Mohon tunggu...
Widodo Judarwanto
Widodo Judarwanto Mohon Tunggu... Dokter - Penulis Kesehatan

Dr Widodo Judarwanto, pediatrician. VIRTUAL MEDICINE CALL TODAY: 021.29614252 - 021.5703646 ** www.drwido.com ** www.kesulitanmakan.com ** www.alergiku.com ** www.pickyeatersclinic.com ** www.klinikbayi.com ** www.dokteranakindonesia.com **

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ketika Ahok Terkena Karma Ucapannya, Orang Rasis Jangan Dimaafkan Pecat Saja

12 Oktober 2016   08:09 Diperbarui: 12 Oktober 2016   08:31 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Mulutmu harimaumu. Inilah pelajaran hidup di dunia yang sangat berharga bagi umat.  Allah SWT sedang menunjukkan kehebatan firmannya: “Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri”(QS. Al Isra [17} : 7).Bahasa awam untuk menerjemahkan kalam Illahi itu seseorang bisa terkena karma dengan ucapan dan sikapnya.  Semua ucapan dan sikap yang baik atau buruk dilakukan kepada orang lain suatu saat akan berbalik kepada kita.

Hal ini tampaknya juga sedang menimpa Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama ketika beberapa bulan yang lalu dia geram dengan aksi oknum mahasiswa Universitas Indonesia yang membuat video bernada SARA. Video berjudul ‘Gema Pembebasan UI Tolak Ahok’ tersebar di dunia maya dan menjadi viral atau menyebar di media sosial. Tetapi akhirnya Boby Febry Krisdiyanto, mahasiswa pascasarjana fakultas ilmu keperawatan pelakunya tersebut segera minta maaf baik secara tertulis surat bermaterai.

Namun Ahok tampaknya sulit memaafkannya, dia menilai Boby pantas mendapat sanksi tertinggi, yakni Drop Out (DO) atau dikeluarkan. “Saya gak berhak, itu urusan UI ya. Kalau saya, saya pecat dari mahasiswa. Karena gak guna, mahasiswa disekolahin. Karena UI ini dibayar oleh APBN. Jadi kalau kamu lulusan dari PTN, kamu harus sadar, kamu lulus dibayar oleh uang rakyat,” kata Ahok di Balaikota Jakarta, seperti yang dilansir Poskota (9/9/2016). Ahok mengatakan APBN disusun berdasar pada empat pilar, termasuk di dalamnya UUD 45 dan Pancasila. Karenanya tidak dibenarkan berperilaku rasis dan SARA karena bertentangan dengan UUD 45 dan Pancasila.

Ahok menilai permintaan maaf tersebut tidak serta merta menyelesaikan masalah. Menurutnya sikap rasis yang ditunjukkan dalam video tak selesai hanya dengan surat permintaan bermaterai. “Saya tidak berhak campuri urusan UI. Itu kembali ke putusan UI. Karena itu haknya UI. Tapi kalau saya sebagai warga negara, saya keberatan. Orang sudah rasis begitu, menjual nama UI, lalu hanya minta maaf, pakai materai, lalu selesai? Kata Ahok saat itu. Luarbiasa seperti kalam yang difirmankan Allah. Tampaknya tangan Allah saat ini sedang ikut bekerja. Sang Sutradara Kehidupan mahluk bumi itu hanya dengan membalikkan tangan, saat ini ucapan dan sikap Ahok ketika itu berbalik menimpa dirinya hanya dalam waktu. 

Pembelaan kepada Ahok dengan teori dan dalil canggih yang dilakukan  orang pintar agama dan pendukungnya terhadap dugaan penistaan kepada agama yang dilakukannya langsung lenyap seketika. Dugaan penistaan agama kebenarannya tidak bisa dibantah lagi kebenarannya ketika Ahok meminta maaf yang secara harafiah mengakui kesalahan yang diperbuatnya  Hal ini diperkuat MUI yang merupakam sekumpulan orang pintar agama dari berbagai aliran dan berbagai madzhab Islam di Indonesia dalam ketetapannya tertanggal 11 Oktober 2016 telah memvonis Ahok hina agama dan menghina ulama.

