Mohon tunggu...
Widodo Judarwanto
Widodo Judarwanto Mohon Tunggu... Penulis Kesehatan

Dr Widodo Judarwanto, pediatrician. Telemedicine 085-77777-2765. Focus Of Interest : Asma, Alergi, Anak Mudah Sakit, Kesulitan Makan, Gangguan Makan, Gangguan Berat Badan, Gangguan Belajar, Gangguan Bicara, Gangguan Konsentrasi, Gangguan Emosi, Hiperaktif, Autisme, ADHD dan gangguan perilaku lainnya yang berkaitan dengan alergi makanan.www.klinikdrwidodo.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kartini Perempuan Tangguh Kini

23 April 2025   23:12 Diperbarui: 24 April 2025   05:44 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi editing pribadi

Kartini Perempuan Tangguh Kini
Ia melangkah pelan di pagi yang bising, membawa senyum yang tak gentar di tengah riuh zaman.
Di tangannya, ada pena dan botol susu bayi, ada laptop dan belanjaan pasar.
Tapi hatinya tetap tenang, karena ia tahu, tak ada yang remeh di mata Tuhan jika diniatkan ibadah.
Ia bukan hanya ibu siaga keluarga, bukan sekadar wanita profesional ia adalah penjaga peradaban, dengan langkah yang tunduk di bumi, namun cita yang menjulang ke langit tinggi.

Kartini Perempuan Tangguh Kini
Dalam lembaran sejarah yang ditulis dengan darah dan doa, perempuan bukan hiasan, tapi fondasi.
Dari Khadijah yang menguatkan, sampai Aisyah yang meriwayatkan ruh mereka hidup dalam diri Kartini masa kini.
Ia tak menanti suaranya disorot kamera dunia, karena ia tahu, Allah telah mendengar sebelum ia bicara.
Emansipasi baginya bukan pemberontakan, tapi ketaatan yang penuh kesadaran. Bebas, bukan karena melawan, tapi karena memahami arah.

Kartini Perempuan Tangguh Kini
Ia hidup di zaman layar dan angka, tapi jiwanya masih berpijak pada nash dan hikmah.
Di Instagram, ia menginspirasi. Di sekolah, ia mendidik. Di rumah, ia menjadi surga kecil yang teduh.
Ia tak gamang berdiri di dua dunia: dunia yang menuntut profesionalisme dan dunia yang merindukan kelembutan.
Di dalam dirinya, hijab bukan penghalang, tapi mahkota. Suara bukan ancaman, tapi lentera.
Ia tak memilih antara taqwa dan karya, ia menjadikan keduanya jalan dakwah.

Kartini Perempuan Tangguh Kini,
Ia tahu bahwa rumah bukan kurungan, tapi kerajaan.
Ia menyusun rencana, menata strategi hidup, sambil mengulangi doa yang sama setiap malam: "Ya Allah, kuatkan aku menjadi penjaga umat-Mu."
Ia hadir dalam forum ilmiah, ia aktif dalam komunitas sosial, tapi ia juga selalu pulang ke sajadah dan pelukan anak-anaknya. Keseimbangan adalah seni, dan ia adalah pelukisnya dengan kuas kesabaran, dan cat keikhlasan.

Kartini Perempuan Tangguh Kini
Ia membaca surat-surat Kartini dengan mata basah, bukan karena kesedihan, tapi karena tekad.
Tekad bahwa kesunyian dahulu telah menjadi suara hari ini.
Bahwa pintu pendidikan yang dulu terkunci, kini terbuka lebar dengan janji dan tantangan.
Maka ia belajar bukan hanya untuk diri, tapi untuk umat.
Ia berdaya bukan untuk bersaing, tapi untuk berkontribusi. Setiap ilmunya adalah wakaf, setiap langkahnya adalah sedekah.

Kartini Perempuan Tangguh Kini
Ia bukan hanya potret hitam putih di dinding sekolah.
Ia adalah nafas yang menyatu dalam setiap Muslimah yang bangun subuh untuk belajar, bekerja, dan berjuang.
Dalam Islam, ia bukan sekadar pembantu laki-laki, tapi pelengkap misi kenabian.
Sunah mengajarkannya lembut tanpa lemah, tegas tanpa kasar.
Maka ia berdiri tegak bukan di atas kesombongan, tapi di atas keyakinan: bahwa Rabb-nya tidak pernah menyia-nyiakan amal perempuan.

Kartini Perempuan Tangguh Kini,
Ia, teruslah menulis kisahmu dengan iman.
Biarlah dunia mengejar definisi perempuan sempurna, tapi engkau telah memiliki definisi agung dari Tuhan.
Engkau adalah cahaya dari Timur yang bersinar ke seluruh penjuru.
Dalam diam dan riuhmu, dalam tangis dan tawamu

Islam tak pernah mengurangimu, justru menyempurnakanmu.
Teruslah tangguh, dalam bingkai syariat dan pancaran cinta.
Karena perempuan beriman, adalah benteng terakhir dari peradaban yang bertuhan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun