Penggunaan antibiotik yang tidak tepat pada anak, terutama saat mengalami demam, masih menjadi tantangan besar dalam praktik medis dan edukasi masyarakat. Masyarakat sering kali keliru menganggap bahwa setiap demam harus diobati dengan antibiotik, padahal sebagian besar penyebab demam pada anak adalah infeksi virus yang tidak membutuhkan antibiotik. Artikel ini menguraikan fakta ilmiah terkait penyebab demam, penyalahgunaan antibiotik, dan dampak resistensi antimikroba, serta memberikan panduan berdasarkan bukti ilmiah tentang kapan antibiotik benar-benar diperlukan.
Demam adalah salah satu gejala yang paling umum terjadi pada anak-anak. Orang tua sering merasa khawatir ketika anak demam, dan tak jarang mendesak tenaga kesehatan untuk segera memberikan antibiotik. Padahal, pendekatan ini seringkali tidak sesuai dengan penyebab demam yang sesungguhnya.
Sebagian besar kasus demam pada anak disebabkan oleh infeksi virus seperti influenza, common cold, atau infeksi saluran pernapasan atas. Penggunaan antibiotik secara tidak rasional justru membawa risiko baru, termasuk terjadinya resistensi antibiotik, gangguan mikrobiota usus, dan efek samping yang tidak perlu. Penting bagi orang tua dan praktisi kesehatan untuk memahami bahwa tidak semua demam memerlukan antibiotik.
Overuse AntibiotikÂ
Sebuah studi dari World Health Organization (WHO) dan Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menunjukkan bahwa sekitar 50-70% resep antibiotik yang diberikan untuk anak-anak dengan gejala saluran pernapasan atas sebenarnya tidak diperlukan. Penelitian di Indonesia oleh Kementerian Kesehatan (2022) juga menemukan bahwa 6 dari 10 anak yang dibawa ke fasilitas kesehatan karena demam mendapat resep antibiotik tanpa indikasi yang jelas.
Akibatnya, angka resistensi bakteri meningkat tajam. Data WHO tahun 2023 menyebutkan bahwa Indonesia termasuk dalam 10 negara dengan tingkat resistensi antibiotik tertinggi di dunia, terutama pada bakteri penyebab pneumonia dan infeksi saluran kemih. Ini menjadi alarm serius bagi masa depan pengobatan infeksi.
Antibiotik Hanya untuk Infeksi Bakteri:Antibiotik bekerja dengan membunuh atau menghambat pertumbuhan bakteri, bukan virus. Oleh karena itu, penggunaan antibiotik untuk infeksi virus seperti flu, ISPA ringan, atau common cold adalah tidak efektif dan justru merugikan.
Penelitian dari American Academy of Pediatrics menegaskan bahwa pemberian antibiotik pada anak dengan infeksi virus tidak mempercepat penyembuhan, bahkan memperbesar risiko efek samping seperti diare, alergi, dan ketidakseimbangan flora usus. Edukasi kepada orang tua mengenai perbedaan antara infeksi virus dan bakteri menjadi sangat krusial.
Selain itu, pendekatan berbasis gejala dan pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan darah lengkap, CRP, atau kultur dapat membantu membedakan penyebab infeksi dan menentukan perlunya antibiotik. Kewaspadaan dan evaluasi yang cermat sangat penting agar terapi tetap tepat sasaran.
Bahaya Pemberian Antibiotika