Tampaknya sang Illahi, Sang Sutradara Terhebat di kehidupan manusia sedang menunjukkan pada manusia bahwa sekecil apapun perbuatan manusia kepada orang lain akan berbalik pada dirinyan sendiri kelak. Mulutmu harumaumu. Siapa yang menabur angin, maka dia akan menuai badai. Bila kita kaji lebih lanjut, ini adalah suatu penjabaran dari hukum sebab akibat yang bisa diartikan apabila kita ingin mendapatkan akibat hasil yang baik, kita harus berbuat sebab yang baik.

Sebaliknya apabila perbuatan kita buruk atau telah melakukan sebab yang buruk akibat nya tentu akan buruk juga yaang semaunya itu akan menimpa dirinya sendiri di dunia. Kalau kita bijak  bisa mengambil hikmah dan menganalisa setiap kejadian yang manusia  dan menghubungkannya dengan perbuatan-perbuatan yang pernah dilakukan sebelumnya. Dalam Islam, hukum sebab akibat itu dapat digambarkan apabila kita mengalami suatu musibah, maka itu disebabkan karena perbuatan kita sendiri, hal ini seperti tertulis dalam firman Allah SWT sebagai berikut: “Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh tanganmu sendiri.” (QS Asy-Syuura [42] : 30).  

Dalam kasus video mahasiswaa UI yang diduga mengandung muatan SARA itu Ahok tampaknya sulit memaafkannya, dia menilai Boby pantas mendapat sanksi tertinggi, yakni Drop Out (DO) atau dikeluarkan. Saat itu Ahok dengan jumawanya  mengatakan “Saya gak berhak, itu urusan UI ya. Kalau saya, saya pecat dari mahasiswa. Karena gak guna, mahasiswa disekolahin. Karena UI ini dibayar oleh APBN. Jadi kalau kamu lulusan dari PTN, kamu harus sadar, kamu lulus dibayar oleh uang rakyat,” kata Ahok di Balaikota Jakarta, seperti yang dilansir Poskota (9/9/2016). Saat ini ucapan Ahok hanya dalam sebulan berbalik sendiri kepadanya. Saat ini umat muslim dipaksa dan diminta untuk memberi maaf atas ulah penistaan Ahok.

Tetapi saat itu dirinya sendiri tidak mau memberi maaf. Demikian juga saat penistaan di pulau seribu Ahok berseragam gubernur yang mengatasnamakan hamba rakyat atau petugas rakyat. Gubernur dibayar atas pajak rakyat yang dipotong oleh negera.  Jadi ucapan Ahok akan berbalik kepadanya. Saat itu perseteruan antara Boby yang dianggap menista Ahok. Saat ini Ahok menista rakyat dan umat muslim sehingga bunyi pembalikan ucapan rakyat atau umat muslim kepadanya mungkin  adalah "Umat muslim gak berhak, itu urusan urusan parpol. Kalau rakyat, rakyat akan pecat dari gubernur. Karena gak guna, gubernur dibayar oleh rakyat. Jadi kalau kamu gubernur yang dibiayai rakyat, kamu harus sadar, kamu berseragam gubernur dibayar oleh uang rakyat” 

Saat berseteru dengan Boby, Ahok mengatakan APBN disusun berdasar pada empat pilar, termasuk di dalamnya UUD 45 dan Pancasila. Karenanya tidak dibenarkan berperilaku rasis dan SARA karena bertentangan dengan UUD 45 dan Pancasila. Ahok menilai permintaan maaf tersebut tidak serta merta menyelesaikan masalah. Menurutnya sikap rasis yang ditunjukkan dalam video tak selesai hanya dengan surat permintaan bermaterai. “Saya tidak berhak campuri urusan UI. Itu kembali ke putusan UI. Karena itu haknya UI. Tapi kalau saya sebagai warga negara, saya keberatan. Orang sudah rasis begitu, menjual nama UI, lalu hanya minta maaf, pakai materai, lalu selesai?

Mulutmu harimaumu. Apa yang  tampaknya apa yang diucapkan Ahok ternyata dalam sebulan berbalik sendiri menimpanya. Jadi ucapannya tersebut akan berbalik menjadi . Jadi pembalikan ucapan Rakyat atau umat mualim yang dinista kepada Ahok mungkin seperti ini“Rakyat tidak berhak campuri urusan parpol dan pendukungnya yang menyuruhmu meminta maaf. Itu kembali ke putusan partaimu. Karena itu haknya parpol. Tapi kalau umat muslim sebagai warga negara, kita keberatan. Orang sudah rasis begitu, menjual nama negara, lalu hanya minta maaf, pakai televisi, lalu selesai? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun