabiskan malam tahun baru saya dengan menonton televisi, mendengarkan rangkaian kaleidoskop tahun 2017, tren-tren yang akan hits tahun depan dan ramalan-ramalan klise untuk tahun 2018. Saat saya membuka media sosial, kartu ucapan elektronik dan gambar Selamat Tahun Baru sudah beredar memenuhi linimasa saya. Teman-teman di dunia maya menampilkan video pertunjukan kembang api secara live atau foto-foto mereka berkumpul bersama orang-orang tersayang, ada yang sudah menikah, ada yang sudah menambah anak, ada yang sudah menempati rumah baru, dll. Belum lagi meme-meme sarkastik yang mengingatkan saya betapa hidup saya sudah tersia-sia 1 tahun lagi.

Contohnya ini.

Semakin saya lihat semakin saya depresi. Saya jadi mulai mengasihani diri sendiri, malam pergantian tahun saya sendirian, sudah umur 30 tahun, masih belum punya rumah, belum punya mobil, belum menambah gelar, masih kerja di tempat terpencil, tidak tahu apa yang mau dilakukan di tahun 2018, tidak ada target 3 atau 5 tahun ke depan, dan sejuta alasan lain, mulai dari yang nyata sampai dibuat-buat untuk membuat diri saya mengenaskan. Hayo berapa banyak kompasianer yang berpikiran sama dengan saya di akhir tahun? 

Maka akhirnya "Argh, cukup!" saya putuskan untuk mematikan handphone dan televisi. Berdiam diri di kamar dengan lampu padam, hanya diterangi cahaya lilin aromaterapi. Di tengah keheningan saya merenung, apa yang terjadi dalam hidup saya selama tahun 2017, kaleidoskop hidup saya, apa yang sudah saya raih, apa yang gagal saya raih, mana yang menyenangkan, mana yang menyedihkan, kenapa yang salah bisa terjadi, bagaimana yang indah bisa terjadi, juga tentang apa yang akan saya jalani di tahun 2018, bagaimana saya bisa jadi lebih baik, meningkatkan yang positif, mengurangi yang negatif. Dan perenungan itu segera berubah menjadi doa.

Tuhan, terima kasih, saya masih hidup sampai akhir tahun 2017 ini. Terima kasih orang-orang yang saya kasihi masih hidup.

Sampai malam ini, masih ada atap di atas kepala saya, kasur empuk di bawah badan saya, air masih mengalir di kamar mandi dan di gelas saya, makanan selalu ada di meja.

Malam ini, mata saya masih bisa melihat keindahan ciptaanMu, telinga saya masih bisa mendengar suara orang yang saya kasihi, mulut saya masih bicara, tangan dan kaki saya masih bisa bekerja.

Sepanjang tahun 2017, saya tidak pernah kelaparan malah saya semakin gemuk, saya selalu ada uang untuk memenuhi kebutuhan saya. Saya dikelilingi orang-orang untuk berbagi kebahagiaan dan saya punya teman-teman untuk mendengarkan kesedihan saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun